BAB 16 - Patah Hati Diam-diam

2.7K 276 2
                                    

"Kok tumben sih nggak ngantin bareng Indra?" tanya Agatha penasaran karena biasanya Indra akan langsung menculik Kalia begitu bel istirahat berbunyi.

"Lagi ada rapat tim futsal. Lagian juga gue mau nemenin sahabat gue yang jomblo ini. Kasihan kalau tiap hari harus makan sendirian. Ya, nggak, Tha?!" goda Kalia.

"Ih, rese lo!" protes Agatha tapi ikut tertawa.

Agatha mengedarkan pandangannya ke sekeliling kantin, barangkali ada cowok cakep yang lagi nongkrong. Lumayan, selain untuk cuci mata siapa tahu bisa cuci hati juga.

"Eh... eh... eh...." Ratna yang tiba-tiba bergabung mengejutkan Agatha dan Kalia.

"Apaan sih, Na?" tanya Agatha merasa aneh melihat Ratna yang heboh sendiri, tidak seperti biasanya.

"Ngapain, sih?" kali ini Kalia yang bersuara mengungkapkan rasa penasarannya.

"Pasti ada gossip baru, ya?"

"Parah! Parah! Parah! Masa nih ya, tadi gue dengar anak-anak pada ngomongin Cleo!" Ucap Ratna masih berusaha mengatur napasnya karena tadi ia berlari menuju kantin hanya untuk menyampaikan kabar ini. "Dan lo pada tau nggak apa yang diomongin?" Kalia dan Agatha menggeleng bersamaan. "Mereka mikirnya Abyan jadian sama Cleo, soalnya mereka gandengan tangan berdua ke kantin!" Meskipun Ratna mengatur suaranya sepelan mungkin, tapi tetap terdengar heboh.

Agatha yang tadi pandangannya tidak sengaja menangkap Cleo berkata, "Ah, apaan, orang gue lihat Cleo duduk sendirian kok di..." belum selesai kalimatnya tapi Agatha sudah dibuat terkejut ketika melihat ada seorang cowok dihadapan Cleo. Dan cowok itu adalah cowok yang sama dengan yang mereka bicarakan. "Loh, kok ada Abyan."

"Tuh, kan! Bener! Mereka udah jadian ya?"

"Eh, masa sih? Gue kok nggak tau?"

Kalia tidak menanggapi kedua sahabatnya. Matanya hanya menatap lurus ke arah meja yang tadi ditunjuk Agatha.

Tidak kuat rasanya kalau harus menatapnya terlalu lama, jadi Kalia mengalihkan pandangan dan hanya menatap gelas es jeruknya.

"Abyan nggak curhat sama lo kalau dia udah jadian?" Tanya Agatha dan Kalia hanya menggelengkan kepalanya.

"Mungkin belum kali." Ratna bersuara.

"Ah, masa, sih? Abyan kan biasanya udah gatel banget kalau nggak cerita dikit aja sama Kalia!"

Agatha dan Ratna masih mencuri-curi pandang ke arah Abyan dan Cleo, sedang Kalia memilih bergeming ditempatnya sampai ucapan Agatha mau tidak mau membuatnya mengalihkan pandangan, "Anjir! Beneran jadian itu, udah pegang-pegang tangan di depan umum!"

Seolah tidak ada yang lebih buruk lagi, tepat saat kalia menoleh itulah matanya menangkap pemandangan Abyan yang sedang mengusap kepala Cleo dengan ... penuh kasih sayang ... sepertinya.

Kalia langsung membuang tatapannya ke arah yang berlawanan. Sial. Matanya terasa panas, padahal Agatha dan Ratna tidak sedang mengupas bawang merah dihadapannya.

Ratna melihat Kalia yang bangkit dari kursinya hendak meninggalkan kantin, "Loh, Kal, mau ke mana?"

"Gue balik ke kelas duluan."

"Loh, tapi kan mie ayam pesanan lo belum datang?!" Agatha memberi tahu, barangkali Kalia lupa.

Kalia menoleh sekali lagi ke arah sahabatnya. "Gue baru ingat kalau gue udah nggak suka lagi sama mie ayam. Lo habisin aja!"

Kalia langsung meninggalkan kantin. Berjalan cepat. Sialnya, untuk pergi dari sana Kalia harus melewati meja Abyan dan Cleo. Kalia berusaha keras untuk tidak melirik ke arah itu, tapi sepertinya matanya tidak sejalan dengan otaknya ketika akhirnya tatapannya bertemu dengan tatapan Abyan. Tidak sampai lima detik karena setelahnya Kalia kembali menatap ke depan dan melanjutkan perjalanannya ke kelas.

Agatha dan Ratna yang masih di kantin memutuskan untuk tidak menyusul Kalia. Bukannya tidak setia kawan, mereka hanya merasa bahwa Kalia butuh waktu untuk dirinya sendiri. Dan alasan lainnya karena perut mereka sudah kelewat lapar sehingga rasanya untuk menyusul Kalia ke kelas saja mereka tidak sanggup.

"Gue kadang nggak ngerti sama mereka berdua, yang bego sebenarnya Kalia apa Abyan, sih Tha?"

"Spesies jantan sama spesies betina sama begonya!" Jawab Agatha sambil menikmati mie ayam yang dihibahkan Kalia padanya.

"Matahin hati masing-masing, saling menyakiti kalau kata gue." Ratna berpendapat.

"He-eh." Agatha mengangguk setuju. "Patah hati yang paling sakit itu adalah patah hati yang terpendam. Mau ngaku patah hati aja nggak bisa, soalnya nggak punya hak buat ngerasa patah hati."

♥♥♥

(Ditulis: 21 Agustus 2017)

-kio

KALIABYAN | #AS1✔ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang