CIE YANG CARIIN.
CIE YANG PENASARAN.
CIE YANG PATAH HATI 😂😂😂
***
Alexis hanya menoleh sekilas saat pintu kamarnya terbuka. Ia tahu cepat atau lambat, ia harus menghadapi wanita itu.
Apalagi setelah sebulan lalu ia menghindari wanita ini mati-matian setelah mendengar kabar pernikahan mereka.
"Grandpa." Panggilan itu... Alexis bergidik setiap kali mendengar panggilan itu keluar dari bibir wanita itu. Awal mulanya panggilan itu hanya ejekan atas kecerewetannya, tapi panggilan itu berubah menjadi panggilan sayang bagi Alexis. "Bibi bilang kau tidak makan teratur belakangan ini. Kau ada masalah?" Tanyanya berjalan mendekat.
Ya, masalah yang belum ku tahu. Alexis membatin tanpa mengalihkan tatapannya dari layar laptop.
"Minggu depan aku akan ke Korea, Lex. Sean ada tidak bisa berlama-lama disini karena ayahnya masih sakit. Pernikahan kami juga akan diselenggarakan disana."
Pergerakan tangan Alexis berhenti. Ia kemudian menoleh kearah wanita yang tak lain adalah cinta pertama juga teman masa kecilnya, Kelly Agnesia McKenzie.
Matanya turun kearah perutnya yang sudah tidak serata dulu lagi. Tiba-tiba keringat dingin muncul di pori-pori tubuhnya membayangkan wanita yang tidak ia tahu nama dan keberadaannya itu juga akan bernasib sama akibat percintaan tidak disengaja mereka malam itu.
"Lex." Kelly mengguncang bahu Alexis, menyadarkan laki-laki itu dari lamunannya.
"Ya?" Alexis tersadar dan mengerjap, lalu menatap mata cokelat Kelly. "O-oh, selamat kalau begitu... sekali lagi." Ujarnya gugup. Ia dan Kelly sudah kenal dari bayi. Ia tahu kalau Kelly berbohong, Kelly juga tahu kalau Alexis sedang berbohong. Jadi opsi berbicara pada Kelly, bukanlah opsi yang baik sekarang.
"Kau kenapa?" Tanyanya simpatik.
Alexis menggeleng dan memaksa senyumnya sambil tangannya meraih puncak kepala Kelly untuk ia belai. Mungkin untuk yang terakhir kalinya.
"Bagaimana rasanya? Mengandung?" Pertanyaan Alexis terbata. Jantungnya berdegup kencang setiap kali membayangkan wanita malam itu kini berada pada posisi Kelly.
"Awesome!" Kelly tersenyum lembut seraya membelai perutnya yang sudah sedikit membuncit. "Aku tidak menyangka akan ada kehidupan di dalam sini." Jawabnya lalu menatap Alexis dengan senyum lebar. "Meskipun badanku lelah dan jadi pegal-pegal juga mudah mual, tapi tidak masalah. Sean juga selalu mendampingiku mejalaninya."
Alexis tersenyum dan mengangguk. Sisi lain, ia khawatir dan mulai berpikir untuk mencari dan memastikan keadaan wanita itu secepatnya.
Kelly kemudian meraih tangan Alexis dan menggenggamnya erat, "kau tenang saja. Sean adalah laki-laki terbaik yang akan membuatku bahagia. Dia tidak akan menyakitiku. Kau carilah kebahagiaanmu mulai sekarang. Jangan mengkhawatirkan aku lagi."
Alexis terdiam sejenak, lalu tersenyum miring membalas ucapan Kelly barusan. Mungkin Kelly tidak akan tahu kalau dirinya tidak lagi mencemaskan Kelly, melainkan wanita lain.
***
Hoeeekk... Hoeeeekkkk...
Langkah Alexis terhenti saat kakinya melewati kamar mandi di lantai ruangannya saat ia hendak menuju ke lift.
Satu menit setelah suara itu berhenti, seorang pegawai wanita yang berusia 27 tahun keluar dan terkejut melihat sosok Alexis di depannya.
"S-selamat Siang, Pak." Sapanya tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love by Accident
RomancePengalaman ditinggal orang yang dicintai, membuat kedua anak manusia terperangkap dalam sebuah kesalahan yang menyebabkan mereka terpaksa terikat. Ini bukan cerita mengenai Aku, Kamu, atau Dia lagi. melainkan Kita.