Tiga Puluh Satu.

63 5 22
                                    

10 Desember tepat jam 00:00

Hari special bagi Aqela.

Hari yang ia sudah tunggu telah tiba, ia tidak sabar akan mendapat kado apa dari kakaknya tercinta itu.

Satu pesan dari Brandon.

Brandon       : Happy Birthday tuan    putri Aqela, Cielah tambah tua, umur tambah lo harus tambah dewasa, jangan labil-labil, jangan ngambek mulu muka lo imut kalo lagi ngambek haha. Wish you all the best.

Aqela beruntung walaupun ia dan Brandon belum terlalu lama kenal, tetapi Brandon sudah selalu ada bagi Aqela. Aqela meraih ponselnya dan mengetik pesan kepada Brandon.

Syaqela P       : Thankyou Kak Brandon! ❤️ gue emang imut kok lo harus mengakuinya itu, btw lo yang ucapin pertama lho.

Sebenarnya Aqela ingin sekali Sean yang mengucapkan pertama saat ia menginjakan usia 16 tahun ini. Tetapi tak ada harapan sepertinya.

Brandon       : Keluar dari kamar lo.

Aqela membuka pintu kamarnya tetapi tidak ada apa-apa, Brandon mengerjainya.

Syaqela P     : Nggak ada apa-apa.

Brandon       : Oh... Ya udah emang nggak ada apa-apa sih.

Syaqela P      : Nyebelin!

Sudah jam 00:15 tetapi tidak ada nama Sean tercantum sebagai orang yang mengucapkannya, Aqela membuka jendela yang besar di kamarnya, jendela yang menghubungkan akses dari kamar ke teras kamarnya. Aqela mamandang bintang di langit, andai saja ada bintang jatuh ia akan meminta permohonan sebagai kado ulang tahun nya.

Sudah hampir jam 01:00 tetapi Sean dan sahabatnya itu tidak memberikan ucapan kepadanya. Sungguh menyebalkan. Aqela tahu kemarin-kemarin ia bertengkar dengan kedua orang itu akibat fitnah Michelle dan teman-teman Sean.

Aqela meneteskan air matanya, hati nya benar-benar terpuruk, sahabat dan kekasihnya itu tidak memberikan ucapan kepada Aqela, Ya walaupun sedang break, setidaknya memberikan ucapan kepadanya. Itu sudah lebih cukup dan bukan karena Aqela berharap sekali di beri ucapan oleh Sean, Ya tapi memang sebenarnya ia ingin di beri ucapan juga.

Krek!!

"Happy Birthday to you, happy birthday to you, happy birthday, happy birthday, happy birthday to you, Aqela."

Nyanyian selamat ulang tahun pun di nyanyikan. Muncul sosok yang Aqela inginkan di depan pintunya, seorang sahabatnya yaitu Michelle. Aqela lebih baik tidak di ucapkan oleh kekasihnya dari pada sahabatnya sendiri, karena sahabat adalah yang terpenting melebihi seorang kekasih.

Tidak ada Sean di sekitarnya, hanya ada teman-teman Sean, Michelle, Brandon, Verrel dan Steve. Mungkin Sean sudah lupa dengan ulang tahun Aqela pikirnya pun sudah mulai kemana-kemana. Membuat Aqela semakin merasa risau.

"Jangan sedih dong, princes nya kakak." ucap Verrel sambil memeluk adiknya tersebut.

"Siapa juga yang sedih? Gue gapapa kok." tolak Aqela.

"Qel tiup lilin nya dong, pegel nih gue pegangin kuenya mulu." ucap Valdo.

Aqela melepaskan pelukan Verrel dan beranjak pergi ke arah teman-teman nya itu. Aqela masih melihat sekitar mereka siapa tahu ada Sean yang mengumpat, tetapi prediksi Aqela salah. Sean tidak datang bersama teman-teman nya.

Cinta Serumit Itu Kah?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang