Lima

2.6K 80 2
                                    

Ku tanya diriku menunggu di sini
Apakah ini yang juga kau mau
Haruskah ku katakan agar kau mengerti
Apa yang selama ini aku tunggu
(Mungkinkah-The Overtune)

Alinka sedih karena kemarin ia tidak jadi melihat latihan Reza. Padahal dia sudah bersemangat untuk melihat permainan Reza di lapangan. Pasti keren banget kayak pas dia main basket di lapangan waktu itu. Tapi tamu bulanannya yang datang tiba-tiba menghancurkan semuanya.

Gara-gara itu juga, Alinka jadi super sensitif. Kemarin lihat mamanya yang ujung jarinya kena pisau saja membuatnya nangis kencang. Hari ini melihat Wulan yang cuek dan nggak menyapanya membuat moodnya tambah hancur. Semua orang terlihat menyebalkan pokoknya.

"Lo lagi dapet ya? Mukanya asem baget gitu," tanya Wulan melihat Alinka yang biasanya manis terlihat seperti mau nantangin berantem.

"Kalau asem emangnya kenapa, masalah buat lo, muka-muka gue juga," kata Alinka sewot. Wulan yang mendengarnya hanya diam dan mengelus dada. Dia harus bersabar menghadapi Alinka versi serigala ini tiap bulannya. Paling besok juga udah baik, semoga.

Alinka lapar karena terakhir makanan masuk ke perutnya adalah kemarin malam. Tapi meminta Wulan menemani ke kantin rasanya malu karena tadi sudah judes. Tapi Alinka nggak mau ke kantin sendirian. Nanti kalau dia di goda mamang penjual bakso gimana?

Tapi ya sudah deh, karena nggak ada pilihan lain, akhirnya ia pergi saja sendiri ke kantin. Dan sesampainya di sana, ia harus melihat Reza yang sedang duduk dengan Anya. Menyebalkan, Alinka sebal karena dia nggak bisa seberuntung Anya buat sarapan bareng Reza seperti itu.

"Bu, ini jadinya berapa?" kata Alinka jutek sambil menyodorkan air mineral dan roti.

"Tujuh ribu neng," jawab ibu penjaga kantin. Dia bingung melihat Alinka yang hari ini judes. Biasanya Alinka itu selalu ramah dan tersenyum sopan padanya. "Neng Alin kenapa kok kelihatan sebal begitu," tanyanya ramah.

"Nggak apa bu, lagi kecewa aja sama dunia yang nggak adil sama aku. Kenapa semesta nggak pernah berkonspirasi buat bikin Alin sarapan bareng sama cowok yang Alin suka," ucapnya keras sengaja biar kedua orang itu dengar. Setelah mengucapkannya buru-buru ia kembali ke kelas.

Dan Alinka malah tambah uring-uringan sesampainya di kelas. Ya ampun kenapa dia tadi malah ngomong kayak gitu sih. Gimana nanti tanggapan Reza tentangnya. Trus gimana dia nanti harus bersikap kalau ketemu Reza. Sumpah Alinka malu banget tadi ngomong kayak gitu. Tuhan, Alinka harus bagaimana?

Ini semua gara-gara hormon menyebalkannya. Huh.

*****

Anya hari ini menraktirnya sarapan bareng sebagai ucapan maaf soal kejadian lalu pas dia marah-marah. Anya bilang nggak seharusnya ia bertingkah seperti itu. Mereka kan memang hanya teman.

Dilihatnya Alinka masuk ke kantin dengan muka yang di tekuk. Reza penasaran kenapa muka manis Alinka yang biasanya tak ada hari ini. Ditambah lagi saat tanpa sengaja Reza melihat Alinka yang melirik mereka judes. Apa Alinka sedang kesal pada seseorang atau harinya tidak berjalan baik?

"Za, aku mau bilang kalau aku sebenernya beneran, "

"Nggak apa bu, lagi kecewa aja sama dunia yang nggak adil sama aku. Kenapa semesta nggak pernah berkonspirasi buat bikin Alin sarapan bareng sama cowok yang Alin suka," ucapan Alinka memotong perkataan Anya yang belum selesai.

Anya dan Reza pun menoleh ke arah Alinka yang buru-buru pergi dari kantin.

"Itu Alinka kan?" tanya Anya memastikan.

PacaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang