LBA 35

484K 29.6K 378
                                    

SELAMAT HARI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA KE 72!!

Semoga kedepannya Indonesia bisa semakin maju dan dipenuhi oleh penerus bangsa yang membanggakan dan juga hebat-hebat ya.

🙏🙏

***

Natalie meniup helaian rambut yang mengganggu pengelihatannya, kemudian ia menarik nafas dalam-dalam, sedikit menahannya kemudian ia kembali mencoba merentangkan tangannya ke belakang tubuh, melakukan percobaan terakhir untuk menarik reseleting gaunnya namun kembali gagal.

"Ah aku kesal!!" Gerutu Natalie gemas. Sudah 10 menit ia mencoba memakai gaun pesta yang disediakan Alexis untuk acara hari ini, namun selama 10 menit itu juga ia gagal.

Itu dikarenakan tangannya yang tidak bisa menggapai bagian belakang tubuhnya hingga reseleting itu tidak bisa menutup sempurna.

"Lebih baik aku memakai kaus saja!" Mulai kesal, Natalie berjalan menuju ke lemari pakaiannya. Ia tidak main-main dengan ucapannya karena ia sudah menarik keluar kaus santai yang biasa ia kenakan dari barisan.

Tok tok tok.

Pintu kamar Natalie terbuka. Alexis menoleh kedalam melihat Natalie yang sedang mengibaskan kaus rumahan milik laki-laki itu.

Natalie membeku di tempatnya seperti maling yang baru tertangkap basah ketika mata Alexis menatap kaus di tangannya, juga matanya bergantian.

"Kau mau apakan kaus itu?" Alexis berjalan masuk menghampiri Natalie.

"Pa-kai." Natalie meringis. Ia menghempaskan kaus Alexis ke kasur dan melipat kedua tangannya di depan dada lalu berdecak, "sebelum kau memberiku gaun, seharusnya kau berpikir kalau aku saat ini sendirian. Aku tidak bisa mengenakan gaun ini sendiri! Memang kau kira tanganku sepanjang apa sampai bisa menarik seletingku sendiri? Ditambah lagi perutku sebesar ini, akan semakin sulit-"

Alexis berjalan memutar ke belakang Natalie sambil terus mendengarkan ocehan wanitanya dengan senyuman kecil. Dengan perlahan, Alexis menaikkan seleting gaun Natalie tanpa kesulitan berarti. Ocehan Natalie juga spontan terhenti.

"You can always ask me, Nat." Alexis berbisik sambil menyentuh bahu terbuka Natalie lalu mengecupnya.

Natalie kembali membeku. Seluruh tubuhnya meremang. Wajahnya merona.

Alexis memang tidak lagi menahan dirinya untuk memperlakukan Natalie dengan lembut. Ia juga tidak lagi membatasi diri untuk menjaga jarak aman dengan Natalie maupun mengecup kecil wanita itu.

Selain karena mendengar saran Kenneth kalau wanita akan luluh jika di perlakukan dengan manis, tapi ini juga murni keinginannya yang ingin menunjukan perasaannya melalui perbuatan.

"Kau cantik," puji Alexis.

"Ya, gaunnya cantik." Natalie menangkis pujian Alexis dengan cepat.

"Seksi," Alexis terkekeh.

Wajah Natalie merona, "Matamu bermasalah kalau begitu. Tidak lihat perutku yang besar ini?!" Natalie berbalik sambil memajukan bibirnya sebagai bentuk ketidak setujuannya atas pujian Alexis yang dinilai tidak mendasar barusan.

Alexis terkekeh kemudian mengecup kilat bibir Natalie. Natalie tercengang.

Alexis bergerak kebawah lalu meletakkan sisi kepalanya di perut Natalie. Natalie sempat terkejut dan bermaksud mundur, namun Alexis dengan cepat melingkarkan tangannya di pinggul Natalie hingga Natalie tidak bisa bergerak.

"Shushh... Dia sedang berbicara denganku." Alexis bergumam kecil sambil terus menempelkan telinganya ke perut Natalie.

"Yang benar saja." Natalie memutar bola matanya. Malas dibodohi oleh Alexis.

Love by AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang