Tujuh Belas

1.7K 70 7
                                    

Semampuku kau akrab dengan senyum dan tawa
Semampuku tak lagi perlu kau takut cinta
(Cahaya - Tulus)

Beberapa Bulan Kemudian ....

Semua berjalan cepat, entah kenapa sekarang mereka sudah tidak sibuk dengan persiapan UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer) atau USBN (Ujian Sekolah Berstandar Nasional) atau apapun itulah. Alinka, Reza dan semuanya sedang sibuk dengan persiapan masuk perguruan tinggi impian masing-masing.

Alinka sudah diterima di Universitas ternama di Yogyakarta. Rencananya ia akan berkuliah di sana dengan Ares yang sengaja berhenti satu tahun untuk bisa masuk perguruan tinggi bersama Alinka. Walaupun pilihan Ares adalah ISI Yogyakarta mengambil jurusan Lukis Murni sesuai kecintaanya dengan dunia gambar.

"Res, ke sananya naik kereta aja ya. Aku bosen naik pesawat," ucap Alinka.

"Terserah kamu Alin, aku ikut aja. Mau pakai gojek juga nggak papa," jawab Ares sekenanya.

Alinka, Ares dan Mas Rega sedang bergelung di ruang keluarga. Alinka yang sedang sibuk dengan list perlengkapan yang ia butuhkan nanti. Dan Ares serta Mas Rega yang sibuk main PS.

"Lin, emang berani kuliah di Jogja tanpa kenal siapa-siapa?" tanya Mas Rega. Adeknya ini penakut, ke mall sendiri aja takut. Takut kecopetan, takut nyasar, takut diculiklah, emang seabsurd itu Alinka sebenarnya.

"Berani dong. Kan udah gede sekarang Alin mas, ada Ares juga," ucapnya sambil sibuk menulis dalam notenya.

"Aman Alin sama aku Mas," ucap Ares. "Gollll," teriaknya saat timnya berhasil membobol pertahanan Tim Rega.

"Curang Lo Res," ucap Rega tak terima ia harus kalah.

Mereka masih sibuk mempeributkan kekalahan Rega sampai Alinka pergi dengan Wulan.

"Lan, bakal kangen nih gue. Pasti bakal jarang banget bisa kumpul lagi," ucapnya setelah sampai di sebuah kedai mie.

"Makanya Lo harus sering-sering pulanglah," ucapnya.

Mereka sedang berada di sebuah kedai mie yang lagi hits karena mie di sini warna-warni. Mie unicorn yang lagi hits.

"Lo yang harus sering main ke Jogja," ucap Alinka sambil mengagumi mie di depannya yang sungguh cantik. Jadi sayang buat di makan.

"Lo jadinya berangkat kapan? Pas farewell party ikutkan?" tanyanya.

"Nggak tahu, lagi cocokin jadwal sama papa juga. Papa katanya mau ikut ke Jogja sekalian liburan gitu," jawab Alinka. "Kayaknya ikut, kangen juga udah lama nggak ketemu anak-anak," imbuhnya sambil mengunyah mie nya.

Farewell party yang diadakan untuk perpisahan satu angkatannya, otomatis akan ada Reza kan di sana. Walau sudah hampir satu tahun, tapi nyatanya debar-debar saat tanpa sengaja mereka bersipandang masih ada. Walau tak semeletup-letup seperti dulu.

Mereka kadang masih suka bicara saat tanpa sengaja bertemu, tapi jarak itu tetap ada. Malah setahun ini bisa dikatakan hubungan mereka sangat kaku. Untungnya mereka tidak satu kelas jadi intensitas interaksi mereka juga terbatas. Dan itu sangat baik untuk mereka.

Mungkin farewell besok dia harus berbicara pada Reza dan berpamitan dengan layak. Setidaknya mereka pernah dekat walau hanya sekejabkan.

*****

Farewell itu diadakan di lapangan sekolah yang memang sangat luas. Berdiri beberapa stand makanan dan photo booth. Pohon-pohon juga dihias dengan lampu-lampu kecil warna-warni yang kelap-kelip. Beberapa rantingnya juga digantungi lampion berbagai warna.

PacaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang