11

56 1 0
                                    

Flashback 5 tahun lalu

Sam POV:

Hari ini aku dan Damar akan bertemu, kami memang sudah sepakat akan bertemu dan menemani Damar. Kenapa aku menemani Damar? well, karena aku memang harus. Ini malam minggu! malam dimana aku yang biasanya menghabiskan waktu bersama Rai. Tapi si brengsek Damar memaksaku untuk kali ini menemaninya. Dengan terpaksa aku menghubungi Rai, mengatakan padanya kalau malam ini aku tidak bisa mengajaknya jalan-jalan. Dan bersyukurnya, Rai tidak marah ketika tau alasannya kalau aku menemani Damar. Lihat, betapa beruntungnya diriku memilikinya. Damar brengsek!! harusnya saat ini aku sedang bersama Rai, menghabiskan waktu bersama sampai tiba waktunya aku mengantar dia pulang. Aku menghembuskan napas kesal. Sebenarnya ada apa dengan Damar? kenapa tiba-tiba dia menyuruhku datang ke club ini dan menunggunya? dia tidak biasanya mengajak kami berdua kesini, dan aku yakin, sepertinya dia sedang memiliki masalah.

"Sorry, aku telat" aku memutar bola mata ketika Damar datang, dan kini sudah duduk di sampingku.

"Kamu yang mengajakku ke sini, tapi kamu justru telat datang" aku mencibirnya. Bagaimana bisa dia begitu? aku menunggunya hampir 15 menit di sini!! hahh.

"Kamu tau ini malam minggu, dan jalanan macet, Sam"

"Oke, terserah sajalah"

Damar melirik ke arah meja yang saat ini kami tempati. Ruang VIP di club ini.

"Kamu belum memesan minuman apapun?" tanyanya heran. Aku mengerutkan dahi

"Kita tidak berencana untuk mabuk, kan malam ini?"

"Tidak kamu, tapi aku" aku hanya mengangguk. Kalau sudah seperti ini, itu berarti Damar memang sedang memiliki masalah.

"Ada apa?" malas berbasa-basi, aku langsung to the point padanya. Hening, dia masih tidak menjawab pertanyaanku. Aku pikir, mungkin dia sedang menimbang-nimbang.

"Kamu tau, aku akan selalu mendengarnya. Kita sahabat, ingat" ujar ku lagi karena Damar masih dengan keterdiamannya itu.

"Aku di jodohkan"

Aku yang sedang meminum lemon tea yang kupesan tadi, seketika menyemburkannya. Beruntung, aku tidak sedang meminum minuman beralkohol. Jika aku tersedak? tamatlah riwayat tenggorokanku.
Aku menatap wajahnya seksama. Mencari tanda-tanda kalau dia sedang bercanda dengan ucapannya barusan. Namun aku tidak menemukan apapun di sana. Shit !! dia sedang serius !! brengsek! aku memaki diriku dalam hati. Jelas dia sedang serius saat ini, kalau tidak, mengapa dia mengajaknya ke club malam ini?. Aku berdehem, otakku terus berpikir, memikirkan kata-kata yang tepat untukku ucapkan. Sepertinya aku harus menanyakannya terlebih dahulu, siapa dan apa motifnya dia di jodohkan ini.

"Dengan siapa?" tanyaku. Aku menatap Damar yang kini menenggak menumannya yang waitress bawakan tadi. satu botol Tequila dengan beberapa bongkahan es batu dalam gelas. Aku menggelengkan kepala melihat dirinya yang begitu terlihat frustasi.

"Dia anak dari teman Papa-ku. Namanya Delilah"

Dahiku mengkerut. Menurutku ini merupakan hal yang sangat aneh sekaligus lucu. Hey!! ini bukan jaman siti nurbaya lagi, bukan? kenapa masih saja ada yang di jodoh-jodohkan? seperti Damar saat ini, misalnya?. Kalau bukan karena Damar adalah sahabatku, dan menurutnya ini adalah hal serius, mungkin sekarang aku sudah menertawakannya.

"Kenapa kamu tidak mencobanya dulu? maksudku, kalian bisa mengenal satu sama lain terlebih dulu. Siapa tau kalian bisa cocok" oke, sepertinya saranku ini salah. Damar kini menatap tajam padaku. Oh Sam...tak bisakah kau memberi saran baik untuknya? bukannya malah menyulut emosinya, brengsek!!. Aku meringis menatapnya dengan tatapan bersalah.

Perfect MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang