*Guanlin pov*
"Gue kangen" kata Guanlin tanpa basa basi dan langsung memeluk Seonho erat.
2 kata yang selama ini dia pendam sendiri, akhirnya bisa Guanlin sampaikan pada si pemilik rindu.
Menyadari Seonho tidak membalas pelukannya, Guanlin buru buru melepas Seonho dan mundur beberapa langkah.
Gawat, masih punya orang.
"Eh sorry Ho gue keceplosan beneran kangen banget sama elo soalnya" kata Guanlin.
"Ah hng iya gapapa lin" jawab Seonho ragu ragu "Gue juga kangen elo" lanjutnya.
"Laper ga? Cari makan yuk? Biar enak ngobrolnya" ajak Guanlin.
"Boleh yuk, kebetulan gue belom makan siang" Seonho mengiyakan ajakan Guanlin.
Mereka berjalan beriringan dalam diam. Hati Guanlin berkecamuk. Dia merancang skenario, tentang apa saja yang harus dia katakan pada Seonho.
Toh benar kata Seonho. Guanlin berutang banyak sekali penjelasan padanya. Terutama tentang Guanlin yang bisa disebut memutus persahabatan mereka dan tidak memberitahu Seonho perihal diterimanya dia di kampus yang sama.
Guanlin melirik Seonho disebelahnya yang terlihat sama canggungnya. Seonho tidak banyak berubah. Karena itulah Guanlin langsung mengenalinya tadi pagi.
Hanya saja sekarang rambutnya berwarna coklat. Lucu.
Akhirnya mereka berhenti di sebuah warung angkringan. Sore sudah berganti malam. Guanlin dan Seonho masih sama sama terdiam.
"Jadi, kenapa lo ga ngasih tau gue soal ini?" Seonho membuka pembicaraan mereka sambil menyeruput es teh manisnya.
Mata Guanlin tertuju pada kantong teh yang tidak dikeluarkan oleh Seonho. Guanlin senyum. Kebiasaan jeleknya bahkan masih sama.
"Buang Hoho, berapa kali gue kasih tau ini bahaya bikin kanker" kata Guanlin sambil mengangkat kantong teh tersebut dan menaruhnya diatas tissu.
"Gimana ya. Pas diterima itu, gue ngerasa udah aneh aja buat ngasih tau elo? Lo tau sendiri kan kita udah ngejauh banget banget" kata kata Guanlin menggantung di udara.
"Iya gue inget kok. Itu juga yang mau gue tanyain boleh? Gue gangerti sampe sekarang Lin kenapa kita bisa jadi kayak orang ga kenal gitusih? Gue terlalu takut buat nanya, jujur aja gue udah kaget banget sejak lo pindah tempat duduk. Gue suka pengen ngajak lo ngomong, tapi gue inget gue yang minta kita jaga jarak. Tapi ga segitunya Lin? Kan lo janji ga musuhin gue?" suara Seonho berubah lirih.
Guanlin takut Seonho nangis. Tangannya mengelus tangan Seonho yang ada diatas meja.
Guanlin menarik nafas panjang.
"Gue mau jelasin semuanya tapi lo janji gaboleh nangis? Janji juga ga motong omongan gue sampe selesai ok?"
Seonho mengangguk. Guanlin tadinya berniat untuk menggenggam tangan Seonho selama bicara, begitu ingat Minhyun, niatnya itu dia urungkan.
"Hhh itu semua salah gue Ho. Lo inget pas kita mau renang? Yang di kompleks deket rumah lo? Tepat sehari sebelum gue pindah duduk ke sebelah Haknyeon? Hari itu gue ga sakit. Gue boong. Mungkin gue emang sakit, tapi bukan phisically. Disini yang sakit" Guanlin menunjuk dadanya "Hari itu gue dengan lancangnya baca chat lo sama Youngmin, setelah kita video call".
KAMU SEDANG MEMBACA
UTUH ✖guanho✖ [COMPLETED]
Fanfiction'Sesungguhnya ku.. berpura pura Relakan kau pilih cinta yang kau mau' -Tangga-Utuh Seonho yang emang baru baru ini deket banget sama Guanlin harus merasakan sakitnya tempatcurhat-zone ketika Guanlin jadian sama Jihoon, anak kelas sebelah. Tapi ya sa...