Happy Reading, all!
Maaf kalo banyak typo bertebaran. hiks..
Lovinia's POV
Awal aku melihatnya layaknya anak berandalan yang cuek, tidak peduli pada apa yang ada di sekitarnya dan hanya memikirkan dirinya sendiri. Aku juga sempat mengira bahwa dia itu tidak ramah pada perempuan. Karena dia sering sekali melihat seseorang terutama perempuan dengan tatapan tajam matanya. sehingga dia dibenci oleh anak-anak perempuan disekolah.
Tetapi sekarang semua perkiraanku itu meleset. dia tidaklah seburuk kelihatannya. Mungkin penampilannya sangar seperti anak berandalan, tapi sebenarnya dia tidak begitu. Lebih tepat dibilang canggung pada perempuan, dibanding benci.
Karena suatu kejadian akupun dekat dengannya dan dapat mengenalnya lebih jauh. dari kedekatanku itulah, sekarang aku jadi tahu hal-hal yang ternyata ia sembunyikan dari seluruh murid. Dia memang lelaki yang canggung terhadap perempuan. Itu karena semua saudaranya adalah lelaki dan ibunya juga meninggal dunia saat ia masih balita. Maka dari itulah, dia tidak tahu bagaimana caranya menghadapi perempuan. Saat pertama kali mendengar cerita itu langsung dari dirinya, jujur saja aku tidak bisa menahan tawaku. Karena ternyata semuanya, termasuk aku benar-benar salah menilainya seperti itu.
Seiring berjalannya waktu, muncul debaran di dadaku setiap aku bersamanya. rasa debaran ini belum pernah kurasakan sebelumnya. Setiap dia berada di dekatku, menatapku, dan juga saat mata kami beradu pandang. Debaran ini semakin besar seakan-akan ingin melebur. Apa ini yang dinamakan dengan cinta? Jika iya, apakah ia merasakan hal yang sama seperti apa yang sedang kurasakan saat ini? Aku berharap dia juga merasakan hal yang sama. Akupun memberanikan diri untuk menyatakan perasaanku padanya. tapi sebenarnya aku takut. Bagaimana kalau hanya aku yang merasakan semua debaran ini, sedangkan ia tidak? Jika hal itu terjadi, bagaimana sebaiknya aku bersikap setelah semua ini? Dan bagaimana hubungan kami jadinya? Apakah dia akan menjauhiku? Tapi sahabatku mengatakan jika aku terus memikirkan tentang hal itu. Kesempatan yang ada di depan mata akan hilang begitu saja. Aku tidak mau kesempatan itu hilang begitu saja. Akhirnya, akupun menyatakan perasaan padanya. tak diduga ternyata dia memiliki rasa yang sama denganku. Ternyata aku tidak bertepuk sebelah tangan terhadapnya. dan akupun menjalin hubungan dengannya.
Selama bersamanya, aku sangat bahagia. Dia sungguh menyayangiku. Dia selalu memperlihatkan betapa dirinya menyayangiku dan juga betapa berharganya diriku untuknya. Dia juga sering memperlihatkan betapa besar rasa keinginannya memonopoliku dengan rasa cemburunya dia (meskipun dia tidak mengakuinya). sehingga, banyak pria yang cukup takut untuk menggangguku karena takut berhubungan dengan dirinya dan itu membuatku merasa senang.
Mungkin awal dari hubungan kami berjalan lancar tidak ada halangan sama sekali. Tapi mulai ke belakang, banyak sekali badai yang menghadang hubungan kami. Karena sejak kami memamerkan betapa baiknya hubungan kami. Sehingga, banyak murid perempuan sekolah yang tahu sifatnya yang tadinya hanya aku yang tahu. Ada seorang gadis yang selelu mendekatinya. Dia selalu berusaha memisahkan aku dan dirinya. Aku selalu mencoba bertahan dan bersabar dengan hal itu semua. tapi kesabaran juga ada batasnya kan. Aku selalu mengatakan padanya untuk tidak menganggu hubunganku dengan orang yang aku suka. Tapi tetap saja hal itu tidak pernah ia dengarkan. Sampai pada akhirnya dia merebutnya dari sisiku. Apa yang aku takutnya terjadi juga. Awalnya aku berniat untuk tidak menangis. Tapi rasa sakit di hatiku ini membuat air mataku sudah tidak bisa dibendung lagi. Aku tahu, dibalik rasa cinta yang manis, ada rasa yang pahit. Tapi aku tidak mengira rasa pahitnya akan sepahit ini. aku tidak sanggup untuk menahannya.
Dirinya yang pernah berjanji akan selalu mencintaiku. Ternyata hanya sekedar ucapan di mulut saja, dia tidak sungguh mencintai dan menyayangiku. Jika tahu akan begini akhirnya, mungkin aku tidak akan pernah mau memulai hubungan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Can't Take My Eyes Off You (REVISI)
Narrativa generale"Dulu aku belum mengenalmu, sehingga yang dilihat olehku bukanlah dirimu. tapi semuanya berbeda ketika aku mulai mengenalmu dan saat aku semakin mengenalmu, menghabiskan waktu bersamamu, akupun tersadar bahwa kamu akhirnya tidak akan pernah lepas da...