Maaf baru bisa update lagi. kemaren lagi sibuk-sibuknya harus kesana kemari ngurusin kerjaan. dan baru kemaren bisa kepegang lagi ceritanya. huft... diusahakan hari ini bakal update 2 part. Bismillah. hehehehe
Happy reading, All!!
Dipagi yang cerah Lovinia sudah bersiap-siap ke sekolah hari ini. Pakaiannya sudah rapi. Barang-barangnya juga sudah lengkap dan juga sudah dimasukkan ke dalam tasnya. Sekarang, waktunya sarapan.
Lovinia keluar dari kamarnya dan dengan segera berjalan menuju ruang makan. Saat Lovinia tiba di ruang makan, betapa kagetnya Lovinia melihat Ayah dan Ibunya sudah berada di meja makan pagi ini. Karena sepengetahuan Lovinia Ayah dan Ibunya sampai hariu ini masih mengurusi urusan bisnisnya yang berada di luar negeri. Tapi ternyata tanpa sepengetahuan dirinya dan juga kakaknya, kedua orang tuanya sudah pulang. Mungkin untuk sebagian besar orang ini adalah hal yang cukup wajar di rumah manapun, jika pada pagi hari seluruh anggota keluargamu ada di meja makan untuk sarapan bersama. Tetapi berbeda dengan yang terjadi dirumah Lovinia, berhubung orang tua Lovinia termasuk orang tua yang super duper sibuk. Sehingga, Jarang sekali orang tuanya berada dirumah. Bahkan intensitas Lovinia bisa bertemu dengan kedua orang tuanya dirumah bisa dihitung dengan jari selama setahun ini. Dan sudah sekitar dua bulan ini Lovinia benar-benar tidak melihat orang tuanya dirumah. Lovinia menebak bahwa mungkin kedua orang tuanya pergi ke luar negeri untuk mengurusi bisnisnya dan sekarang mereka sudah pulang. Tapi, kapan mereka tiba dirumah?
"Loh? Ayah? Ibu? Kapan kalian pulang?" Tanya Seraphina yang tiba-tiba muncul dari belakang Lovinia, masih mengenakan pakaian tidurnya.
Ekspresi wajah Seraphina tidak jauh berbeda dengan Lovinia. Terkejut. Sangat terkejut. Reaksi normal ketika kalian bertemu dengan orang tuamu yang telah pergi meninggalkan anak-anaknya dalam jangka waktu yang cukup panjang dan tak pernah memberi kabar sekalipun, lalu tiba-tiba mereka muncul pada pagi harinya, duduk manis di meja makan dan siap menyantap sarapan pagi mereka tanpa ada beban ataupun rasa bersalah sedikitpun.
"Kalian kenapa terkejut begitu deh? Kalian tidak senang Ayah dan Ibu pulang?" kata Ibu tenang dengan senyum mengembang diwajahnya sambil mengoleskan mentega ke rotinya.
"Betul kata Ibu, kalian tidak rindu pada Ayah dan Ibu? Kan sudah sekitar 2 bulan kita tidak bertemu? Tidak ada kah ciuman atau pelukan selamat datang dari kalian untuk kami?" tanya Ayah tersenyum dengan nada jahil untuk kedua putrinya yang sedang menatapnya dengan wajah tak percaya. Karena bisa-bisanya di pagi mengejutkan begini Ayahnya bisa bercanda dengan santainya.
"Bukannya kami tidak senang atau tidak merindukan kalian. Tapi kenapa kalian bisa tiba-tiba ada disini?" Tanya Seraphina bingung, "Dan lagipula, kenapa kalian tidak pernah memberi kabar kepada kami sedikitpun? Sebegitu sibuknya kah kalian berdua sampai tidak memberikan sedikit waktu kalian untuk anak-anak yang kalian tinggalkan?" suara Seraphina mulai meninggi. Seraphina seringkali emosi jika melihat Ayah dan Ibunya yang suka seenaknya pergi meninggalkan anaknya lalu pulang tanpa pernah memberikan sedikitpun kabar tentang keadaan mereka, alasan mereka pergi atau kapan mereka akan pulang.
"Seraphina, tenang." Ucap Lovinia mencoba menenangkan Seraphina.
"Tenang sayang. Kamu tidak perlu meninggikan suaramu seperti itu. Maafkan kami karena tidak pernah memberi kabar sedikitpun. Itu karena banyak hal yang harus kami kerjakan." Kata ibu bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri Seraphina.
"Maafkan ayah Seraphina, Lovinia. Bukannya kami tidak mau memberi kabar kepada kalian. Tapi saat kami akan mengabari kalian kerjaan kami langsung datang tanpa henti hingga kami tidak mempunyai kesempatan untuk mengabari kalian." Kata ayah dari tempat duduknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Can't Take My Eyes Off You (REVISI)
Fiction générale"Dulu aku belum mengenalmu, sehingga yang dilihat olehku bukanlah dirimu. tapi semuanya berbeda ketika aku mulai mengenalmu dan saat aku semakin mengenalmu, menghabiskan waktu bersamamu, akupun tersadar bahwa kamu akhirnya tidak akan pernah lepas da...