Rapat pengurus mading dan futsal baru saja berakhir 10 menit yang lalu. Hasil rapat menyatakan bahwa klub mading akan membantu klub futsal dalam kegiatan turnamen antar sekolah yang akan diadakan di SMA Bhineka, mulai dari pengumuman pendaftaran di mading, hingga dokumentasi kegiatan sampai turnamen selesai.
"Lo tau nggak sih, Kal, rapat tadi Indra senyum sambil ngelihatin lo terus deh kayaknya!" Ratna mulai heboh karena sejak tadi pandangannya tak luput dari Indra yang sesekali mencuri pandang pada Kalia.
"Iya, bener! Gue juga lihat kok!" Agatha menimpali.
"Aduh, kalian tau nggak sih, gue gemeteran gitu tadi di ruang rapat!" ungkap Kalia. Cewek itu benar-benar merasa salah tingkah ketika menyadari Indra beberapa kali - cukup sering ketika mereka bertemu tatap - tersenyum kepadanya.
"Menurut pendapat gue nih, Kal. Kayaknya Indra mulai tertarik deh sama lo!" nilai Ratna.
"Jangan aneh-aneh deh, Na. Terlalu dini untuk menyimpulkan kayak gitu." jawab Kalia, tidak ingin terlalu terbawa perasaan.
Indra itu cowok idola di sekolah, cowok itu juga terlihat begitu ramah. Jadi, kalau Indra tersenyum pada Kalia, bukan berarti dia tertarik padanya, kan? Bisa saja cowok itu juga melakukan hal yang sama pada siswi yang lain. Untuk itu, demi menjaga perasaannya sendiri, Kalia lebih memilih untuk menganggapnya sebagai keramah-tamahan Indra. Yah, memangnya Kalia ingin berharap apa lagi?
"Tapi tetap, gue harus siap-siap patah hati mulai sekarang." Agatha bersuara dan berpura-pura menampilkan mimik sedih, membuat ketiganya tertawa.
"Eh, gue balik duluan ya. Rayhan udah jemput." ucap Ratna setelah melihat pacarnya di depan gerbang sekolah sedang menunggunya di atas motor.
"Ok, gue juga. Ojek langganan gue udah ada tuh." Agatha meringis. Yang disebut ojek oleh Agatha kali ini bukan julukan untuk pacarnya, melainkan ojek dalam artian yang sebenarnya. "Kal, lo nggak apa-apa kita tinggal?"
Kalia menggeleng. "Nggak apa-apa, gue pesan ojek online kok." jawab Kalia sambil menunjukkan layar ponselnya yang menampilkan aplikasi ojek online.
Agatha dan Ratna mengangguk mengerti dan berjalan ke arah jemputan mereka sambil melambaikan tangan pada Kalia. Kalia membalasnya.
Kalia sedang menunduk menatap layar ponselnya, mulai mengetikkan alamat tujuannya ketika mendengar suara motor yang mendekat dan seseorang berbicara padanya, "Nunggu jemputan?"
Kalia mendongak dan mendapati Indra di atas motornya. Kalia tersenyum, rasanya sulit sekali untuk menahan diri tidak melemparkan senyuman pada cowok yang kini berada dihadapannya. Dia menunjukkan kembali layar ponsel kepada Indra, "Lagi mau manggil ojek."
"Daripada naik ojek, mending pulang bareng gue aja. Lagian kita satu arah." kata cowok itu. Indra tahu kalau rumah Kalia satu arah pulang dengannya karena sebenarnya mereka cukup sering berpapasan di lampu merah ketika berangkat sekolah.
Kalia meringis, "Eh, nggak usah, nggak apa-apa, gue naik ojek aja." Bodoh! Menolak ajakan pulang bareng Indra adalah kebodohan yang pasti tidak akan dilakukan oleh Agatha dan Ratna. Eh, tidak, siswi satu sekolah juga pasti tidak akan menyia-nyiakan kesempatan seperti Kalia. Plis paksa gue. Paksa gue! Kalia membatin, dalam hati berharap dipaksa Indra. Kalau dipaksa, dirinya pasti tidak akan menolak. Khas cewek yang malu-malu tapi mau.
"Lo kalau lagi malu-malu bikin gemas, ya! Udah, nggak usah malu, ayo naik!" ajak Indra tersenyum manis. Dirinya menggemaskan kata Indra? Kalia bersorak girang dalam hati.
Indra mengeluarkan sesuatu dari ranselnya dan menyodorkannya pada Kalia. "Nih, pakai jaket gue. Topi nya dipakai ya, soalnya lo nggak pakai helm."
Kalia mengangguk menerimanya dan bergegas mengikuti perintah Indra. Jaket cowok itu tentu saja terlihat sedikit kebesaran ditubuhnya yang kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALIABYAN | #AS1✔ [SUDAH TERBIT]
Ficção AdolescenteKalia-nya Abyan, dan Abyan-nya Kalia. Sepasang sahabat yang sebenarnya saling mencintai tapi tidak pernah berani untuk mengakui. Seperti air laut, perasaan mereka mengalami pasang-surut, tapi tidak pernah benar-benar habis. Kalia yang tidak perasa d...