Sorry baru update. Padahal niatnya hari jumat mau 2 part sekaligus tapi nggak jadi. sorry banget ya.... 😭
Happy reading, All!!
Seharian ini Lovinia terus memikirkan apa yang dikatakan Ameera tadi di sekolah. Kesempatan emas bagi Lovinia agar bisa melupakan Zarven. Apa itu keputusan yang benar jika aku ikut pindah kesana aku bisa melupakan Zarven? Bagaimana kalau hal itu tidak berhasil? Aku bingung. Memang sih, kalau aku belum mencobanya mana aku tahu aku bisa atau tidak melupakan Zarven, batin Lovinia masih meragukan gagasan Ameera. Tapi entah kenapa Lovinia sangat tidak yakin bisa melupakan Zarven meskipun Lovinia sudah pergi jauh dari Zarven. Lovinia masih sangat menyayangi Zarven. Meskipun Zarven sudah menyakiti hatinya.
Sesampainya Lovinia dirumah. Dia melihat mobil Ibunya sudah ada di halaman rumah. Tumben jam segini ibu sudah pulang. Apa hari ini ibu tidak pergi bekerja?, tanya Lovinia dalam hati. Lovinia langsung masuk ke rumah tanpa perlu pikir panjang lagi dan ternyata benar ibunya tidak pergi bekerja. Ibunya sedang duduk manis sambil menonton tv di ruang keluarga. Sungguh tidak biasa ibu ada dirumah jam segini. Apa besok akan turun salju disini?, batin Lovinia masih tidak mempercayai keberadaan ibunya yang sudah berada di rumah saat ia pulang sekolah.
"Ibu, kok sudah ada dirumah? Tidak bekerja?" tanya Lovinia bingung.
"Ah, Lovy. Selamat datang." Sambut ibu langsung memeluk Lovinia. "Ibu pergi bekerja kok tadi pagi. Tapi hanya sebentar. Selesai makan siang dengan klien-klien ibu. Ibu langsung pulang ke rumah."
"Tumben." Jawab Lovinia heran.
"Bagaimana harimu di sekolah hari ini?" Tanya Ibu.
"Biasa saja. Tidak ada yang spesial."
"Begitu." Ucap Ibu sambil tersenyum. "Hari ini Seraphina kuliahnya sampai sore ya?" Tanya Ibu karena Seraphina belum kembali dari rumah sejak pagi berangkat kuliah.
Saking sibuknya Ibu sampai tidak tahu bahwa anak sulungnya yang sedang duduk dibangku kuliah itu hobi pulang malam sampai bertanya seperti itu. Lovinia sangat yakin sebenarnya Seraphina sudah selesai kulianya. Tetapi, Seraphina malas pulang cepat ke rumah. Karena menurutnya pasti Seraphina akan dipaksa untuk menuruti keinginan Ayah dan Ibu untuk pindah ke Bandung bersama mereka. Meskipun sebenarnya mereka belum tahu kapan mereka akan pindah ke Bandung. Mereka hanya tau kalau mereka akan segera pindah tapi entah kapan.
"Mungkin bu. Mungkin Seraphina masih mengejar-ngejar dosen pembimbingnya yang super sibuk. Makanya sampai jam segini dia belum pulang." Ucap Lovinia pada Ibu. Lovinia tidak berani untuk mengatakan hal yang sesungguhnya pada Ibu bahwa Seraphina mungkin saja sedang kelayapan entah kemana setelah menyelsaikan urusan kampusnya dan akan pulang telat. Biar Seraphina sendiri saja yang menjelaskan pada Ibunya jika ia benar-benar pulang telat malam ini.
Ponsel Lovinia bergetar di kantong roknya. Sepertinya ada yang mengirim pesan padanya. Lovinia langsung meraih handphonenya. Di layar ponselnya tertera notifikasi pesan chat dari kakaknya, Seraphina.
Seraphina_E.heart : Hari ini aku pulang telat seperti biasa. Sampaikan pada Ayah dan Ibu. Thx.
Tumben sekali Seraphina pulang telat memberi kabar dulu padaku. Biasanya tak pernah ada gembar-gembor dia akan pulang telat.Mana dia mengirim pesan tanpa memberi alasan kenapa dia pulang telat lagi. Bagaimana aku harus menjawab kalau ditanya ayah dan ibu kenapa dia pulang telat. Dasar. Aku langsung membalas pesannya, batin Lovinia.
LoveLovy_e : Tumben sekali kamu mengirim pesan hanya untuk memberitahukan hal itu. Lagipula kenapa kamu tidak sampaikan sendiri kepada ayah dan ibu jika kamu akan pulang telat?
![](https://img.wattpad.com/cover/116677488-288-k111058.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I Can't Take My Eyes Off You (REVISI)
Художественная проза"Dulu aku belum mengenalmu, sehingga yang dilihat olehku bukanlah dirimu. tapi semuanya berbeda ketika aku mulai mengenalmu dan saat aku semakin mengenalmu, menghabiskan waktu bersamamu, akupun tersadar bahwa kamu akhirnya tidak akan pernah lepas da...