Empat Puluh.

75 3 0
                                    

Satu bulan kemudian...

Aqela duduk di ruang tunggu rumah sakit, ia bersama Verrel. Verrel hari ini menemani Aqela menjaga Sean, karena ketiga teman Sean sedang memiliki urusan pribadi jadi hanya ada Aqela dan Verrel disana, sedangkan Brandon belum datang karena macet.

Sean sudah koma di rumah sakit selama satu bulan, Aqela hampir tidak memiliki gairah untuk hidup, Aqela takut terjadi sesuatu dengan Sean. Tetapi lama kelamaan Aqela pun mulai menerima walaupun tidak sepenuhnya, teman-teman Sean dan kakaknya sendiri pun selalu memberikan semangat kepada Aqela.

"Kak... Gue bosen nih." ucap Aqela.

"Bosen? Terus kalau bosen kita mau kemana?" jawab Verrel.

Aqela berpikir sejenak, tak lama Aqela berpikir ia dapat notif telepon dari mamanya Sean. Aqela pun langsung mengangkat telepon itu.

"Hallo, ada apa tan?"

"Aqela, tante sudah mengetahui siapa pelaku dari kejadian ini semua."

Aqela pun tersontak kaget, ia pengin tahu siapa yang berbuat seperti ini kepada Sean,

"Siapa tan? Tante tahu dari mana?"

"Pelakunya orang terdekat Sean, pelakunya mantannya Sean."

Aqela terkejut, tetapi di lain sisi Aqela sebenernya sudah menuduh Carin. Dulu terdapat pesan misterius yang sering di kirim ke Aqela, Apakah ini ancaman yang benar-benar terjadi?

"Kok bisa dia pelakunya tan?"

"Carin sudah mengaku kepada polisi bahwa sebenarnya ia tidak bermaksud melukai Sean tetapi ia ingin melukai kamu... Tetapi karena Sean yang melindungi kamu, jadi Sean yang terkena peluru."

Aqela terdiam sejenak dan ponselnya jatuh ke lantai tanpa di duga, Verrel yang melihat adiknya seperti itu. Ia langsung mengambil ponsel Aqela.

"Handphone masih bagus di buang-buang, udah tau kemarin baru beli. Mending buat gue aja." oceh Verrel.

Verrel melihat Aqela yang tak merespon dia, Verrel pun menyeritkan dahinya. Ia mendekat ke arah adiknya itu, Aqela meneteskan air mata yang membuat Verrel semakin bingung, maklum Verrel tidak peka.

"Kak! Kenapa gak gue aja yang nggak kena peluru itu? Seharusnya bukan Sean yang koma! Seharusnya gue! Biar gue aja yang gantiin posisi dia sekarang." ucap Aqela sambil menangis.

"Nggak usah ngaco. Emang tadi siapa yang telepon?" tanya Verrel.

"Mamanya Sean, dia kasih tau kalau pelaku dari ini semua adalah Carin."

"Oh... Gue udah tau,"

"Kok lo tau? Kenapa lo nggak bilang ke gue?"

"Hm... bodoh ya lo, jelas-jelas tadi gue denger pembicaraan lo."

Aqela memutarkan matanya arti malas pada Verrel. Tiba-tiba Aqela teringat bahwa hari ini adalah hari anniv Sean dan Aqela. Ya walaupun Aqela dan Sean waktu itu putus, entah kenapa Aqela masih merasakan ia belum putus.

"Kak, hari ini anniv gue yang ke 1 tahun sama Sean." ucap Aqela.

"Hm... Iya gue udah tau," jawab Verrel sambil memainkan ponselnya.

"Gue mau ucapin dulu ke dia, pasti dia lupa kalau hari ini anniv gue dan dia,"

Verrel diam, ia merasa kasihan dengan adiknya, kadang Aqela seperti orang bodoh yang suka berbicara dengan Sean dengan keadaan seperti itu.

Aqela berjalan menuju ruangan Sean di rawat, Verrel mengikuti Aqela dari belakang. Aqela melihat suster dan dokter habis dari ruang Sean di rawat, tak seperti biasanya, suster dan dokter tersenyum. Di samping itu terdapat orang tua Sean yang baru beberapa menit disini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 05, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta Serumit Itu Kah?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang