4. Rasa yang terbaca.

396 43 0
                                    

Mencintai sebelah pihak
adalah suatu kemustahilan
yang nyata.

***

Try berasal dari keluarga yang kurang mampu, sedangkan Nay dan An dari kalangan orang yang berkecukupan, terlihat Nay yang keluar dari pintu gerbang kuning dipinggir jalan

Dari arah samping terlihat Try yang berjalan mendekat hingga membuat Nay berpaling kearahnya.

"Hei Try!" Sapa Nay tersenyum sambil mensejajarkan posisi jalannya dengan Try.

"Hei Nay! lo mau kemana?" Tanya Try.

"Nggak tau ni mau jalan-jalan tapi nggak punya temen buat diajak jalan-jalan, lo mau?" Tanya Nay dengan datar pada Try.

"Yah.. sorry banget Nay, gue punya janji sama tante lo" Jawab Try dengan rasa bersalah.

Sebelumnya Try memang sudah tahu kalau dia akan bekerja dirumah tantenya Nay, tapi Try adalah orang yang apa adanya, Try tidak malu meskipun harus bekerja dirumah tante dari temannya.

"Oh ya? lo kerja apa disana?" Tanya Nay dengan kaget.

"Ya biasa, cuman bantu-bantu doang." Jawab Try.

"Gue boleh ikut? sekaligus gue cerita tentang Rava ke lo, kan gue udah janji." Ujar Nay berjalan meninggalkan Try yang terlihat kaget saat mendengar Nay yang ingin ikut.

"Ayo cepat!" Ujar Nay lagi.

"Iya-iya tunggu gue" Lari Try untuk mensejajarkan posisi jalannya dengan Nay.

Tak terlihat seorangpun dari rumah tantenya Nay, Try membuka percakapan diantara mereka dengan menanyakan hal seputar Rava.

"Lo udah liat kan mukanya si Rava? orang yang gue tunjuk pas dikantin sekolah itu" Tanya Nay pada Try.

"Udah.. yang punya kembaran itu kan?" Jawab Try.

"Iya.. sih RAVI MUBARAK, yang cukup murah senyum walau nggak jauh beda sama kakaknya yang super duper cuek itu." Ujar Nay.

"Lo kenapa bisa suka sama Rava?" Tanya Try dengan penasaran, terlihat wajahnya yang mengamati cerita yang ingin Nay ceritakan.

"Karna ganteng.." Ujar Nay singkat.

"Apa? cuman itu doang?" Kaget Try tidak percaya mendengar pernyataan dari sahabatnya itu.

"Iya kenapa? bukannya setiap orang berhak punya alasan masing-masing untuk mencintai apa lagi alasan gue masih wajar-wajar aja kok." Jawab Nay bersender dipintu pagar rumah tantenya. "By the way lo suka sama siapa? dari tadi lo tanya ke gue mulu, sekarang giliran lo dong!" Bujuk Nay mencubit dagu Try dengan gemas.

Wajah Try terlihat bingung seperti menandakan wajah tidak tahu dia mencintai siapa.

"Mmm.. gue.. gue.. ah! gue suka sama Ravi kembaran si Rava" Ujar Try gugup cengegesan.

"Hah? lo suka sama calon kakak ipar gue? wah parah lo Try!" Shock Nay mendengar ucapan sahabatnya itu.

"Kenapa? bukannya setiap orang punya alasan untuk mencintai! seperti yang lo bilang!" Ledek Try mengulang kembali perkataan yang Nay lontarkan padanya.

AKNAFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang