BAB 13 - Pacar

3.4K 279 9
                                    

"Eh, Kak, itu teman kamu yang ganteng yang sering antar kamu pulang itu, pacar kamu, ya?"

"Uhm, iya, Ma, itu ... aduh, anti malam aja Kalia ceritain," jawab Kalia malu-malu menanggapi ibunya yang mulai ingin tahu.

Kalia merasa sedikit terkejut saat mendapati Indra di depan pintu rumahnya karena cowok itu tidak mengatakan apapun tentang rencana berangkat bersama ke sekolah. Kalia senang-senang saja dijemput. Tapi, masalahnya adalah Kalia belum mengatakan apapun pada ibunya mengenai hubungan mereka, dan dijemput seperti ini pasti membuatnya dituntut penjelasan oleh sang ibu. Perkara lainnya adalah ini kali pertama Kalia dijemput oleh seorang cowok selain Abyan. Pantas saja kan ibunya langsung menunjukkan keingintahuan yang begitu besar. Yah, meskipun sebenarnya Indra cukup sering mengajaknya pulang bersama belakangan ini.

"Cieee ... Mama pikirnya kamu bakalan sama Abyan. Kasihan dong itu anak patah hati."

"Aduh, Mama, jangan keras-keras dong, kan malu sama Indra."

"Iya, iya," balas mamanya tersenyum menggoda kemudian berjalan menghampiri Indra. Kalia mengekor.

"Nak, Indra, Tante titip Kalia ya."

"Ih Mama, emangnya Indra TPA!" jawab Kalia membuat ibunya tersenyum geli.

"Beres, Tante." Indra tersenyum menimpali. Lucu melihat interaksi Kalia dan ibunya.

"Ma, berangkat dulu, ya." pamit Kalia sambil mencium tangan sang ibu.

Indra juga melakukan hal yang sama, "Berangkat dulu, Tante."

"Ok, hati-hati ya!" jawab ibu Kalia sambil melambaikan tangan pada dua sejoli itu, tersenyum sejenak mengingat masa mudanya dulu.




Kalia merasa jantungnya mulai berdebar tak karuan ketika motor Indra berhenti di parkiran sekolah. Dia merasa beberapa murid memerhatikannya. Mungkin mereka merasa iri dan berandai-andai ada di posisi Kalia saat ini. Bahkan beberapa secara terang-terangan menatapnya dengan pandangan tidak suka.

Indra menggandeng tangan Kalia dengan mantap, menularkan kepercayaan diri bagi cewek itu. Digandeng seperti ini sebenarnya membuat jantung Kalia berpacu dua kali lebih cepat. Seperti ada kupu-kupu yang berterbangan dalam perutnya. Rasanya seperti grogi, mual, tapi juga bahagia. Susah dijelaskan.

Kalau boleh sombong, Kalia sebenarnya merasa luar biasa senang. Bagaimana tidak, cowok idaman di sekolah adalah pacarnya. Yah, meskipun itu artinya saingannya ada di mana-mana.

Perjalanan dari tempat parkir menuju kelas lumayan memakan waktu. Tidak! Terlalu berlebihan. Sebenarnya tidak begitu jauh, tapi waktunya cukup untuk menunjukkan pada penggemar Indra kalau cowok itu tidak lagi single.

KALIA RESMI JADI PACAR INDRA! Punya pacar baru nggak tau kenapa bawaannya pingin dipamerin terus. Pikir Kalia, membuatnya tertawa dalam hati.

Setelah bersikeras menolak tawaran Indra untuk mengantarkannya ke kelas, akhirnya Kalia dan Indra berpisah di ujung tangga lantai dua. Kelas Kalia ke arah kanan, sedangkan kelas Indra ke arah sebaliknya. "Istirahat nanti aku cari kamu ke kelas." ujar Indra, Kalia tersenyum dan mengangguk. Indra ikut tersenyum menatap pacarnya yang masih malu-malu. Kalia terlalu manis untuk dibiarkan menyandang status jomblo.

Jangan sebut dia Agatha kalau cewek itu tidak selalu ingin tahu. Terlepas dari predikatnya sebagai sahabat yang baik, Agatha itu adalah teman yang bawel, kepo-an, dan sedikit melankolis. Berbanding terbalik dengan Ratna yang cenderung lebih santai dan menjunjung tinggi privasi.

Kalia merasa seperti sedang wawancara pekerjaan ketika Agatha menanyakan segala macam perihal hubungannya dengan Indra. Padahal malam itu Kalia langsung menelepon Agatha, tapi dia tetap saja menuntut jawaban lebih sampai-sampai Kalia merasa bingung harus menjawab apa karena memang semuanya sudah dia ceritakan.

"Gue sebagai salah satu penggemarnya Indra cukup kecewa sebenarnya. Nggak rela doi punya pacar, dan pacarnya adalah ... lo!" tunjuk Agatha pada Kalia, sedikit manyun. Membuat Kalia menyikut teman sebangkunya itu. "Hah, tapi ya udahlah. Berhubung lo sahabat gue, gue terpaksa ikhlas," imbuh Agatha.

"Yee.. lo jadinya terpaksa apa ikhlas?" tegas Ratna.

"Yah, diantara itu lah pokoknya! Yang penting gue dikenalin sama anak futsal yang lain." Jawab Agatha meringis. Kalia mencibir.

"Kalau gue ikut senang sih. Tapi kok jadi kepikiran Abyan juga." Ratna berucap.

"Ah, iya, bener. Kok gue tiba-tiba jadi bersimpati gini ya sama Abyan." Agatha menambahkan.

Kalia mengerutkan dahi tidak mengerti kenapa teman-temannya jadi membahas soal Abyan. Begitupun dengan ibunya tadi. Loh, memangnya Abyan kenapa, sih? Ok, Kalia tahu kalau Abyan memang tidak menyukai Indra - entah karena alasan apa, tapi tidak segitunya juga, kan?

"Abyan gimana setelah tau lo jadian sama Indra?" tanya Ratna pada Kalia.

"Biasa aja kok. Tapi emang Abyan nggak begitu suka sama Indra sih kayaknya."

"Tuh, kan!" Agatha berseru, suaranya cukup keras sampai Ratna mencubit lengannya membuat Agatha langsung diam, meringis kesakitan sambil menggosok-gosok bekas cubitan Ratna yang memerah. "Abyan nggak rela lo sama Indra."

"Yap, Agatha benar!" dukung Ratna.

"Ih, nggak juga deh. Lo berdua jangan mikir macam-macam. Abyan udah sama Cleo. Gue sering lihat mereka jalan bareng, udah dikit lagi aja, tuh."

"Dikit lagi apaan?" tanya Ratna tidak memahami maksud perkataan Kalia.

"Dikit lagi Kalia bakal ngerasain apa yang Abyan rasain," Agatha yang menjawab pertanyaan Ratna. "Patah hati." Imbuh cewek itu dengan polosnya.

Ratna hanya tersenyum geli menyadari kemungkinan ucapan Agatha ada benarnya. Sedangkan Kalia justru merengut menyadari kalau ucapan Agatha memang sepenuhnya benar.

♥♥♥

(Ditulis: 16 Agustus 2017)

-kio

KALIABYAN | #AS1✔ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang