BAB 17 - Patah Hati Diam-diam (2)

2.8K 258 3
                                    

Kalia menjalani pagi ini dengan keteguhan hati yang cukup untuk menyadari kalau hubungan persahabatan tidak selalu bisa di updgrade ke level yang lebih tinggi.

Meskipun teman-temannya sering berkata 'Kalia-nya Abyan dan Abyan-nya Kalia', rupanya kalimat itu tidak lebih dari sekadar kalimat. Menyedihkan.

Kalia tidak tahu pasti apa alasannya dia menangis semalaman meskipun cewek itu tahu siapa yang dia tangisi. Siapa lagi kalau bukan Abyan? Dia meyakinkan dirinya kalau dia menangis bukan karena sepenuhnya cemburu, tapi lebih merasa tidak dianggap lagi oleh Abyan sebagai sahabat, buktinya cowok itu tidak pernah curhat perihal hubungannya yang sudah diresmikan dengan Cleo. Menyebalkan, kan? Tapi Kalia juga sama menyebalkannya bukan dengan Abyan? Dulu dia juga tidak memberi tahu Abyan kalau dia sudah berpacaran dengan Indra. Tapi tetap saja beda. Pokoknya beda. Pokoknya Kalia kesal pada Abyan.

Kalia duduk tenang di bangkunya sepanjang hari ini, istirahat tadi bahkan dia hanya menitip camilan pada kedua sahabatnya. Katanya malas ke kantin dengan alasan tidak enak badan, padahal sebenarnya ... begitulah. Dia berusaha untuk tidak menampilkan ekspresi apapun yang menyedihkan yang akan membuat Ratna maupun Agatha curiga. Kalia sedang tidak ingin ditanyai macam-macam oleh keduanya. Lebih tepatnya malas dan tidak tahu harus menjawab apa nantinya.

Kalia merasa aneh pada dirinya sendiri. Cewek itu sudah berusaha keras menyingkirkan perasaannya pada Abyan dan dia pikir dia sudah berhasil. Bukannya memang sudah berhasil? Dia punya pacar, dan rasanya akan sangat bodoh kalau dia menyia-nyiakan Indra. Bukan karena pacarnya itu sangat populer, tapi lebih karena Indra adalah cowok yang baik dan cowok itu tidak ragu untuk menunjukkan kasih sayangnya pada Kalia meskipun sebenarnya dia bisa mendapatkan cewek yang lebih baik.

Akan sangat menyedihkan kalau itu sampai terjadi. Sangat tidak adil kalau cowok yang sempurna harus dipasangkan dengan cewek yang sama sempurnanya. Cukup Hamish Daud-nya saja yang dimiliki Raisa, atau dalam kasus yang lebih sederhana cukup Abyan-nya saja yang harus disandingkan dengan Cleo. Indra tidak usah ikut-ikutan.

"Kamu lagi sakit?" tanya Indra menggenggam tangannya lembut.

Sehabis ekskul jurnalistik, Kalia memutuskan untuk menemani Indra latihan futsal bersama tim sekolah. Mereka duduk di bangku penonton karena kebetulan kali ini bukan giliran Indra yang bermain.

"Nggak kok. Kenapa?" Kalia mengerutkan keningnya, aneh mendengar pertanyaan Indra padahal Kalia merasa dirinya baik-baik saja.

"Beneran nggak apa-apa? Kamu kelihatan pucat. Mau ku antar ke UKS?" Indra menyentuh dahi Kalia dengan mimik khawatir yang kentara.

"Iya aku nggak apa-apa kok." Jawab Kalia sambil menyandarkan kepalanya di bahu Indra, sedikit banyak menambah kecepatan debaran jantungnya sendiri.

Indra tersenyum bahagia, hatinya menghangat, akhirnya pacarnya itu sudah mulai membiasakan diri dengannya. Ia mengusap lembut kepala cewek itu dan berkata, "Bentar lagi selesai kok. Nggak enak mau pulang duluan, tunggu mereka sebentar ya?"

Kalia mengangguk dan tersenyum menunjukkan sederetan giginya yang rapi. "Nanti sebelum pulang makan dulu, ya?"

"Siap Bu Bos!" jawab Indra sambil meletakkan ujung tangannya di pelipis, menampilkan gestur hormat. Keduanya kemudian tertawa bersama.

Apa lagi sih yang Kalia harapkan selama ini? Cewek itu sudah memiliki Indra dan itu sudah lebih dari apa yang pantas Kalia dapatkan.

Abyan paling tidak suka kalau dia dan Kalia harus saling mendiamkan terlalu lama seperti saat ini.

Baiklah, cowok itu bisa berusaha menerima kalau dia dan Kalia mungkin tidak bisa bersama dalam artian lebih, tapi dia tidak ingin kalau persahabatannya merenggang. Pikirnya kalau begini jadi sama saja, menyatakan perasaan dan tidak menyatakan perasaan membuatnya kehilangan Kalia. Tahu begitu dia lebih memilih menyatakan perasaannya, kan?

Meskipun baginya Cleo dan Kalia sama menyenangkannya, tapi Cleo tidak dengan mudah bisa mengganti posisi sahabatnya itu di hatinya. Pokoknya Kalia masih diposisi paling depan. Tapi Abyan juga tidak mengelak kalau dia membutuhkan sosok pengganti, dan Cleo menawarkan itu.

Silakan sebut Abyan brengsek, cowok itu tidak peduli. Dirinya tidak pernah memaksa Cleo untuk menjadi pelariannya, cewek itu yang mau. Yah, meskipun terbersit sedikit di kepala Abyan untuk mencari pelarian dan target utamanya adalah Cleo, tapi Abyan tentu tidak setega itu.

Abyan mengambil ponselnya, menimbang-nimbang untuk mengirimi sahabatnya itu sebuah pesan. Berpikir jenis basa-basi busuk seperti apa yang harus dia kirimkan untuk memulai pembicaraan?

*AbyanDirgantara :
Hoy!

*KaliaAqila :
Hola!

*AbyanDirgantara :
Idihh yg sombong sekarang udah punya pacar sampe gak punya waktu buat sahabatnya :p

*KaliaAqila :
Ih.. gasalah? Harusnya aku yang ngomong begitu! Dasar sombong!!!

*AbyanDirgantara :
Loh kok?

*KaliaAqila :
Jadian sama Cleo gacerita. Masih anggap aku sahabat? Huh!!

Abyan tertawa geli pada pesan balasan dari Kalia. Dia tidak berani berharap banyak kalau Kalia akan cemburu, tapi Abyan tidak menutupi rasa senangnya membaca respon Kalia yang seperti itu.

Abyan menekan nomor Kalia, memutuskan untuk menelepon sahabatnya itu.

Panggilannya tidak dijawab. Ia kembali menekan nomor Kalia, berharap yang kali ini akan diangkat.

Pada deringan ke lima panggilannya diterima. Abyan tidak butuh basa-basi-busuk lagi ketika berkata, "Lagi ngapain?"

"Sorry, Kalia baru aja ke kamar mandi. Kenapa By? Ada pesan yang perlu gue sampein ke dia?"

Dari sekian banyak orang yang dia kenal yang mungkin akan mengangkat ponsel Kalia, kenapa justru orang yang paling tidak diinginkannya yang menjawab panggilannya?

"Oh, gue pikir Kalia lagi di rumah."

"Dia lagi jalan sama pacarnya. Lo kayak nggak pernah pacaran aja."

Abyan kesal setengah mati mendengar jawaban Indra. Sialan! Perlu banget saingannya itu ngomong begitu?!

"Ya udah, bilang aja gue nelfon. Have fun!"

Abyan menjawabnya dengan datar. Bahkan dia begitu saja memutuskan panggilan tanpa menunggu jawaban dari Indra.

Apa sih yang Abyan pikirkan sampai dia berniat menelepon Kalia? Kalau tahu Indra yang akan menjawabnya, Abyan tidak akan dengan sengaja menyakiti hati dan egonya sendiri. Sepanjang sore itu Abyan benar-benar merasa kesal.

♥♥♥

(Ditulis: 24 Agustus 2017)

-kio

KALIABYAN | #AS1✔ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang