BAB 12 - Rival

2.9K 292 31
                                    

Abyan menoleh dan melihat si pemilik suara itu sudah berdiri di depan pintu.

Indra.

Sejujurnya Abyan enggan memercayai apa yang dia dengar. Apa yang Indra katakan tadi? Pacar? Tidak mungkin cowok itu pacar Kalia.

Indra mendekat ke arah tempat tidur Kalia dan duduk di kursi yang berada di samping kiri tempat tidur cewek itu – berseberangan dengan Abyan – mengabaikan Abyan yang masih bergeming di tempatnya.

Indra dan Kalia memang dekat, Abyan tahu itu. Tapi mustahil kalau mereka sudah berpacaran. Demi apapun di muka bumi, Abyan hanya menjauhi Kalia satu minggu agar cewek itu mengerti perasaannya, tapi dirinya malah kecolongan sejauh ini.

Abyan tidak hanya kecolongan. Dia sudah kalah. Rasanya dia ingin menuntut penjelasan dari sahabatnya itu.

Jadi, inikah yang dimaksud Kalia hal yang ingin dia bicarakan? Jadi, Kalia ingin mengatakan pada Abyan kalau cewek itu sudah resmi berpacaran dengan Indra?

Sial. Pikirnya Kalia akan mengatakan bahwa selama ini dia memiliki perasaan yang sama dengan Abyan, atau setidaknya mengatakan kalau cewek itu tidak bisa jauh dari Abyan. Sayangnya, itu semua hanya berakhir di angan. Kenyataannya tidak seperti itu. Dalam hati, Abyan menertawakan kebodohannya sendiri.

Sebenarnya, Kalia merasa canggung saat ini. Ada sedikit perasaan bersalah pada Abyan karena cowok itu harus mengetahui hubungannya dengan Indra bukan dari dirinya. Sahabat macam apa dia. Padahal selama ini Abyan selalu menceritakan banyak hal padanya.

Yang lebih canggung lagi adalah menyadari ketidaksukaan kedua cowok itu pada satu sama lain. Memang Abyan pernah mengatakan kalau dirinya tidak menyukai Kalia yang terlalu dekat dengan Indra dan kenyataannya sekarang Indra adalah pacar Kalia. Berbeda dengan Indra yang meskipun tidak pernah mengatakan dengan terang-terangan kalau dia tidak menyukai Abyan, tapi dari cara cowok itu menatap sahabatnya, Kalia tahu Indra tidak begitu nyaman dengan keberadaan Abyan.

"Aku bawain pesanan kamu, maaf lama, antrinya lumayan panjang." Indra bersuara sambil menyerahkan sekotak makanan cepat saji yang diinginkan Kalia.

Kalia yang duduk bersandar di kepala ranjang menerima makanan itu dengan wajah yang cerah. Sedangkan Abyan menatap keduanya tidak senang.

"Lo tau Kalia sakit dan lo beliin dia fast food?" Abyan bersuara, membuat Kalia dan Indra menatapnya.

"Iya, gue beliin apa yang pacar gue pingin."

"Meskipun itu nggak baik buat dia?" tekan Abyan.

"Lo terlalu berlebihan, lagian gue nggak bodoh. Itu cuma nasi dan ayam, lo bisa tanya dokter apa Kalia boleh makan itu. Lagian gue tau apa yang gue kasi buat pacar gue." jawab Indra cuek. Kalia hanya menatap keduanya bergantian, suasana menjadi tidak begitu nyaman.

"Kalau gue jadi lo, gue bakal mikir lagi meski cuma ngasi dia nasi dan ayam cepat saji."

"Sayangnya lo bukan gue."

Kalia berdeham, "Uhm, aku boleh makan ini kok, By. Aku yang minta Indra bawain karena memang nggak apa-apa." ujar Kalia sambil menelan liur. Ia berusaha mengatur kata-katanya agar Abyan tidak tersinggung.

"Nah, lo dengar kan, pacar gue bilang apa."

Abyan dongkol. Pertama, karena Abyan merasa kalah setelah mendengar Kalia yang membela Indra. Kedua, karena cara Indra menyebut Kalia. Coba saja perhatikan berapa banyak cowok itu menyebut pacar gue disetiap kalimatnya yang terdengar sebagai ungkapan meremehkan yang ditujukan Indra untuk Abyan. Abyan tidak mengerti bagaimana dirinya bisa menjadi sebenci itu pada Indra.

Sedangkan di lain sisi, Indra sama tidak mengertinya kenapa dia bisa begitu tidak menyukai Abyan. Indra tahu Abyan adalah sahabat dekat pacarnya. Bahkan Indra terlalu sering memerhatikan Kalia bersama sahabatnya itu sebelum ini. Ya, Indra sering memerhatikan Kalia. Kalia memang cewek incarannya selama ini, bisa dikatakan kalau Indra menyukai cewek itu sejak lama. Meskipun cowok idola di sekolah, Indra bukanlah tipikal cowok yang suka mempermainkan perasaan cewek. Bagi Indra, perasaan cewek bukan hal yang lucu untuk dijadikan bahan bercandaan, tidak lucu juga untuk dijadikan bahan tertawaan cowok bersama teman-temannya.

Indra tidak ingin membuat Kalia merasa tidak nyaman, tapi membiarkan Kalia terus-terusan bergantung dengan Abyan juga bukanlah hal yang tepat. Sekarang Kalia adalah pacarnya, dan dengan Indra lah cewek itu seharusnya bergantung.

Kalia tidak menyadari, bahwa sejak hari itu, dirinya akan mulai menyakiti banyak hati.

Tidak ingin bersikap egois, tapi tidak juga siap jika harus kehilangan. Yang namanya kisah cinta memang terkadang suka begitu rumit.

♥♥♥


(Ditulis: 14 Agustus 2017)

-kio

KALIABYAN | #AS1✔ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang