W-what? memperkenalkan tunangan? maksudnya lelaki itu mau memperkenalkan dirinya dihadapan semua orang? disaksikan wartawan stasiun TV juga? Hell!.sebenarnya apa rencana lelaki itu!?.
Sekali lagi Rai terlonjak begitu merasakan tubuhnya kembali terdorong. Dia mendelik pada Anna yang sudah melakukannya. Sahabatnya ini, apa dia sama sekali tidak peka? sudah jelas dirinya tidak menginginkan ini.
"Dr. Araina Arrafika. Bisakah anda keatas sini?". Suara bariton yang sudah sangat tidak asing baginya mengalihkan perhatian Rai. Dia menatap kearah podium dengan mata memicing. Bisa dilihatnya, senyum miring terukir dibibir lelaki itu. Brengsek!. Kemudian Rai melirik sekitatnya, ia menjadi kikuk sekaligus malu ketika melihat semua tatapan mata terarah padanya. Ingatkan dia untuk memberi peringatan pada lelaki itu nanti!. Dengan ragu, Rai pada akhirnya berjalan kearah podium dan menaikinya.
Begitu dirinya sampai di samping Raiven, lelaki itu langsung meraih pinggangnya hingga tubuh mereka merapat. Rai sontak terkejut, dan tiba-tiba saja degup jantungnya sedikit lebih cepat dari biasanya.
"Perkenalkan, wanita yang ada di samping saya ini adalah tunangan saya, calon istri saya, Araina Arrafika Sinclaire". Seluruh tepuk tangan langsung terdengar begitu Raiven memperkenalkan Rai di hadapan banyak orang. Rai melirik kesamping, dimana Prof. Deo berdiri tidak jauh darinya. Wajahnya memerah begitu melihat lelaki itu mengerling padanya. Sial! dia yakin, Prof. Deo pasti sudah mengetahui siapa dirinya sebelum pengumuman ini terjadi. Pantas saja dia merasa sedikit aneh dengan perubahan sikap lelaki paruh baya itu. Lelaki yang biasanya terlihat galak, mendadak bersikap ramah padanya. Cih, ternyata karena ini.
"Saya bangga, memiliki calon istri seorang dokter spesialis bedah jantung terkenal seperti Araina, ataukah saya harus memanggilnya Dr. Araina?".
Semua tergelak mendengar penuturan Raiven, tapi tidak dengan Rai sendiri. Wajahnya bahkan sudah nampak masam sejak tadi. Pantas saja perasaannya tidak enak sejak tadi.
"Sebenarnya apa yang sedang kamu rencanakan?" bisik Rai yang hanya bisa di dengar Raiven karena suaranya begitu kecil.
"Tidak ada" balas lelaki itu acuh. Ia kemudian kembali menampilkan senyum menawan pada orang-orang yang berada di ruang Aula tersebut. Cih, actingnya sangat murahan!. Cibir Rai dalam hatinya.
Tak lama Prof. Deo menghampiri mereka berdua. Ralat! lebih tepatnya menghampiri Raiven. Lelaki paruh baya itu kemudian berbisik di telinga Raiven. Rai tidak bisa mendengar apa yang Prof. Deo katakan, tapi ia bisa menebak kalau itu pasti tidak jauh dari pekerjaan atau urusan penting Raiven, karena sesaat kemudian Raiven mengangguk dan berbicara di microfon. Lelaki itu mengatakan kalau dia harus segera pergi dan mengucapkan beberapa kata basa-basi yang lagi-lagi di cibir Rai.
Matanya melotot, saat tiba-tiba Rai merasakan sentuhan hangat di pipi kananya. Ia menoleh ke samping, dan melihat Raiven menyeringai. Lelaki ini....berani-beraninya lelaki ini menciumnya di depan banyak orang!. Ya!, Raiven mencium pipi kanan Rai di hadapan banyak orang, membuat semua yang berada di ruang Aula itu lagi-lagi bertepuk tangan, bahkan samar-samar Rai mendengar pujian untuk Raiven yang mengatakan 'betapa romantisnya Raiven'. Cih! romantis darimananya!?. Dia yakin, lelaki itu pasti memiliki niat terselubung. Seperti udang di balik batu!.
***
"Gila, Rai!. Gue gak nyangka tunangan lo seromantis itu!".
Rai mendengus mendengar celotehan Anna sejak mereka keluar dari ruang Aula. Anna tidak henti-hentinya memuji Raiven, membuat telinganya panas bukan main. Belum tau aja dia kayak gimana!.
"Yang lebih mengejutkannya lagi ternyata tunangan lo itu pemilik Rumah Sakit ini. Lo kenapa gak bilang-bilang sama gue sih?!". Anna terus saja berceloteh sepanjang lorong rumah sakit bersama Rai yang berjalan di sampingnya dengan wajah yang di tekuk. Bagaimana tidak? Anna tidak henti-hentinya membicarakan tentang Raiven dan Raiven.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Marriage
RomantizmSama-sama memiliki kesuksesan, sama-sama memiliki paras di atas rata-rata. Well, mungkin orang-orang akan mengira mereka adalah pasangan yang sempurna, namun siapa yang tau? mereka hanyalah dua orang asing yang terjebak dalam suatu hubungan yang ten...