7. He is Akbar.

271 35 0
                                    

Aku bersyukur karna tuhan telah menciptakan kata "TELAT" untuk mempertemukan kau dan aku.
***

Aaaarrggg.....  teriak Nay dengan nyaring "Mampus gue! jam  berapa sekarang!!!" Nay menepuk jidatnya dan buru-buru  bangun dari tempat tidur dan bergegas menuju kamar mandi, sedang waktu menunjukan pukul 07:00 AM.

"Kenapa si Nay! lo selalu punya kebiasaan telat kaya gini!" Ketus Nay pada dirinya sendiri sambil mencari-cari handuknya.

Nay membereskan bukunya diatar meja yang siap dimasukan dalam tasnya dan berjalan menuju lantai bawah.

"Bun.. kenapa nggak bangunin Nay!" Ketus Nay pada Rina.

"Maaf.. bunda lupa sayang." Jawab Rina lembut.

"Ayah mana?" Tanya Nay serius.

"Udah berangkat." Jawab Rina singkat.

"Apa!?? udah barangkat? aduh... parah! Nay berangkat dulu bun.." Sahut Nay menuju halaman depan.

"Sarapan dulu nak!!" Teriak Rina dari dalam rumah.

Nay tidak menyahut sama sekali karna terburu-buru mencari angkot, ia takut kalau angkot tidak ada sedangkan waktu sudah menujukan pukul 07:30 AM.

"Gila! gue telat! bakal dihajar sama senior-senior killer nih!" Ketus Nay dalam hati sembari menunggu angkot, tapi angkot tak kunjumg datang, akhirnya Nay memutuskan untuk naik ojek.

Gerbang sekolah telah ditutup, terlihat anggota osis yang menjaga pintu gerbang dengan ketat, Nay tertahan seorang diri di pintu gerbang, dan terlihat dari arah depan cewek cantik nan tinggi datang menghampiri Nay. Dengan name tag dibaju sebelah kananya : "AMELIA SERIN" Nama cewek yang berjalan kearah Nay itu.

"Kenapa lo telat! lo udah tau kan kalau lo itu anak baru, kenapa harus telat! mau nama lo dicatat di bp karna telat!" Bentak Amel menaikkan sebelah alisnya.

"Cantik-cantik galak, killer pula." Ketus Nay pelan, tanpa menatap kearah Amel yang memandangnya.

"Heh! ngedumel apa! jangan macam-macam yah! gue senior loh, tatap mata gue!" Bentak Amel, mengangkat dagu Nay untuk menatap kedua bola matanya.

"Maaf kak!" Jawab Nay menatap Amel lekat dengan berusaha santai, walau emosinya ingin meluak-luak.

"Baru aja jadi murid baru, udah berani datang telat! gimana kalau udah resmi jadi siswi sekolah ini! bikin malu aja tau nggak!" Teriak Amel itu sampai nyaring ditelinga Nay.

"Maaf kak." Ujar Nay lagi menundukan kepalanya, berusaha menahan emosinya kuat-kuat.

Nay mengangkat kedua matanya lurus kearah cowok yang menghentikan langkahnya menuju kearahnya dan Amel, sedangkan Amel sedang berbicara dengan anggota osis lainnya untuk menyepakati hukuman apa yang pantas didapatkan oleh Nay.

Nay melambaikan tangannya pada cowok itu dari bawah agar tak terlihat oleh Amel. Cowok itu mengacuhkan lambaian tangan dari Nay, dan memutar balik arah jalanya.

"Huuufttt" Keluh Nay mengeluarkan tarikan nafasnya dengan pasrah "Ternyata orang-orang yang sekolah disini rupanya pada killer-killer semua yah.. nggak ada yang mau bantuiin orang!" Ketus Nay sebel.

AKNAFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang