LBA 25

473K 31.9K 1.1K
                                    

Yeyyyy double!!!

Jangan lupa Vote dan Comment di Chapter sebelumnya yaaa! 😚😚😚

***

Natalie tidak bisa menyembunyikan keantusiasannya saat layar di depannya memperlihatkan gambaran anaknya yang sedang berada di perutnya.

"There... there..." dokter di sebelahnya bergumam kecil sambil menunjuk layar dengan laser kecil agar Natalie tahu dimana yang ia maksudkan. "Kau melihatnya?"

"Ya ya..." seru Natalie melihat layar yang ditunjuk dokter kandungannya. "Terlihat seperti kacang polong."

Dokter itu tertawa mendengar Natalie mengumpamakan Belalai kecil anaknya sebagai kacang polong. Dokter itu berdeham dan mengangguk, "what a healthy baby boy you have there, mam."

Natalie berseru kecil. Ia semakin bersemangat saat dokter menyerahkan kopian gambar ultrasound kepada Natalie sebelum ia kembali ke mejanya.

"Kau bisa memberikan foto itu pada ayahnya nanti," dokter itu mencatat sesuatu di bukunya dan menutupnya lagi. "Jadi, kemana suami mafiamu, nyonya?"

Natalie mengadah dari gambar itu masih sambil tertawa kecil, ia kemudian menggeleng, "tuan mafia itu bukan suamiku. Kami belum menikah." Ia kemudian terkekeh.

Dokter itu terkejut dan mengernyit, "kukira kalian sudah menikah? Kalian selalu bersama memeriksakan kandunganmu selama ini."

Natalie terkekeh dan menggeleng. Ia menatap terakhir kali gambar di tangannya sebelum memasukkannya ke dalam tas.

Ia memang sengaja mampir untuk memeriksakan kandungannya tanpa memberitahu Alexis hari itu. Ia tiba-tiba saja ingin mengetahui jenis kelamin anaknya agar ia tahu warna apa yang harus ia belikan untuk keperluan anaknya nanti.

"Laki-laki itu... benar-benar mafia?" Tanya dokter itu ingin tahu. "Dia tidak terlihat seperti seorang mafia untukku."

Natalie kembali tergelak dan menggeleng, "memang bukan," jawabnya. "Kalau dia benar-benar mafia, maka dia adalah mafia yang berhati hello kitty."

Dokter itu tergelak dan geleng-geleng mendengar penuturan Natalie mengenai Alexis.

"Tapi tuan mafia itu terlihat sangat perhatian pada anda juga anak kalian. Banyak pasien yang hamil tanpa pernikahan, tapi tidak ada yang seperti kalian. Kenapa kalian tidak menikah saja?" Tanya dokter yang berusia sekitar 50 tahun itu sambil menopang dagu.

Ketika Natalie kesana, rumah sakit itu memang sedang sepi, mungkin itu sebabnya dokter ini bisa dengan santai mengajak Natalie berbincang.

Natalie menggidikkan bahu, "dia tidak pernah bertanya lagi. Aku juga sudah lupa. Lagipula, tanpa pernikahan juga kami sudah tinggal bersama. Aku rasa sama saja." Natalie berpikir sejenak dan mengangguk menyetujui jawabannya sendiri.

Dokter itu berdeham dan mengangguk, "baiklah. Meski kandungan anda baik-baik saja dan sehat, tapi saya hanya ingin mengingatkan untuk berhati-hati. Terutama ketika berhubungan badan dengan pasang-"

"Berhubungan badan?" Potong Natalie membulatkan matanya, kemudian ia terbahak sambil memukul meja dokter itu. "Berhubungan badan dok?" Ulangnya lalu kembali tertawa.

"Apa ada yang salah?" Tanya dokter itu kebingungan.

Natali melambai dan menggeleng, "tidak." Ia mencoba mengontrol tawanya, namun tidak bisa. Ia masih terkekeh.

"Lalu, kenapa anda tertawa?" Dokter itu mengernyit.

"Begini, dokter." Natalie berdeham sambil tersenyum kecil. "Yang ini saja tuan mafia sudah mengatakan kalau ia tidur denganku sebagai sebuah kesalahan. Kami tentu tidak akan mengulang kesalahan yang sama lagi, kan? Bahkan aku berani jamin, meski aku telanjang bulat di depan tuan mafia, tuan mafia juga tidak akan menyerangku."

Love by AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang