Satu

9.8K 187 6
                                    

Mencari cinta sejati
Susah seperti jarum di jerami
Sebentar datang dan lalu pergi
Ku harus apakan hatiku ini
(PHP-7icons)

"Lo kenapa sih?" Wulan yang sudah siap-siap pulang jadi bingung saat tiba-tiba sahabatnya, Alinka menangis. Diurungkannya keinginan untuk cepat pulang demi menemani sang teman yang sepertinya butuh pertolongan.

"Kenapa?" tanya Wulan sekali lagi pada Alinka yang masih saja menangis setelah lima menit di tunggunya.

"Kak Ridho Lan, masa dia jadian sama Ayuna," kata Alinka sambil sesenggukan.

"Terus masalahnya?" tanya Wulan bingung. Memang apa masalahnya kalau Kak Ridho mantan Ketua OSIS itu pacaran dengan Ayuna ketua tim padus? Toh mereka sama-sama jomblo dan nggak punya hubungan saudara yang mengharamkan untuk pacaran.

"Masalahnya, Kak Ridho itu lagi pdkt sama gue," ucap Alinka sambil mengusap ingusnya. "Dia harusnya kalau mau pacaran ya sama gue  yang udah di pdkt-in bukan sama Ayuna," imbuhnya lagi dengan kesal.

"Sejak kapan? kok gue nggak tahu kalau lo lagi pdkt sama Kak Ridho?" tanya Wulan bingung. Setaunya Kak Ridho dan Alinka terlihat biasa-biasa saja, tidak terlihat seperti sedang pdkt. Apa Wulan saja yang nggak peka?

"Akhir-akhir ini sih," jawab Alinka pelan.

"Alah paling-paling penyakit baperan lo aja yang kumat," kata Wulan menghela napas panjang. Temannya yang satu ini memang punya penyakit kronis kebaperan. Apa-apa baper. Untungnya cuma kalau masalah cowok aja. Bisa bayangin kalau semua masalah ia baper, bisa runyam masa SMA nya ini.

"Enggak ya, kali ini beneran Lan, bukan gue yang kebaperan kok," jawab Alinka meyakinkan. Ia yakin kok kalau kedekatannya akhir-akhir ini dengan Kak Ridho itu memang kedekatan khas orang pdkt bukan cuma ia saja yang baper.

"Oke, coba sebutin apa aja yang membuktikan kalau Kak Ridho itu lagi pdkt-in lo?"

"Pertama, Kak Ridho sekarang sering nyapa gue kalau kita papasan di jalan. Sedangkan kalau sama elo nggak kan?" jawab Alinka sungguh-sungguh.

"Itu mah karena dia nggak kenal gue. Sedangkan wajarlah dia nyapa lo dan kenal lo secara lo sama dia sama-sama anggota OSIS," jawab Wulan mematahkan alasan Alinka.

"Nggak itu aja, pas malam keakraban kemarin dia ngingetin gue pakai jaket padahal yang lain nggak diingetin. 'Alinka jangan lupa bawa jaket ya di sana dingin,' gitu,"

"Lah, elo kan pelupa kalau nggak diingetin apalagi lo itu punya asma, otomatis anak-anak yang punya masalah kesehatan pasti lebih diperhatikan," jawab Wulan.

"Nggak itu aja, dia pernah ngasih kursinya pas di bus, dia ngasih pinjem payung, dia pernah bilang makan yang banyak ya, biar kuat pas outbond nanti, pokoknya dia ngasih perhatian lebih sama gue. Eh iya, dia pernah anterin gue pulang pas gue kesorean di sekolah," jawab Alinka masih menggebu-gebu.

"Poin terakhir lo nggak masuk akal. Pertama lo kesorean dan sekolah udah sepi apalagi lo cewek otomatis cowok sebaik Kak Ridho pasti nawarin pulang barenglah. Dan kedua, plis deh kalian itu satu komplek perumahan, jadi sekalian aja bareng," lagi-lagi Wulan mematahkan alasan nggak masuk akal Alinka.

"Ah, lo nyebelin deh Lan," ucap Alinka merajuk.

"Lagian, jadi cewek kok baperan banget,"

"Baper itu menandakan kalau hati gue berfungsi dengan baik,"

"Alah, hati lo aja yang murah dikit-dikit baper," untung Wulan dan Alinka sudah berteman sejak kecil. Jadi walau omongan Wulan kadang nggak disaring Alinka jarang sakit hati.

PacaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang