1. Ngestalking dia.

1K 64 8
                                    

Stalking sih boleh, asal jangan berlebihan iyakan Rava!?
***

Ahh! keluh cewek yang berdiri didepan ruangan guru saat pendaftaran sekolah menengah pertama itu, kebosanannya yang membuat dia mengeluh karna lama mengantri untuk test disekolah barunya, SMPN 1 WOHA cewek itu terlihat sedang berdiri dengan laki-laki cukup tua yang memegang tangannya, yang biasa disebut dengan sebutan ayah. Yang bernama SUMADHY ABRAHAM JAYA.

Cewek itu bernama NAYFAH RIYANTI ARSUM yang biasa dipanggil Nay, yang tentu saja berjenis kelamin perempuan, cewek itu selalu mencari-cari cowok yang sudah lama ia kagumi, dari masa putih merah hingga sekarang, dari sekian banyak siswa dan siswi yang ada, Nay melihatnya tapi cowok itu tidak melihatnya lantaran sibuk mengisi formulir pendaftaran.

Cowok itu keluar dari ruangan test, Nayfah melihat kearahnya dan berusaha mengikutinnya dengan berpura-pura ke kantin.

"Ayah Nay ke kantin dulu ya, lapar ni." Kata Nay sambil membungkuk dan memegang perutnya.

Ayah Nay terlihat bingung melihat ekpresi anaknya, belum sempat ayahnya menjawab Nay sudah terburu-buru lari kearah kantin sekolah yang berada ditengah-tengan perbatasan kelas VII-5 dan VII-6.

Tak lama Nay sudah sampe di kantin sekolah dengan ngos-ngosan karna capek lari, Nay mengintip dari balik triplek kanting yang bolong untuk memastikan apa ada cowok itu atau tidak, padahal pintu kantin terbuka lebar untuk dimasuki siapa saja, alhasil alasan Nay tidak mau masuk karna dia takut bertatapan langsung dengan cowok itu secara terang-terangan.

Nama cowok itu RAVA MUJADDID  cowok itu memang tidak tampan menurut kalangan orang-orang hits, tapi bagi Nay orang-orang biasa yang berkulit hitam manis itu sangat luar biasa baginya ditambah suara cemprengnya yang begitu menggemaskan.

"Woy!! ngapain lo disitu? ngintip ya, kek maling aja!" Teriak Rava sampe mengagetkan Nay yang sedang asik mengintip dan mencari-cari dimana Rava.

Nay sangat kaget, matanya melotot hampir keluar dari kantongnya, dengan cepat Nay membenarkan posisinya yang semula membungkuk menjadi tegak.

"Hah? ng.. nggak, gue nggak maling" Jawab Nay sambil memalingkan mukanya dari tatapan Rava, agar tak bertatapan langsung dengan mata Rava.

"Terus ngapain lo disini ngintip-ngintip gitu?" Tanya Rava dengan sebelah alisnya yang naik dan dengan nada mencurigai.

"Mmm.. ini.. gue lagi mau jongkok aja emang salah kalau mau jongkok, kan itung-itung olahraga!" Jawab Nay berusaha mengalihkan pertanyaan dari Rava.

"Oh" Ujar Rava dengan singkat, sambil berlalu meninggalkan Nay yang berdiri dihadapannya.

Nay hanya memandangi punggung Rava yang berjalan meninggalkannya.

Jantung Nay saat itu hampir mau copot dibuat oleh Rava, selang beberapa menit Rava pergi, Nay juga ikut pergi menyusul ayahnya yang sudah sedari tadi menunggunya.

"Maaf ayah, Nay telat." Ujar Nay sambil tersunyum kearah ayahnya.

"Kamu ini kok telat sih, bentar lagi giliran kamu nih" Ketus Madhy, karna kesal putri semata wayangnya telat.

Pagi yang terik seluruh anak baru berkumpul dilapangan untuk mendengarkan arahan dari guru, sekaligus untuk pembagian gugus yang dilakukan oleh senior-senior killer yang tatapannya kaya orang yang mau gigit.

Nayfa riyanti arsum gugus 3, terdengar dari mikrofon yang dibacakan oleh salah satu senior, Nay berlari pada barisan yang sudah ditentukan, mata Nay lagi-lagi mencari Rava yang kebetulan belum terlihat dari tadi.

Dua puluh menit Nay menunggu nama Rava dibacakan, sampai akhirnya nama Rava terdengar, Rava mujaddid gugus 9, Nay memaki para senior dalam hatinya, "Dasar senior tidak berperasaan! mereka nggak tau apa gue udah berharap banget satu gugus bareng Rava!" Ketus Nay.

"Nama kakak YOGI DARKA, biasa dipanggil Yogi, tapi kalau mau panggil abang ganteng juga nggak apa-apa." Kata Yogi memperkenalkan dirinya didepan murid baru.

Seluruh gugus 3 tertawa geli mendengar pernyataan Yogi yang kalau dipikir-pikir Yogi memang salah satu cogan di SMPN 1 WOHA, yogi menyuruh seluruh gugus 3 untuk masuk keruangan, yang berdekatan dengan ruangan guru, Nay bergegas menuju ruangan itu dengan rombongan teman-temannya yang sama sekali belum Nay ketahui namanya, Nay memilih kursi paling depan karna menurut Nay yang paling depan itu biar cepat diingat sama guru.

"Hai!" Sapa An sambil mendekati Nay yang tengah duduk sendirian.

"Iya" Ucap Nay masih malu-malu dengan orang baru.

"Gue boleh duduk sini?" Tanya An sambil nunjuk kursi kosong sebelah Nay.

"Oh.. boleh, duduk aja." Jawab Nay sambil tersenyum kearah cewek itu.

"Nama lo siapa?" Tanya An sambil memutar posisi duduknya yang semula lurus kedepan menjadi menyamping.

"Nama gue Nayfa riyanti arsum, lo boleh panggil gue Nay, kalau nama lo?" Tanya Nay sambil memutar juga posisi duduknya yang semula lurus menjadi menyamping.

"Nama gue AAN DEALOVA IQRAM, lo bisa panggil an" Jawab An dengan senyum manis.

"Assalamualaikum." Salam senior yang baru saja masuk di kelas VII-3.

"Waalaikumsalam." Serentak murid gugus 3 menjawab salam dari senior mereka.

"Baik adik-adik kita mulai pramosnya, kita main game aja." Kata kak Yogi dengan sumringah, tapi sebelum kita mulai, udah pada tau nggak nama kakak-kakaknya didepan ini?

"Belum tau kak.." Jawab anak-anak gugus 3 dengan serentak.

Tak lama kakak-kakak senior masuk tiba-tiba bel istirahat berbunyi, Nay dan An berjalan melewati koridor untuk pergi kekantin disudut kantin terlihat segerombolan yang sedang berkumpul dan salah satunya ada Rava.

"Nay! ayo.. mau makan nggak sih?" Tanya An yang nada marah karna Nay yang berdiri dari tadi dipintu kantin sekolah.

"Nggak jadi ah.. takut, banyak cowok!" Jawab Nay dengan nada ngeluh.

"Ya ampun Nay.. lo niat ngak sih mau makan? gue lapar nih!" Ketus An sambil menarik lengan Nay untuk masuk didalam kantin.

"Eh..eh.." Jerit Nay.

segerombolan cowok yang ada disudut kantin itu melirih kearah An dan Nay yang adu mulut dipintu kantin, Rava juga melirih kearah Nay, mata Nay dan mata Rava bertemu secara tarang-terangan, Nay dengan cepat membalikan tubuhnya karna terasa malu jadi pusat perhatian, setelah itu suasana dikantin kembali ribut layaknya dipasar.

"Ihhh lo si An! gue malu tau jadi pusat perhatian gitu!" Ketus Nay pada sahabatnya An.

"Hehehe, lo kira gue nggak malu? udahlah abaikan aja yang penting kita kenyang!" Kata An tersenyum pada Nay.

"Tau ah!" Ketus Nay lagi.

"Buk saya pesan pop icenya satu ya, rasa coklat." Pesan Nay pada ibu kantin.

Rava meninggalkan rombongannya dan berjalan mendekati ibu kantin untuk memesan pop ice.

"Buk, saya pesan pop icenya satu ya, rasa vanila blue." Ujar Rava memesan pop ice pada ibu kantin.

Rava menatap kearah cewek yang berdiri didekatnya yang sedang menunggu pesanan pop ice.

"Lo cewek kemarin itu kan? yang ngintip dibalik triplek luar kantin?" Tanya Rava menyelidiki wajah Nay, dan mendekatkan wajahnya pada wajah Nay.

"I...iya.." Jawab Nay dengan gugup lantaran baru pertama kali ia menatap wajah Rava sedekat itu.

"Kayanya gue pernah liat lo deh, dimana ya?" Kata Rava sambil memutar wajah Nay.

"I..iya kali, gue nggak inget." Ujar Nay dengan gugup dan berusaha memalingkan wajahnya dari tatapan Rava.

"Oh." Jawab Rava singkat sambil membenarkan posisi berdirinya dan mengambil pop ice, kemudian berlalu meninggalkan Nay ditempat itu.

AKNAFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang