LBA 6

536K 40.6K 4.7K
                                    

YEY DOUBLE!!!!

Jangan lupa Vote dan Comment di chapter sebelumnya juga yaaa...

Aku semangat sama cerita ini soalnya aku jatuh cinta sama Natalie dan kebegoannya 😂

Selamat membaca...

***

Alexis mengerang menatap ponselnya yang tidak kunjung berdering atau memunculkan notifikasi dari orang yang dinantinya. Beberapa hari berlalu sejak terakhir kali Alexis bertemu dengan wanita itu.

Alexis bisa saja menemui lagi wanita itu karena ia memang sudah tahu tempat kerja dan juga tempat tinggal wanita itu. Tapi Alexis memutuskan untuk menunggu saja telepon darinya.

Dalam hatinya mengatakan kalau Wanita itu tidak menelepon, berarti itu pertanda baik. Kejadian malam itu berarti tidak mengakibatkan masalah baru baginya.

Kalau memang wanita itu tidak hamil, itu artinya bagus, kan? Alexis meyakinkan dirinya sendiri sambil menelungkupkan wajahnya di atas meja.

Suara riang ponselnya kemudian terdengar berdering kencang membuat Alexis refleks bangkit dan meraih ponselnya. Namun rasa terkejutnya dirasa percuma karena yang menelepon bukanlah orang yang ia tunggui.

"Ya?" Sapanya tidak bersemangat.

"Alexis, bisa kau menjemputku? Ethan demam dan Suamiku tidak bisa kuhubungi. Tolong, Lex." Itu adalah suara Kakak kandung Alexis, Alleira. Alexis melihat jamnya dan berpikir sejenak akan jadwalnya hari ini.

"Baiklah, aku kesana dalam 20 menit. Bersiap-siap." Putusnya langsung meraih kunci mobil, jas, serta tas kerjanya dan melangkah keluar.

Untuk sejenak, pemikirannya mengenai wanita itu terhenti. Ia tidak mau terlihat frustasi di depan kakaknya dan menimbulkan pertanyaan yang tidak bisa ia jawab nantinya.

Alexis sampai di mansion mewah kakaknya, namun ia tidak turun karena kakaknya sudah siap sedia lalu masuk ke dalam mobilnya bersama dua keponakannya yang lucu.

"Hai, Em." Sapa Alexis menyapa anak pertama kakaknya.

"Hai, Uncle." Deretan giginya yang kecil juga kilauan mata hitam yang diturunkan dari ibunya membuat gadis bernama Emily itu bertambah manis.

Melalui kaca tengah, Alexis melihat ke belakang dimana Kakaknya sedang menggendong Ethan, keponakannya yang kedua, yang sedang menangis dengan panik.

Tanpa membuang waktu lebih banyak lagi, Alexis segera membawa mobil menuju ke rumah sakit untuk memeriksakan keadaan Ethan.

Ditengah jalan, ponsel Kakaknya berbunyi dan ternyata adalah suaminya yang baru selesai rapat.

"Lex, Terima kasih," Gumam Kakaknya begitu mobil sudah sampai di tujuan. "Kenneth akan segera kemari, jadi kau bisa langsung kembali. Maaf merepotkanmu."

"Kau yakin tidak mau kutemani?" Tanyanya memastikan.

Kakaknya menggeleng dengan senyum kecil, "Kau pasti sibuk. Terima kasih sudah mengantar kami," gumamnya.

Alexis mengangguk dan membalas senyuman kakaknya. "Masuklah. Aku akan pergi setelah kalian masuk."

"Say thankyou to your uncle, Em." Kakaknya mentoel pipi gembul Emily yang membuat Alexis gemas dan tidak tahan untuk tidak mencubitnya sekali.

"Aw... uncle!" Protesnya.

Alexis terkekeh dan melambai, "masuklah. Aku akan pergi setelahnya."

Kakaknya mengangguk dan melambai, "hati-hati di jalan, Lex."

Alexis mengangguk memperhatikan punggung kakaknya semakin menjauh kedalam.

Love by AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang