Delapan Belas - End

2.5K 78 2
                                    

Betapa bahagianya hatiku saat
Ku duduk berdua denganmu
Berjalan bersamamu
Menarilah denganku
(Akad - Payung Teduh)


Satu tahun lalu....

"Lo yang namanya Reza kan?" sapa seorang cowok pada Reza di depan sekolahnya.

"Iya," jawab Reza sambil memerhatikan cowok berkacamata hitam di depannya. "Ada apa?" tanyanya. Seperti cowok yang saat ini berdiri di depannya ini pernah ia temui.

"Gue Ares, kita pernah ketemu dulu," jawabnya sambil tersenyum.

Ares hari ini bertugas menjemput sepupu kesayangannya itu. Tapi si Alinka malah belum kelihatan sejak sepuluh menit lalu, dan malah Reza cowok yang notabene di taksir Alinka ini terlihat. Cowok yang diyakini Ares sebagai dalang utama kemurungan sepupunya itu.

Ares memang sudah bisa dibilang menetap di rumah Alinka. Sejak kelulusannya sekitar dua minggu lalu ia pindah ke rumah Alinka daripada harus tinggal di rumah besarnya yang sepi. Tapi sayang, Alinka malah tak pernah mengacuhkannya. Ia selalu mengurung diri di kamar sehabis pulang sekolah. Yang baru ia tahu alasannya kemaren saat tak sengaja mendengar curhatan Alinka tentang Reza pada Wulan.

"Boleh ngomong sebentar nggak?" tanya Ares.

Gaya Ares saat ini menarik perhatian banyak orang termasuk para cewek. Ya gimana enggak kalau Ares sekece ini. Dia memakai kaos hitam yang ditutp jaket kulit sintetis berwarna krem dan celana selutut. Sayang, otak Ares memang seminim itu. Walau sudah kece tetap saja ada kurangnya, cowok itu hanya mengenakan sendal jepit biasa. Jomplang banget pokoknya.

"Boleh," jawab Reza. Tapi karena Ares bilang ini adalah hal penting jadi mereka memutuskan berbicara di kedai es krim. Kedai yang sama dengan sebulan lalu saat Alinka menolaknya. Dan kemungkinan terbesar ia ditolak adalah karena cowok di depannya ini.

"Sebelumnya gue mau tanya sama Lo," ucap Ares sambil menatap serius Reza. "Lo beneran suka sama Alin?" tanyanya.

"Kenapa gue harus jawab," jawab Reza. Ia tak suka Ares bertanya seperti itu. Kalau Reza jawab iya, apa dia akan mengejeknya karena Alinka lebih memilihnya ketimbang Reza.

"Karena ini penting," jawab Ares. "Menyangkut keberlangsungan hubungan kalian," imbuhnya.

"Siapa Lo sok-sok tahu hubungan gur sama Alinka," ucap Reza masih kesal.

"Gue sepupunya dan gue tahu kunci kalau mau hubungan kalian berhasil," ucap Ares.

Sepupu? Jadi cowok di depannya ini sepupu Alinka. Jadi bukan karena cowok ini Alinka menolaknya. Lalu apa Alinka benar-benar menolaknya karena ia yang ingin fokus pada pendidikannya.

"Jadi, Lo suka beneran sama Alinka?" tanya Ares sekali lagi setelah Reza hanya diam cukup lama.

"Gue suka sama Alinka," aku Reza.

"Oke kalau gitu," ucap Ares sambil tersenyum.

Reza hanya menatap Ares bingung. Katanya tadi ia punya kunci untuk keberhasilan hubungannya dengan Alinka. Mana?

Ares yang ditatap seperti itu olrh Reza jadi terkekeh. Dasar. "Yang hanya bisa Lo lakuin hanya nunggu," ucapnya.

"Maksud Lo,"

"Mau Lo berjuang kayak apa, saat ini nggak akan guna," jedanya sambil mengamati ekspresi Reza. "Alinka nolak Lo itu karena nggak dapat izin pacaran sama orang tuanya, minimal sampai dia dapat universitas nanti," jelasnya.

"Gue belum paham," jawab Reza bingung.

"Intinya, Lo harus nunggu Alinka sampai ia dapat kampus yang dia impikan Za," final Ares. Lalu laki-laki itu pergi meninggalkan Reza sendiri karena Alinka sudah menelponnya.

*****

Saat ini....

"Iya, Alinka bakal sering telepon okey," ucap Alinka pada mamanya. Rencana liburan bersama keluarganya harus batal karena perjalanan dinas papa yang mendadak.

"Jangan suka pulang malem, jangan aneh-aneh di sana," ucap Mamanya lagi. Yang diangguki Alinka. "Kamu juga Ares, jangan kabur-kaburan di sana. Jagain Alinka yang bener,"

"Iya, mama," ucap Ares. Sudah dua bulan ini Ares ikut memanggil orang tua Alinka dengan sebutan mama papa. Masa bodoh dengan orang tuanya yang bahkan tidak peduli Ares mau apa.

Lalu keduanya masuk ke dalam kereta yang mereka tumpangi. Mereka sengaja mengambil perjalanan pagi agar bisa melihat pemandangan di sepanjang perjalanan nanti. Dan sesampainya di sana, mereka bisa langsung tidur.

"Loh, kok kamu duduk di situ Res," tanya Alinka pada Ares yang malah duduk di depan kursi yang seharusnya mereka duduki.

"Udah bukan milik aku lagi," ucapnya lalu mendudukan diri.

"Hah," Alinka bingung.

"Aku yang duduk di sini Lin," ucap Reza tiba-tiba.

Alinka mengerjap bingung mendapati Reza yang kini sudah duduk di sebelahnya. Pasalnya sebulan ini cowok satu ini menghilang begitu saja yang membuat Alinka kesal setengah mati. Dan tiba-tiba semalam ia membatalkan janji untuk mengantarnya ke stasiun.

"Ngapain kamu di sini," tanya Alinka.

"Kan aku udah janji sama kamu, kita nggak akan LDR an," ucapnya.

Alinka tetap kesal pada Reza saat ini. "Res, ini kenapa jadi Reza yang duduk di sini," ucapnya.

"Udah Lin, duduk yang anteng aja. Katanya kangen sama Reza,"

"Siapa yang kangen," ucapnya sambil menyembunyikan mukanya yang sudah memerah. Sialan si Ares ini.

"Jadi, kamu kangen aku?" goda Reza. "Kamu lucu deh kalau lagi ngambek gitu,"

"Apaan sih," Alinka tambah gugup jadinya.

Lalu Reza tertawa melihat Alinka yang pipinya tambah memerah. Cewek itu tidak mampu menyembunyikan senyumnya saat terus-terusan digoda Reza.

Reza sudah bertaruh keras agar ia diizinkan duduk di sebelah Alinka. Mereka bertaruh siapa yang akan menang Moto GP di Australia minggu ini. Dan Rezalah yang menang. Sedangkan Ares harus rela duduk dengan seorang bapak-bapak yang kelewat ramah di depannya. Sedari ia duduk laki-laki di sampingnya itu terus saja bercerita tentang putrinya. Seperti ingin mengiklankan putrinya pada Ares.

Walaupun Alinka kesal karena Reza yang kemarin menghilang begitu saja. Tapi melihat Reza yang baik-baik saja duduk disebelahnya cukup membuatnya bahagia. Perjalanannya kali ini salah satu perjalanan terbaik untuknya.

Sampai jumpa di cerita aku selanjutnya. Sekali lagi terima kasih buat yang sudah baca sampai akhir. Aku tahu tulisan ini masih jauh dari kata bagus. Bab ini sebenarnya untuk menutup hole di bab-bab sebelumnya. Tentang siapa Ares yang tidak di ketahui Reza. Sekali lagi terima kasih. Semoga ada yang suka 😊.

PacaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang