Still Flashback :
"Katakan padaku, kali ini apa rencanamu?" aku menatap tajam Arleta yang menunduk, menatap ke arah tangannya yang saling beradu dipangkuannya. Dia gemetar, dan sekali lagi aku mengumpat dalam hati, melihat dirinya saat ini. Apa yang kau lakukan, Sam brengsek!!!!!.
Aku memejamkan mataku, mencoba menahan emosi dengan menarik napas dalam-dalam. Aku kembali menatap dirinya yang masih dalam posisinya tadi.
"Ar, aku mohon padamu. Tolong jujur, aku tau kamu tidak sungguh-sungguh mengatakannya, bukan?" tanyaku. Kali ini, kali ini aku mencoba bersikap lembut padanya dan berharap apa yang tadi dia katakan itu hanyalah omong kosong semata. Ya, aku yakin Arleta tidak benar-benar hamil. Tapi....ah sial!!! aku sendiri bahkan tidak yakin dengan diriku.
Arleta masih tetap diam dan semakin menundukkan kepalanya. Ya Tuhan....tidak bisakah dia mengatakan sepatah kata seperti di Caffe tadi? kenapa dia menjadi diam seperti ini.
"Ar..." panggilku dengan lembut dan kali ini aku menggenggam tangannya. That's it!! dia kini mendongak dan tatapan kami bertemu.
"Aku hamil, dan itu anak kamu, Sam"
What the...????
Aku menggeleng, menyangkal semua pengakuan yang menurutku bullshit!!!. Aku menghempaskan genggamanku seketika, lalu berdiri dan mundur perlahan menjauhinya.
"No.." aku menggeleng-gelengkan kepala, tidak mempercayai omong kosongnya.
"No..." aku tau dia hanya membual, aku tau dia berbohong agar aku bisa bersamanya. AKU TAU DIA BERBOHONG.
Aku tertawa keras, menertawakan semua ucapan yang keluar dari mulut yang dulunya manis, dan kini menjadi berbisa.
"Tidak Ar, aku tau yang kamu katakan itu tidak benar" ujarku di sela-sela tawaku.
"Tapi kenyataannya aku hamil! dan itu anak kamu!"
"Lalu, bagaimana dengan kamu dan Damar?" tanyaku sarkas. Aku tersenyum miring menatap perubahan di wajahnya.
"Kamu.."
"YA!! AKU TAU! DAN JANGAN PERNAH MENGATAKAN KALAU ITU ANAK AKU!! ARLETA!"
"TAPI INI ANAK KAMU! AKU SUDAH HAMIL SEBELUM DAMAR DAN AKU ITU TERJADI!"
Aku membatu. Hamil sebelum dia dan Damar....Lidahku menjadi kelu.
"Aku hamil sebelum itu terjadi...dan ini anak kamu, Sam" Arleta terisak. Dia memukul-mukul dadaku, namun aku tidak memperdulikan itu. Pikiranku hanya tertuju pada satu kenyataan. Arleta hamil sebelum kejadian dia bersama Damar. Kata-kata itu terus terngiang di kepalaku, dan sungguh, itu membuatku merasakan sakit luar biasa!!. Kali ini tidak hanya hatiku, tapi kepalaku juga!!
Apa lagi ini, Tuhan...apa yang sedang engkau rencanakan sebenarnya....
.
.
.
Aku hanya duduk termenung menatap danau buatan yang berada di taman ini. Arleta sudah tidak menangis lagi sejak setengah jam yang lalu, dan kini dia duduk di sebelahku dengan jarak satu meter. Kami berdua sama-sama terdiam, memikirkan entah apa yang akan kami lakukan setelah ini.Apa yang akan aku lakukan?? aku tidak tau harus melakukan apa.
Aku memejamkan mataku sejenak. Merenungkan, apa yang akan aku lakukan selanjutnya.
Menggugurkan kandungannya? aku menggeleng kuat. Demi Tuhan...aku tidak akan melakukan perbuatan hina itu!. Sudah cukup dengan kelakuan brengsekku malam itu!! dan lagi, jika dia menggugurkan kandungannya, itu akan beresiko. Tidak! aku tidak akan membiarkannya.
Lalu, apa yang harus aku lakukan? Oh astaga.....kenapa hidupku menjadi sesulit ini!
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Marriage
RomanceSama-sama memiliki kesuksesan, sama-sama memiliki paras di atas rata-rata. Well, mungkin orang-orang akan mengira mereka adalah pasangan yang sempurna, namun siapa yang tau? mereka hanyalah dua orang asing yang terjebak dalam suatu hubungan yang ten...