Part 11

7 0 0
                                    

Happy reading, All!!


Sudah sebulan sejak kepindahan Lovinia ke Bandung. Semenjak kejadian bulan lalu dimana Lovinia di boncengi Rolland ke sekolah. Lovinia selalu menolak ajakan Rolland untuk berangkat bersama. Meskipun Rolland sudah berangkat pagi-pagi sekali dari rumah dan dengan sabar menunggu Lovinia keluar rumah. Tapi Lovinia malah menolak ajakan Rolland. Bahkan sampai orang tua Lovinia mengenal Rolland karena hampir setiap hari Rolland datang menjemput Lovinia dan datang sebelum orang tua Lovinia berangkat kerja.

Begitupun juga dengan hari ini, Rolland sudah menunggu Lovinia di depan pagar rumah Lovinia. Tak lama kemudian Lovinia keluar dari rumahnya bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah.

"Lovy!!" panggil Rolland dari motornya.

"Rolland." Lovinia segera berlari ke arah Rolland dan membuka pintu pagarnya. "Kamu kesini lagi? Aku kan bisa berangkat sendiri. Kan ada Mang Ujang."

"Ayolah, Lov. Masa kamu nolak ajakan bareng aku lagi? Kita kan kesekolah yang sama juga. Jadi nggak masalah dong, kan searah ini. Nggak capek apa nolak aku terus?" Rolland memberikan puppy eyes pada Lovinia, berharap Lovinia lulu dan mau menerima ajakannya.

"Tapi, Land..." belum sempat Lovinia menjawab ayah dan ibunya keluar dari rumah dan menyuruh Lovinia menerima ajakan Rolland.

"Udahlah, sayang. Terima aja ajakannya nak Rolland. Kasian lho dia tiap hari kesini jemput kamu, tapi kamunya nolak terus. Nggak baik tahu." Ucap Ibunya lembut.

"Tapi, Lovy kan nggak minta dijemput dia bu."

"Sekolah kalian kan sama. Rumah deket apa masalahnya sih kalau berangkat bareng?" tanya Ayah.

"Ya, nggak ada masalahnya sih, Yah. Aku cuma nggak mau aja." Jawab Lovinia.

"Udahlah kamu terima aja tawaran nak Rolland buat berangkat bareng. Sekalian tante mau minta tolong sama nak Rolland." Ucap Ibu Lovinia lembut.

"Minta tolong apa tante?" tanya Rolland bingung.

"Nanti siang, pas pulang sekolah kamu mau kan tolongin tante nganterin Lovinia pulang?"

Lovinia langsung menoleh ke arah ibunya terkejut dengan permintaannya yang mengharuskan Lovinia pulang bersama Rolland. "Bu, kan biasanya juga Mang Ujang yang jemput. Kenapa sekarang jadi Rolland?"

"Nanti siang, Mang Ujang Ibu suruh buat jemput kakakmu. Kan kakakmu kesini hari ini. Kan sidang skripsinya udah selesai. Jadi, dia udah mulai pindah-pindahan kesini. Meskipun sebagian besar barangnya masih disana. Tapi dia udah mulai tinggal disini kan mulai hari ini."

"Loh? Ngapain Mang Ujang jemput kakak? Kan kakak biasanya bawa mobil sendiri juga. Nggak perlu dijemput Mang Ujang segala."

"Ayahmu nggak mengizinkan kakamu bawa mobilnya kesini sekarang. Kamu tau kan kakakmu itu. kalau ada mobilnya kerjaannya keluyuran mulu. Makanya Ayah menyuruhnya naik kereta dari Jakarta kesini. Terus nanti Mang Ujang yang jemput kakakmu. Sekalian bantuin kakakmu negbawain barangnya."

Lah, tumben Seraphina mau disuruh naik kereta. Biasanya kalau disuruh ke Bandung bakal maksa harus pakai mobil dia sendiri. Kalau nggak. Nggak bakal mau dia berangkat ke Bandung, batin Lovinia.

"Yaudah deh kalau gitu. Apa kata ibu aja." Jawab Lovinia pasrah.

"Gitu dong anak ibu." Ucap Ibu Lovinia seraya mengelus-elus lembut kepala Lovinia. "Nah, bagaimana nak Rolland? Kamu nggak keberatan kan buat nganterin Lovinia pulang nanti?"

"Tentu aja nggak dong, tante! Dengan senang hati, Rolland bakal anterin Lovinia pulang." Ucap Rolland dengan penuh semangat.

"Makasih banyak ya nak Rolland. Yaudah sana gih, sayang. Kamu berangkat sama Rolland. Nanti keburu telat kalian ke sekolahnya." Suruh Ibu Lovinia. Dan Loviniapun dengan pasrah menerima helm dari Rolland.

I  Can't Take My Eyes Off You (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang