Dua

3.9K 117 0
                                    

Hidup adalah tentangmu
Selalu saja tentangmu
Sepertinya kau adalah candu bagiku
(Kasmaran-Jaz)

Sejak dua minggu lalu setelah Alinka bertemu dengan Reza dunia Alinka serasa penuh dengan Reza, Reza dan Reza. Setiap kemana-mana selalu saja nama Reza tertangkap gendang telingannya.

Entah di toilet, di perpus, di kantin bahkan di mushola pun nama Reza tak henti-hentinya masuk ke telinganya. Jadi, Reza sepopuler itu ternyata. Tapi kenapa Alinka bisa-bisanya baru tahu Reza di tahun keduanya ini.

Reza itu kiper andalan tim futsal sekolah, cowok ganteng yang ramah sama semua orang dan yang paling penting dia itu juga termasuk golongan anak-anak emas sekolah. Kemarin saja habis menang lomba debat tingkat provinsi. Kurang sempurna apa dia.

"Lan, lo kenal Reza juga nggak?" tanya Alinka pada Wulan saat jam istirahat kedua.

"Kenal nama doang," jawab Wulan pendek dan fokus pada novel yang tadi di pinjamnya dari perpus.

"Reza ganteng ya Lan,"

"Hem,"

"Baik, pinter,"

"Hem,"

"Kok lo cuma hem-hem doang sih?" rengut Alinka karena tak diacuhkan oleh Wulan.

"Lo ganggu gue baca novel tau nggak," jawab Wulan masih fokus pada novelnya.

"Gini nih, kalau udah sama novel gue diteman tirikan," ucap Alinka kesal lalu pergi meninggalkan Wulan sendiri.

Siang-siang begini es jeruk enak kayaknya, jadi Alinka memutuskan untuk pergi ke kantin. Daripada sakit hati tak diacuhkan oleh Wulan. Wulan dan novel memang tak terpisahkan.

"Es jeruk satu," ucap Alinka berbarengan denga Reza yang ternyata berdiri di sebelahnya.

"Es jeruknya tinggal satu ini gimana?" tanya ibu penjaga kantin.

"Ya udah buat kamu aja deh, saya ini aja deh bu," kata Reza sambil membayar air mineralnya. "Duluan ya," ucapnya sebelum beranjak ke meja teman-temannya.

Sedangkan Alinka sudah berdebar-debar tak karuan disapa oleh sang pujaan hati. Ya ampun, kenapa makin hari Reza tambah ganteng sih.  Dan kenapa dengan bodohnya Alinka nggak bilang terima kasih ataupun basa-basi lainnya. Apa semempesona itu Reza?

Alinka kembali ke kelas dengan kantung es jeruk di tangannya. Dan seperti dugaan, Wulan masih sibuk dengan novelnya. Agatha Cristie, gila emang seleranya Wulan. Dia mah kalau baca novel pasti kelas pusing. Iya, Wulan itu pasti baca buku-buku jenis begitu nggak kayak Alinka yang cuma baca novel-novel ringan.


"Lan, tadi gue ketemu Reza di kantin, dia baik banget deh," kata Alinka penuh semangat.

"Jadi udah nggak galau lagi soal Kak Ridho?" tanya Wulan setelah menutup novelnya. Sebentar lagi bel masuk akan berbunyi, jadi lebih baik ia simpan dulu bacaannya.

"Bener kata lo, gue cuma baper aja sama Kak Ridho, hehe," jawab Alinka cengengesan.

"Trus kalau sama Reza nggak cuma baper aja?" sindir Wulan.

"Enggak kayaknya, soalnya akhir-akhir ini gue apa-apa kepikiran Reza, dulu-dulu nggak nyampe segitunya," jawab Alinka sambil mengingat-ingat. Dulu pas sama Angga nggak, Nolan nggak, Rizki nggak, Fadil nggak juga deh kayaknya. Alinka biasa aja, ya cuma suka senyum-senyum sendiri.

"Udahlah Lin, mending coba lo tekan sedikit kebaperan lo itu. Kasihan hati lo kalau sedikit-sedikit baper-patah hati-baper lagi- patah hati lagi, nggak capek apa?"

"Seperti yang lo bilang Lan, baper-patah hati-baper lagi- patah hati lagi, emang capek tapi hati gue tetep aja kayak gitu," ucap Alinka lirih. "Gue juga nggak mau jadi cewek gampangan kayak gini. Dikit-dikit baper, di senyumin aja baper, gue juga pengen punya hati kayak lo. Kuat dan nggak gampang luluh gitu aja," imbuhnya.

"Sorry, lo taukan maksud gue. Gue cuma nggak mau lo terus-terusan sakit hati," kata Wulan merasa bersalah setelah melihat Alinka yang jadi murung.

Alinka juga nggak mau jadi cewek lemah kayak gini. Maunya jadi cewek yang nggak gampang jatuh ke rayu tipu cowok. Apa hatinya nggak lelah patah hati terus?

******

Reza dan teman-teman futsalnya sedang sibuk membahas kesiapan tim futsal sekolah untuk ikut turnamen tahunan, PAF (putih abu-abu futsal). Bagaimana dengan jadwal latihan yang sepertinya harus ditambah, dan beberapa hal lainnya.

"Za, kayaknya Alinka suka sama lo deh," kata Devan kaptennya.

"Emang siapa sih cewek di sekolah ini yang nggak naksir sama Reza?" sahut Micko.

"Alinka siapa?" tanya Reza bodoh. Reza itu tipe gampang lupa nama tapi ingat wajah.

"Ya ampun, lo ga tau Alinka?" kata Roman histeris. "Alinka itu salah satu most wanted di sekolah tahu. Cantik, pinter tapi nggak sombong," jelasnya.

"Orang ganteng mah bebas ya, nggak kenal Alinka itu hal lumrah," sindir Devan.

"Emang gue harus kenal banget sama yang namanya Alinka. Emang yang mana sih orangnya?" kata Reza bingung. Memangnya ada kewajiban di sekolah ini ya untuk mengenal Alinka.

"Yang tadi sebelahan sama lo pas beli minum," jawab Roman.

"Ya nggak juga Za, mungkin satu sekolah nggak kenal juga sama Alinka, tapi buat angkatan kita Alinka itu cukup populer. Cantik, pinter, dan nggak sombong. Beda banget sama Ageta yang walau cantik tapi sok banget orangnya," jelas Micko.

"Ah, gue jadi penasaran deh sama orangnya," kata Reza.

Alinka itu tipe cewek yang nggak usah banyak tingkah buat jadi populer. Kalau cantik sih sebenarnya masih kalah sama Yunita yang jadi gadis sampul majalah. Tapi sikapnya yang baik hati itu, yang buat cowok-cowok suka dengannya. Tapi sekedar untuk suka sebagai teman, karena bagi mereka Alinka memang cewek yang hanya bisa dimiliki sebagai teman. Mereka terlalu minder buat mendekati Alinka yang sangat spesial itu. Ya Alinka itu kayak Raisanya sekolah mereka.

Gara-gara obrolan tim futsal tadi di kantin, Reza jadi penasarn sama yang namanya Alinka itu. Dia ingat, kayaknya itu cewek yang di parkiran tempo hari itu.

"No, yang namanya Alinka itu cewek yang sama Wulan pas di parkiran dulu itukan?" tanya Reza memastikan.

"Iya, kenapa?" tanya Nino.

"Nggak apa sih. Cuma dia emang spesial gitu ya, kok banyak yang ngomongin?" tanya Reza.

"Raisanya sekolah kita itu," jawab Nino sambil memakan roti yang di bawakan oleh Reza. "Kenapa sih nanya-nanya?"

"Nggak apa-apa,"

"Jangan buat dia baper, bisa berabe lo entar di damprat si Wulan," nasehat Nino.

Wulan itu jago ju jitsu bisa gawat kalau temannya ini bikin Alinka patah hati. Yang kena amukan bukan cuma Reza aja tapi Nino pasti juga.

"Iya," jawabnya sambil menghela napas. Memangnya nggak bisa apa cewek itu nggak baperan dikit aja. Reza kan cuma pengen punya banyak teman. Tapi wahai kaum hawa kenapa kalian itu sebaper itu.








Boleh kritik-kritik sarannya :)

PacaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang