7

62 2 0
                                    


Flashback on:

"Aku ingun mengenalkanmu pada seseorang"

"Siapa?"

"Nanti juga kamu akan tau"

Damar mengangkat bahunya acuh.

"Well, aku tunggu kalau begitu" ujarnya.

Saat ini mereka berdua tengah menikmati makan siang di Cafeteria kampus, tempat mereka berkuliah. Ya, Damar dan Sam kali ini memutuskan untuk berkuliah di tempat yang sama. Mereka memang sudah menjalin persahabatan sejak SMA, namun sayangnya Damar tidak bersekolah di tempat Sam bersekolah, melainkan di luar negeri. Mungkin kalian bertanya-tanya, bagaimana mereka berdua bisa menjalin persahabatan?. Jawabannya adalah satu, Sosial Media. Yeah, bisa di katakan Damar dan Sam berkenalan melalui salah satu sosial media. Mereka berdua yang merasa nyambung, memiliki pemikiran yang sejalan, siapa sangka jika hubungan persahabatan mereka bertahan lama, bahkan sampai mereka berdua lulus sekolah. Dan saat itu lah Damar memutuskan kuliah di Indonesia, selagi ingin bertemu Sam dan mempererat tali persahabatan mereka, mereka berdua sepakat kuliah di universitas yang sama dan jurusan yang sama pula. Dan di sinilah mereka berdua, bagaikan saudara kembar yang tidak bisa di pisahkan. Damar akui jika pergaulannya dengan Sam sangatlah jauh berbeda, mengingat dia yang sudah lama tinggal di luar negeri, mau tidak mau ia akan mengikuti cara bergaul orang luar sana, berbeda dengan Sam. Namun baik Sam atau Damar tidak mempermasalahkan hal itu.

Dan Damar sedikit penasaran, siapa yang mau di kenalkan Sam padanya? batinnya bertanya-tanya.

"Nenek menanyakan kabarmu. Dia terus saja bertanya di mana kamu? kenapa tidak pernah datang ke rumahku? Ck, sebenarnya yany menjadi cucu aslinya itu aku atau kamu sih?" gerutu Sam. Damar hanya terkekeh. Ah...membahas soal nenek Sam, dia jadi merindukannya.

"Nanti malam aku akan kerumahmu. Aku juga merundukan nenek sexy ku" ujar Damar sontak Sam melotot ke arahnya.

Sam memang sudah mengenalkan Damar pada neneknya, dan entah apa yang Damar berikan pada nenek Sam, tiba-tiba saja Damar sudah menjadi saingannya. Bahkan Sam sesekali iri melihat neneknya memperlakukan Damar istimewa dari pada dirinya yang mana cucu kandungnya sendiri.

"Ya, sekalian aku mau mengenalkanmu seseorang. Dia juga akan kerumahku nanti malam" Damar mengangguk.
.
.
.
"Araina, panggil saja Rai" Damar membalas jabatan tangan dari seorang gadis yang kini tersenyum sangat manis padanya.

"Damar" balas Damar yang menyebutkan namanya juga.

"Ini yang mau aku kenalkan padamu, Dam. Dia kekasihku sejak SMA" ujar Sam dengan senyum bangganya. Sesekali Sam merangkul pundak Rai, dan Damar sendiri bisa lihat, betapa sahabatnya sangat bahagia saat ini.

"Sejak SMA? berarti kalian berdua sudah lama menjalin hubungan?" tanya Damar sedikit terkejut mendengar kabar yang ia dengar.

Sam sendiri menganggukkan kepalanya, ia meringis saat tatapan Damar tertuju padanya.

"Maaf, aku baru memberi tau mu. Aku hanya ingin kalian kenalnya secara langsung, tidak melalui sosial media" jelas Sam yang merasa bersalah. Awalnya Damar kesal Sam menyembunyikan hal ini darinya, karena mereka berdua sepakat jika hal sekecil apapun, mereka akan saling membaginya. Tapi jika Damar pikir, Sam juga tidak sepenuhnya salah. Mungkin sahabatnya itu memiliki alasan menyembunyikan hal ini dari dirinya.

Dan sejak malam mereka berkenalan, sejak saat itu pula Damar selalu tau tentang hubungan sahabatnya itu. Bahkan Sam tidak segan-segan memamerkan keromantisan hubungan mereka di depan Damar, membuat Damar terkadang mual dan sedikit geli dengan sikap sahabatnya yang berubah 180 derajat jika bersama kekasihnya itu.
.

Perfect MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang