18. Boy friend

241 27 6
                                    

"Terimakasih cinta karna telah hadir untuk membekaskan sebuah rasa."
_Aknaf_
***

Akbar melepaskan jari jemarinya yang melekat pada Nay karna mereka sudah akan berpisah untuk masuk di kelas mereka masing-masing, Akbar dan Nay sangat berat hati melepaskan genggaman mereka, tapi mau bagaimana lagi mereka sedang berada di area sekolah akan sangat tidak pantas jika ada guru yang melihatnya bisa-bisa mereka dipanggil di ruangan Bp karna pacaran di sekolah.

Akbar dan Nay masih saling menatap walau arah jalan mereka sudah berbeda.

"Da-dah.. Nay, ntar ke kantin bareng!" Teriak Akbar melambaikan tanganya kearah Nay.

"Iya." Jawab Nay.

Akbar merasa debaran yang aneh, Ah tapi dia yakin kalau debaran itu adalah debaran cinta, kini ia merasakan jatuh cinta lagi setelah bertahun-tahun. Orang yang ia cintai tidak mencintainya karna alasan yang tidak masuk akal.

Tapi sekarang ia tak kwatir lagi karna Nay sudah berada disisinya.

Begitupun Nay, ia berjalan melewati setiap koridor sekolah dengan perasaan senang, sepertinya Nay adalah cewek yang paling bahagia sejagad raya sekarang, pengganti Rava yang jauh lebih baik yaitu Akbar. Cowok yang ia yakini akan menjaganya dengan sepenuh hati dan tidak akan membuatnya meneteskan air mata. Nay sudah memasuki ruangan kelas, untung saja Rony sedang tidak ada di dalam kelas entah di mana cowok itu berada tapi Nay bersyukur karna dia tidak ada di dalam kelas karna kalau Rony ada pasti dia sudah merusak mood bahgia Nay yang sedang dimabuk cinta.

Nay duduk di tempat biasa ia dudukki, Nay menoleh ke arah Za. "Za, sih mulut cabe itu mana?" Tanya Nay penasaran.

"Mulut cabe?" Tanya Za heran.

"Itu loh.. Rony sih mulut cabe!" Jelas Nay.

"Hahaha" Za tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Nay. "Tumben lo tanya Rony? kangen yah." Cibir Za mencolek dagu Nay.

"Iihh.. apaan coba gue kangen sama dia, malah gue bersyukur karna dia nggak ada disini soalnya mood gue lagi enak jadi nggak bisa di ganggu." Kata Nay bangga sembari tersenyum simpul pada Za.

Za menempelkan tangan kanannya pada jidat Nay. "Lo sakit ya? nggak biasanya!" Ujar Za bingung.

Nay menghempaskan tangan Za dari jidatnya dan menarik pergelangan tangan Za untuk berdiri. "Guru belum datang kan? ayo ke kelas sebelah." Kata Nay.

"Ngapain?" Kerutan pada dagi Za terlihat jelas.

"Udah ikut aja bawel!"

Setelah sampai, Nay dan Za langsung menghampiri Aan dan Try yang tengah asik mengobrol.

"Hey!" Kata Nay memukul meja kedua sahabatnga itu hingga membuat mereka shock.

"Eh Nay, Za!" Ucap Try.

"Tumben kesini? udah selesai urusannya sama kak Akbar? belakangan ini sibuk banget!" Celetus Aan pada Nay.

Beberapa hari yang lalu Nay memang sibuk dengan urusan wisuda, osis dan beberapa hal lainnya uang berkaitan dengan Akbar, tapi Nay tidak pernah berpikir untuk melupakan jajaran sahabatnya yang sudah setia menghapus air matanya saat ada yang menyakitinya. Mereka selalu yang terbaik tapi begitulah perasaan seseorang, menghabiskan waktu dengan orang yang dicintai dan dengan sahabat itu berbeda. Jadi Nay kadang-kadang teledor untuk menyeimbangi keduanya.

AKNAFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang