BAB 7 - Tidak Perasa

3.8K 361 11
                                    

Keringat menetes di pelipis Kalia, membuat cewek itu berkali-kali mengusapnya. Tangannya mengipas-ngipas seolah bisa menghilangkan gerah yang ia rasakan.

Pelajaran olahraga, seperti biasa Pak Handoyo tidak akan membiarkan murid-muridnya menyelesaikan mata pelajarannya tanpa benar-benar berkeringat.

Kalia merasakan sensasi dingin dan basah di pipinya yang ternyata berasal dari sebotol minuman yang ditempelkan pada pipinya.

"Buat lo, pasti gerah kan? Butuh yang adem-adem."

Kalia melihat Indra yang tersenyum manis ke arahnya, membuatnya mengangguk sambil berucap, "Makasih."

"Gue balik ke kelas dulu." Kata cowok itu masih dengan senyumnya dan berjalan menjauh menuju kelasnya.

"Ciyeeeeee....."

"Apaan sih?!" balas Kalia pada teman-teman sekelasnya yang menyoraki dengan begitu heboh. Kalia menatap mereka semua dengan tatapan galak, tapi tetap tidak bisa membuatnya berhenti tersenyum yang justru malah membuatnya menjadi bahan tertawaan.

Kalia menunduk menatap botol minuman isotonik dingin dalam genggamannya dan lagi-lagi tersenyum mengingat minuman itu diberikan langsung oleh Indra, cowok yang paling diinginkan cewek satu sekolah. Mau tidak mau Kalia jadi merasa spesial.

"Yah, kalah cepat ya?"

Kalia menoleh ke belakang, dilihatnya Abyan berdiri sambil menggenggam sebotol air mineral.

"Nggak apa-apa deh, bisa diminum sendiri." Kata Abyan selanjutnya sambil menunjukkan cengirannya.

Kalia menghampiri Abyan dan mengambil botol air dari genggaman cowok itu. "Kamu ikhlas nggak sih ngasi aku? Masa mau diminum sendiri." ujar cewek itu. Kalia menyerahkan minuman isotonik yang diberikan Indra tadi kepada sahabatnya itu, "Pegangin sebentar, yang ini diminum nanti aja."

"Kok nggak minum yang ini aja?" tanya Abyan.

"Kata guru olahraga aku di SD, nggak boleh minum dingin habis olahraga." jawab Kalia sambil meneguk air mineralnya hingga menyisakan setengah botol, membuat Abyan tersenyum menatapnya penuh arti.

Keduanya tidak menyadari, dua orang tengah menatap mereka dari kejauhan. Salah satunya memandang dengan tatapan tidak suka yang begitu kentara.

"Kemarin gimana? Udah dapat bukunya? Emangnya mau beli buku apa sih?" Tanya Abyan pada Kalia.

"Oh itu, uhm, nggak beli buku, cuma jalan-jalan aja." jawab Kalia. Abyan hanya mengangguk-anggukkan kepalanya sebagai tanda mengerti.

"Jalan kemana sama Cleo?" Kalia balik bertanya.

Abyan meringis, "Nggak boleh kepo!" jawabnya, membuat Kalia menyikut lengannya, sebal.

"Orang nge-date nggak boleh di kepo-in. Nanti kamu pingin." ejak Abyan.

"Enak aja! Aku udah sama Indra kali. Wlekk!" ejeknya sambil menjulurkan lidahnya.

Abyan mengerutkan keningnya, terlihat tidak suka. "Emangnya Indra suka sama kamu?"

"Kamu kan lihat tadi dia kasi aku minuman. Artinya apa kalau bukan karena dia suka sama aku?" Kalia tersenyum penuh percaya diri.

Abyan menimbang-nimbang untuk mengatakan yang sebenarnya pada Kalia, "Kal, ngomong-ngomong soal Indra, aku sebenarnya kurang suka kamu terlalu dekat sama dia."

"Eh, maksudnya?" tanya Kalia tidak mengerti, cewek itu dapat melihat ekspresi Abyan yang mendadak berubah menjadi lebih serius.

"Nggak suka aja kamu deket sama dia." ulang Abyan.

Kalia terbahak, "Protektif banget, kayak pacar tau nggak. Udah, ah, nggak usah di bahas." katanya menanggapi perkataan Abyan dengan bercanda.

"Kal, please dengerin..."

"By, please.. kali ini aja. Aku nggak paham sama kamu, setiap cowok yang dekat sama aku nggak pernah lolos seleksi kamu. Kamu lebih protektif dari mama aku tau nggak?" potong Kalia panjang lebar.

"Aku tau maksud kamu baik, tapi ayolah, kita masih SMA. Nggak masalah kan aku pernah dekat sama satu, dua, atau tiga cowok selain kamu? Masa teman cowok aku cuma kamu doang? Ya, kan?" Imbuh Kalia.

Abyan hanya diam menatap sahabatnya itu. Kalia yang tiba-tiba merasa sedikit canggung di tatap oleh cowok itu berusaha mencairkan sedikit suasana. Ia menopang dagunya dengan kedua tangan lalu melemparkan sebuah pertanyaan kepada Abyan, "Memangnya kamu pingin aku sama cowok yang kayak gimana sih, By?"

Abyan terdiam. Tahu jawabannya. Tapi lebih memilih untuk menjawabnya dalam hati.

Kalia menunggu sahabatnya berbicara tapi cowok itu tidak mengeluarkan kalimat apapun, "Kamu aja bisa sama Cleo, berarti aku juga bisa dong sama Indra?" Kalia tersenyum menunjukkan sederetan giginya yang rapi.

Alih-alih memeberikan persetujuan, cowok itu justru berdiri dan berkata, "Aku ke kelas dulu, Kal."

Kalia memberengut menatap punggung Abyan yang meninggalkannya di kantin sendirian padahal mereka belum selesai bicara.

Abyan aneh! Batinnya.

♥♥♥

(Ditulis: 03 Agustus 2017)
-kio









(Ditulis: 03 Agustus 2017)-kio

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KALIABYAN OPEN PO

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KALIABYAN OPEN PO.. HEHE
PEMESANAN BISA VIA :

Line : @qic4641u (sertakan @)

Untuk tanya2 bisa DM akun instagram @catatankikiofia dan @kikiofia .. Atau untuk yang gak punya line bisa pesan via DM ig / DM wattpad... Terimakasih 💙💙

KALIABYAN | #AS1✔ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang