Dua Belas

1.8K 76 1
                                    

Terlalu sulit melangkah
Tuk temukan yang selalu dinantikan
Hingga kita pun berjumpa
Tiada lagi alasan untuk menunda
(Penantian Berharga - Rizky Febian)

Kalau ditanya gimana perasaan Alinka sekarang ke Reza, jawabannya adalah nggak tahu. Kalau berdebar-debar pas ketemu ataupun lihat Reza itu masih, tapi nggak seheboh dulu. Rasanya cuma dug-dug biasa aja, nggak kenceng kayak habis lari. Masih bahagia juga sih, tapi nggak nyampek seneng yang bikin senyum-senyum jijay kayak dulu. Geli rasanya kalau ingat pas masa itu. Gimana Alinka senyum seribu watt tiap bisa papasan atau ngobrol dikit sama Reza.

Alinka nggak tahu gimana perasaanya sekarang, ya mungkin karena Reza sudah digeser dengan prioritas lain. Seperti Alinka yang pengen ikut naik gunung Mas Rega sama temen-temennya, tapi nggak dikasih izin karena fisik Alinka yang lemah. Iya, Mas Rega nggak ngebolehin ikutan ndaki gara-gara Alinka pasti nggak kuat. Padahal Ares aja boleh. Jadi akhir-akhir ini Alinka sibuk latihan fisik, kayak lari pagi setiap hari keliling komplek atau ngegym gitu. Gimana pun Alinka mulai sedikit demi sedikit berusaha untuk menyingkirkan Reza dari hatinya.

Tapi sialnya, hati Alinka itu emang bandel banget. Gara-gara chat kemarin dari Reza, sekarang hatinya jedag-jedug lagi. Argh, pusing. Ini gimana sih buat mengokohkan hati Alinka. Apa perlu disemen pakai semen tiga roda biar kokoh nggak gampang luluh gitu aja.

Alinka N. : maaf ya Za baru bales. Sebenernya aku nggak terlalu paham sama sepak bola. Jadi kayaknya enggak aja deh, makasih ya buat tawarannya. 😊

Ah, benerkan Alinka mending nolak aja. Ini kalau nggak ditolak bisa bahaya. Apa kabar hatinya nanti. Gimana kalau Alinka udah melayang, tiba-tiba Alinka sadar Reza itu emang suka ngajakin siapa aja buat nonton. Reza kan emang orang baik. Ya kan?

*****

Reza sekarang udah bener-bener parah. Gimana bisa chat penolakan dari Alinka bisa bikin dia nggak konsen gini. Kalau Alinka nggak suka bola, berarti pas nobar yang zaman dahulu kala itu murni karena nemenin cowok itu kan. Cewek itu paling ogah buat nonton bola, jadi kalau Alinka yang nggak suka rela ikutan nonton berarti ada rasa di antara mereka.

Dan yang bikin tambah pusing adalah, lah emang kenapa kalau mereka emang ada rasa. Apa masalahnya buat Reza. Kalau ini emang bener kayak istilah anak-anak cewek, bisa dibilang Reza jatuh hati alias naksir Alinka.

Ah, Reza benci perasaan kayak gini. Kalau boleh Reza jangan dulu dibuat naksir-naksiran deh Tuhan. Ini rasanya nggak enak banget. Bayangin Alinka jalan sama cowok itu dan dia nggak bisa. Alinka mungkin aja biasa tiap saat chatting sama cowok itu dan Reza nggak bisa. Bahkan Reza juga nggak bisa ngobrol asik satu meja pas di kantin. Padahal Nino aja bisa. Gila, rasanya ada yang nusuk-nusuk gitu.

"Ya Allah Za, itu muka kenapa nggak disetrika sih, kusut amat," ucap Arka yang kini duduk di depan Reza.

"Apaan sih," dan satu lagi efek samping dari 'naksir Alinka' Reza jadi sensi. Ini semua cowok emang kayak Reza apa cuma Reza aja yang kelakuan kayak cewek gini.

"Buset, galak amat," ucap Arka sambil menyomoti kerupuk dari gado-gado yang dari tadi tidak dimakan Reza. Itu orang pesen tapi cuma diaduk-aduk aja.

"Heh, kerupuk gue," ucap Reza sambil memukul tangan Arka yang lagi-lagi menyomoti kerupuknya. Reza lagi kesel lihat Alinka yang lagi ngobrol asik sama Johan si ketua OSIS. Jelaslah Reza kesel. Seumur-umur dia pernah ngobrol sama Alinka dia nggak pernah bisa lihat Alinka ketawa-ketawa, palingan cuma senyum-senyum gemesin doang.

"Pelit banget," ucap Arka sambil menyeruput es jeruknya.

"Ka, lo pernah naksir cewe nggak?" tanya Reza polos.

Arka yang sedang meminum es jeruknya langsung tersedak. Reza tanya soal naksir-naksiran? Cowok tukang bikin baper dan punya cap Tukang PHP ini? Nggak salah?

"Pertanyaan lo nggak ada yang berbobot?" tanya Arka.

"Serius Ka," ucap Reza serius.

"Pernahlah. Kalau nggak pernah, buat apa gue pacaran sama Lisa. Itu karena gue suka sama dia," jawab Arka. Diperhatikannya Reza yang tampak berpikir keras. "Lo lagi naksir cewek?"

"Nggak tahu. Gue belum pernah soalnya," jawab Reza pelan. Sial, kenapa dia kayak cewek banget sih.

"Kampret lo Za, muka lo kayak cewek," kata Arka tertawa lihat muka Reza yang memerah karena pengakuannya. Buset ini cowok most wanted nya sekolah loh.

"Sialan Lo, malah diketawain," ucap Reza jengkel. Dia tanya seperti itu pada Arka karena di tim futsal yang punya pacar awet itu dia. Teman-temannya yang lain sih, kalau punya pacar paling cuma dua-tiga bulan. Emang pada playboy.

"Ya muka Lo sih, cem cewek gitu. Merah merona. Hahaha," sumpah dia susah buat nggak ketawa ini. "Lo bete lihat dia sama cowok lain? Lo sering mikirin dia? Lo seneng banget kalau hari lo bisa bersinggungan sama dia? Kalau iya, bisa dikatan lo memang naksir dia," jelas Arka pada Reza yang mendengarkannya dengan raut serius.

Bisa dikatakan Reza mengalami itu semua. Suka aja gitu kalau ngobrol sama Alinka. Dia tuh bukan cewek yang kalau diajak ngobrol trus kecetilan gitu. Alinka sih malah suka gugup sampai pipinya memerah.

"Em, kayaknya iya semua," ucap Reza.

"Siapa?" tanya Arka.

"Siapa, siapa?" tanya Reza gugup. Mampus kalau anak-anak sampai tahu, bisa jadi bahan ejekan dia.

"Cewek itu?"

"Emm," mereka nggak boleh tahu. Jangan dulu.

"Alinka kan?" ucap Arka nyengir.

"Hah?"

"Alinka kan, cewek yang lo taksir" pernyataan bukan pertanyaan. Fix, mampus lo Za.

"Eng-enggak," ucap Reza mengelak.

"Gue nggak bakal bilang sama yang lain kok. Mereka entar juga tahu sendiri. Muka Lo itu jujur banget lagi. Tuh jidat ada tulisannya 'Reza naksir Alinka'," ucap Arka.

"Apa banget," ucap Reza kesal. Sial, telinganya panas.

"Gerak-gerik Lo itu kelihatan kalau Lo naksir dia. Ngelihatin aja terus sampai dia disegel sama cowok lain," ucap Arka sambil melihat ke arah Alinka yang masih asik ngobrol dengan Johan. "Kalau lo nggak gerak ya bye-bye. Reza cuma bakal jadi temen satu angkatan Alinka si most wanted sekolah," akhir Arka lalu ia pergi meninggalkan Reza yang masih melihat cewek yang bikin dia kayak cewek.

Apa dia rela cuma jadi teman satu angkatannya Alinka. Tapi, kalau Alinka sudah punya pacar yaitu si cowok waktu itu gimana?

*****

Reza Ardiansyah : Hei, Lin. Lagi apa?

Sumpah, Reza chat macam ini ke Alinka.

Alinka N. : Hei Za, lagi nggak ngapa-ngapain.

Reza Ardiansyah : Berarti boleh ngajak ngobrol?

Hah, rasanya Alinka mau loncat dari balkon. Ini Reza kenapa sih tiba-tiba kayak cowok ngajakin pdkt. Plis, ini Alinka nggak lagi kebaperan kan. Ini Alinka nggak mimpi kan.

Alinka N. : boleh.

Yuhu, I'm back. Maaf lama nggak update. Semoga ide selalu lancar ya, biar bisa update tiap hari lagi. Semoga ada yang suka 😊

PacaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang