Bagian 14 : Dia The Twin

294 23 7
                                    

Aga, Tyo, dan Anka duduk di kayu empuk dengan sedikit tercengang. Ia baru saja mendengar cerita Loh kalau... The King memiliki kembaran! Dan kembaran The King itu adalah salah satu dari keturunan The Senses.

Semua itu terjadi pada keturunan The Senses yang dilihat Tyo beberapa saat lalu. Itu alasan kenapa manusia yang dilihatnya hanya ada empat.

Jika kalian berpikir The Twin lahir atas gabungan benih The King dan The Senses, kalian salah. The Twin yang dimaksud adalah, cabikan separuh jiwa The King yang masuk ke dalam tubuh salah satu The Senses.

Pada saat monster danau itu mengamuk, The King berhasil menemukan tensohte yang bisa membuka portal ke Dunia Fixio dari salah seorang The Senses yang ada. The King mulai melakukan ritual selagi monster itu memporak-porandakan kawanan anogartun. Tapi bukan portal yang bisa membuatnya ke Dunia Fixio, tensohte itu justru mengeluarkan cahaya merah dan mencabik separuh jiwanya hingga membuat salah satu The Senses yang ada di sana terkena cabikan jiwa itu.

Ritual gagal, The King mati, dan The Senses yang ada di sana pun kemudian mati dengan separuh jiwa The King berada di dalamnya. Mulai dari situlah istilah The Twin muncul. Istilah yang digunakan untuk keturunan The Senses yang memiliki separuh jiwa The King di dalamnya.

Loh berpendapat bahwa kemungkinan besar The Twin adalah The Senses yang memiliki tensohte. Tensohte yang selalu terbawa dari lahir.

Aga, Tyo, dan Anka saling tatap satu dengan yang lainnya. Aga dan Tyo yang meminum cairan itu telah membuktikan bahwa mereka bukan kembaran The King. Anka pun tadi sudah meminum cairan itu. Meski dirinya adalah The Senses of Taste, tapi cairan itu tetap menyiksa. Hanya saja efeknya tidak separah Aga dan Tyo tadi.

"Percayalah, salah satu dari teman kalian itu meskipun nggak tau kalau dirinya merupakan The Twin, besar kemungkinan dia juga akan berperan besar untuk membuka portal antara dua dunia. Tanpa separuh jiwanya, The King nggak akan mampu membuka portal itu. Dan...," Loh menggantungkan ucapannya hingga membuat semua orang yang ada di sana menunggu tidak sabar. "kalau The King berhasil merebut kembali separuh jiwanya dan mendapatkan tensohte, portal itu akan terbuka."

"Bagaimana cara The King untuk mendapatkan separuh jiwanya lagi?" tanya Anka seketika. Pertanyaan yang juga terlintas di kepala Aga dan Tyo.

"Pengorbanan. Salah satu dari mereka harus mati untuk membuat jiwa itu utuh." Loh menerawang sedih. "Tapi jika portal itu gagal terbuka untuk kedua kali, Dunia Perbatasan dan Dunia Bumi akan hancur."

Hening. Mereka semua terdiam tanpa berbicara sedikit pun. terlalu terkejut dengan kisah yang Loh sampaikan.

"Jadi, The Twin adalah Hemma atau Mellta?" Anka mergumam tidak percaya setelah diam terlalu lama.

"Nggak mungkin Mellta," sangkal Aga. "aku tau benar siapa dia. Dia... cuma Mellta. Mellta yang kita kenal selama ini. Tensohte itu nggak mungkin ada sama dia."

"Tapi nggak mungkin juga kalau itu Hemma. Dia bahkan nggak tau apa-apa sebelum kita datang. Dan kalau dia punya tensohte itu, dia pasti cerita ke kita," Anka balas menyangkal.

Aga mengacak rambut frustasi. Ia takut. Ia takut akan keselamatan dua temannya itu. Apa jadinya jika ritual itu berhasil dan pengorbanan pun terjadi? Ia mungkin akan bersenang hati jika The King yang mati. Tapi bagaimana jika kebalikannya? Bagaimana jika....

Tiba-tiba Tyo yang sedari tadi diam tidak berkutik bangkit dari duduknya, membuat buku kecil usang yang dilihat-lihatnya tadi terjatuh ke lantai. Wajahnya pucat seputih kertas.

THE SENSESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang