Bagian Sembilan

3.4K 360 15
                                    

"Daniel-ah!!" Nyonya kim datang dengan tas bekal penuh ditangannya

"Waah eomma" daniel yg semula berbaring langsung duduk

"Sudah sudah baring saja, mana nami?" Nyonya kim lalu menaruh kotak bekal diatas meja dan membukanya

"Nami kekampus untuk mengantar surat izin, apa yang eomma bawa?" Lalu nyonya kim membuka meja makan untuk pasien dan menaruh kimbab serta daging rebus

"Tadaa!! Makan yang banyak, eomma khawatir sekali padamu. Apa orang tuamu sudah datang?" Daniel lalu memakan makanan tersebut sambil menggeleng.

"Tak apa, ada eomma disini. Jaa makan yang banyak" nyonya kim mengambil minuman untuk daniel

"Appa dan hyung belum pulang?"

"Belum, mereka harus merawat nenek nami dulu. Jika sudah sembuh datanglah kerumah nenek ya" daniel hanya mengeluarkan senyuman khasnya.

"Niel, eomma pulang dulu sebentar. Kamu nggak apakan ditinggal?"

"Nggak apa ma, aku udh besar gini haha biasa juga sendiri" nyonya kim hanya mengelus rambut daniel lalu pergi

'Hmm beruntung banget nami dapat keluarga yang begini' kata hati daniel

Lalu tak lama kemudian pintu terbuka, menampilkan sesosok wanita yang daniel tak suka.

"Mengapa kau kesini?" Daniel bertanya dengan nada dingin

"Aku kesini untuk meminta maaf, aku tak bermaksud mencelakaimu ak-"

"Kau ingin mencelakai nami kan? Haha. Sepertinya aku harus mati dulu baru kau sadar sejeong" air mata sejeong mengalir

"Aku tak pernah sesuka ini kepada seseorang niel, semua yg kumau selalu kudapat. Tapi aku tak membutuhkan semua itu, hanya kau saja yang aku butuhkan" sejeong mengusap air matanya, sementara diluar ada seongwoo dan nami yang baru datang

"Sama sepertimu, aku selalu mendapatkan apapun yang kumau. Tapi aku hanya membutuhkan nami disisiku, dan aku akan berjuang untuk itu. Kau harus terima kenyataan bahwa aku tak pernah menyukaimu" daniel masih menjelaskan dengan nada yang dingin

"Kenapa?? Kenapa bukan aku daniel?? Apa bagusnya wanita itu??" Daniel mengeluarkan tatapan merendahkan untuk sejeong

"Entahlah, aku tak tau. Aku hanya melakukannya" seongwoo tak tahan melihat sejeong lebih sakit lagi

"Nami, setelah ini aku akan bicara dengan daniel. Kuharap kau mau bicara dengan sejeong" lalu seongwoo masuk, nami sebagai wanita juga tak sampai hati melihat sejeong

"Hai dude, syukurlah kau masih hidup" seongwoo lalu duduk dikasur daniel

"Hmm sejeong, bisa kita bicara sebentar?" Suara nami membuat 3 orang tersebut mengalihkan mata

"Nami, kau gila? Bisa saja kau dilempar wanita ini dari atas atap" kata daniel tak terima

"Sudahlah niel, wanita ini perlu bicara. Dan ada yang harus aku sampaikan padamu" lalu sejeong menghapus air matanya dan keluar diikuti nami.

"Jadi?? Kau ingin bicara apa?" Kata daniel

"Masalah taruhan itu" daniel lalu melihat seongwoo

"Maafkan tapi taruhannya kubatalkan" kata daniel

"Yahh sebenarnya dari awal memang aku tidak serius mengadakan taruhan ini. Aku hanya menepati janjiku"

"Janji apa maksudmu?" Daniel menyipitkan matanya

"Kau tau jonghyun? Mantan nami? Aku sudah berjanji padanya" daniel membulatkan matanya

"Kau kenal dia? Janji seperti apa yang kalian buat?"

✅I Love You ; Kang DanielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang