BAB 6 - Sebuah Alasan

4.2K 393 10
                                    

Siang tadi, klub mading disibukkan dengan pembagian tugas untuk liputan seputar turnamen dan menentukan daftar-daftar nama yang penting untuk diwawancarai.

"Nah, itu dulu yang bisa gue sampaikan hari ini. Ada yang kurang jelas nggak?" tanya Apriyanti selaku ketua klub. Teman-temannya kompak menggeleng.

"Ok, itu semua berdasarkan keputusan bersama, untuk selebihnya kita diskusikan lagi besok." imbuhnya lagi dan teman-temannya meng-iya kan.

Waktu rasanya berjalan terlalu cepat. Tidak terasa turnamen futsal antar sekolah akan diadakan 1 minggu lagi. Hal itu tentu saja membuat semua warga SMA Bhineka sebagai tuan ramah menjadi lebih sibuk.

Terutama klub futsal yang nantinya akan bertanding, dimana klub ekskul itu benar-benar mempersiapkan diri untuk memberikan yang terbaik bagi sekolahnya. Meskipun hari sudah mulai sore, sekolah masih belum sepi karena banyaknya siswi yang ingin menonton latihan tim futsal, terutama sang kapten, Indra, yang luar biasa memesona meskipun sedang dalam keadaan basah karena berkeringat. Bukannya malah terlihat lusuh, di mata para siswi justru hal itu dapat menambah tingkat kegantengan Indra sebanyak 50%.

Kalia, Agatha dan Ratna juga menyempatkan diri mereka untuk menonton sebentar latihan itu. Kata Agatha, hitung-hitung sebagai hiburan setelah seharian otaknya dipenuhi hal-hal yang terlalu serius seperti pelajaran dan tugas-tugas ekskul. Mereka memerlukan asupan yang menyegarkan. Menikmati pemandangan cowok-cowok cakep dari klub futsal, misalnya.

Kalia melirik jam ditangannya yang sudah menunjukkan pukul 3 sore. Rencananya hari ini dia ingin pergi ke toko buku, tapi dipikirnya kalau harus menaiki ojek maka dia akan mengeluarkan ongkos dua kali. Jadi diputuskan untuk mengambil ponselnya dan mengetikkan sebuah pesan disana.

*KaliaAqila :
Abyan.. bisa jemput aku sekarang di sekolah? Mama arisan. Mau ke toko buku soalnya. Naik ojek nanti 2x bayar. Hihi. Kamu aja yang ojekin aku ya? Nanti ku traktir mie ayam. :D

Dua puluh menit menunggu masih tidak ada balasan dari cowok itu. Bahkan cowok itu tidak membaca pesan darinya.

*KaliaAqila :
By, lagi jalan sama Cleo ya?

Masih tidak ada tanda-tanda kalau Abyan akan membalas pesannya. Kalia mulai paham kalau sudah sibuk dengan Cleo, maka Abyan akan menjadi sulit dihubungi. Kalia kembali menekuni ponselnya dan digunakanlah untuk hal yang lain. Setelahnya Kalia kembali mengetikkan pesan untuk Abyan.

*KaliaAqila :
Eh.. gak usah jemput aku deh. Aku pergi sama Indra. Hihi.. Bye Abyan :D

Lima menit kemudian Kalia memutuskan naik ke atas jok motor yang membawanya pergi meninggalkan pelataran sekolah.




Balasan itu rupanya dikirimkan 20 menit setelah ia pergi meninggalkan sekolah. Dan Kalia baru mengetahui kalau Abyan membalas pesannya.

*AbyanDirgantara : Kal, aku baru baca. Iya nih, lagi sama Cleo. Sorry aku gabisa jemput. Syukur ada Indra.

Begitu pesan yang dikirimkan oleh Abyan. Kalia mendengus maklum. Ya, syukur ada Indra. Ujarnya pada diri sendiri. Kalia menyalakan alarm ponselnya setelah sebelumnya membalas pesan dari sahabatnya itu. Lalu cewek itu meletakkan ponselnya pada nakas di samping tempat tidurnya.

Sialnya Kalia tidak bisa langsung tertidur. Pikirannya justru melayang kesana kemari.

Kalia memikirkan Indra, dia tidak sepolos itu hingga tidak bisa menyadari kalau Indra jelas menunjukkan ketertarikan pada dirinya. Cowok itu tentu saja tidak ragu sama sekali untuk menunjukkannya secara terang-terangan. Bahkan Agatha dan Ratna mengatakan hal yang sama. Begitupun dengan gerombolan siswi di sekolah yang mengidolakan Indra, mereka semua tahu bahwa Kalia adalah cewek yang diincar oleh Indra saat ini.

KALIABYAN | #AS1✔ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang