2. Tell to an about rava

493 50 0
                                    

Mencintai kamu dengan diam adalah caraku untuk berani mengikhlaskanmu.
***

Tak lama Nay menarik tangan sahabatnya An yang sedang asik menikmati sepiring somay, dan dengan tergesah-gesah Nay keluar dari kantin.

"Apaan si lo Nay, gue kan lagi makan." Ketus An pada Nay sambil melirik sinis.

"Udah.. masalah makan gampang! ntar gue traktir.
Tau nggak An? Rava An.. Rava.." Kata nay meletakkan tanganya pada bahu An  dengan sumringah.

"Rava?" Tanya An dengan kebinggungan.

"Iya! Rava orang yang selama ini gue suka!" Jawab Nay dengan sumringah.

"Kelas berapa?" Tanya An, masih dengan mimik muka yang kebingungan.

"Kelas VII sama kaya kita, dari gugus 9." Respon Nay.

"Mana orangnya? lo tega banget si sama gue sampe-sampe lo nggak cerita ke gue." Ujar An dengan nada kecewa.

"Ih.. lebay banget lo, udah-udah.. kan sekarang gue udah bilang." Jawab Nay sambil merangkul sahabatnya.

Segerombolan cowok yang duduk disudut kantin itu berjalan melewati Nay dan an yang sedang asik mengobrol, mata Nay tertuju pada Rava yang berjalan dibarisan paling belakang.

"An.. An.. itu anaknya! yang jalan paling belakang." Ujar Nay antusias sambil menunjuk cowok yang berjalan paling belakang.

"Mana-mana?" Kata An sambil mencari-cari cowok yang berjalan dibarisan paling belakang.

"Oh itu.. lumayan.." Kata An  sambil senyum.

"Hahaha" Tawa Nay, mendengar sahabatnya mengatakan lumayan untuk menilai wajah Rava.

"Kenapa lo ketawa Nay? emang ada yang lucu?" Tanya An dengan bingung.

"Lucu aja pas lo bilang si Rava yang biasa aja, perlu lo tau An gue nggak peduli mau Rava jelek atau buruk rupa sekalipun yang pasti gue tetap cinta sama dia, walau gue nggak tau dia juga cinta atau nggak sama gue" Ujar Nay sambil menatap sahabatnya itu yang terlihat melongo mendengar Nay yang berbicara seperti itu.

"Waw... lo pandai juga ya rangkai kata-kata" Ucap An tertawa sambil memukul pundak sahabatnya itu.

"Ah! lo nggak asik, gue serius tau!" Jawab Nay dengan nada kesal.

"Iya-iya.. maaf sahabatku tersayang." Kata An sambil merayu sahabatnya yang terlihat cemberut.

Kring..kring.. bunyi bel menandakan bahwa jam istirahat selesai, Nay dan An bergegas meninggalkan kantin untuk menuju kelas mereka. sepanjang jalan melewati koridor sekolah Nay dan An masih tetap saja asik bergosip dan An mengintrogasi sahabatnya itu dengan banyak pertanyaan seputar Rava, saat tiba dikelas, ketua kelas gugus  3 berlari berbondong-bondong untuk memberi kabar pada seluruh temannya bahwa jam ke 5-6 guru tidak masuk lantaran rapat.

Siswa dan siswi kelas VII berkeliaran dimana-mana lantaran tidak ada guru yang masuk satupun, tiba-tiba terdengar kabar dari kelas lain kalau ada yang masih kirim surat-suratan, saat Nay dan An mengeceknya ternyata Rava sedang berdiri tegak melihat amplop surat itu tanpa berniat untuk membacanya.

Rava memberi amplop surat itu pada  ALDO teman yang merupakan kakak kelasnya dan teman segerombolannya.

"From Uci.." Baca  Aldo dengan keras hingga membuat anak-anak satu sekolah berkumpul di lapangan untuk mendengarkan Aldo yang membaca surat itu.

Rava membalikkan badannya dan berlari kearah Aldo, saat mendengar  Aldo yang membaca isi surat itu.

"Aldo, jangan do! lo mau maluin gue ya, sini nggak!" Kata Rava sambil berusaha mengambil surat yang berada ditangan Aldo.

AKNAFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang