Daniel dan nami sedang berada didalam mobil, suasana sangatlah hening tidak ada satupun dari mereka yang membuka pembicaraan. Nami masih shock dengan tamparan sejeong tadi sedangkan daniel sedang menahan emosinya.
Akhirnya mereka sampai, mereka turun dari mobil dan berjalan menuju rumah nami
"Maafkan aku, apa yang harus kukatakan pada keluargamu melihatmu begini" Daniel hanya menunduk, lalu nami memegang pundak daniel
"Tak apa, santai saja. Kau tidak bersalah" nami tersenyum pada daniel lalu mereka masuk kerumah
"Aku pulang" namun tidak ada sahutan dari dalam
"Hmm, kemana mereka?" Nami lalu menemukan note diatas meja makan
'Sayang, kami harus pergi. Nenekmu sakit keras, jangan menyusul kami. Kau harus kuliah yg benar, ibu beri sedikit uang ada dimeja belajarmu'
"Yaampun! Mereka kejam sekali, aku kan ingin melihat nenek juga" nami cemberut lalu daniel datang dari belakang
"Jadi kau tinggal sendiri dirumah? Jangan! Bahaya, ikut kerumahku saja!" Kata Daniel
"Tidak perlu, aku ingin dirumahku. Apa apaan kau ini, ingin minum apa?" Nami melihat isi kulkas, sayangnya kosong
"Hmm nanti aku ambil sendiri" daniel lalu duduk didepan TV
"Baiklah aku ganti baju dulu" nami lalu masuk kamar
Suasana berubah 180° dari canggung menjadi seperti biasanya, nami bertingkah seolah tak terjadi apa apa dan itu membuat daniel bingung, lalu nami keluar dari kamar dan duduk dikursi sebelah daniel
"Hmm nami, apa kau baik baik saja?" Nami memberi tatapan bingung ke daniel
"Memangnya aku kenapa?" Sesaat daniel berpikir bahwa nami itu hilang ingatan
"Hmm soal sejeong tadi" lalu nami seakan mengerti
"Tidak apa apa, apakah tak ada yg ingin kau jelaskan padaku?" Mereka saling bertatapan sesaat dan akhirnya daniel memutuskan tatapan tersebut lalu menunduk
"Sebenarnya aku dan sejeong akan bertunangan, itu karena orang tua kami. Aku tak pernah menyukai sejeong, dia sangat keterlaluan. Dia mencelakai wanita yang mendekatiku atau yang aku dekati, aku sudah sangat muak karena banyak gadis tak bersalah jadi korbannya. Sungguh aku tak ingin kau kenapa napa sungguh!" Nami mendekati daniel lalu memeluknya
"Aku tak apa, aku gadis yang kuat. Aku percaya padamu niel" daniel hanya menunduk nunduk dalam pelukan nami, ada rasa tenang dihati daniel mendengar perkataan nami.
"Aku akan menginap disini, aku tak ingin kau sendiri. Aku akan menggunakan kamar yongguk hyung" nami hanya mengangguk lalu tersenyum, setelah itu mereka pergi untuk mencari makan malam.
Mereka tidak menggunakan mobil, nami memaksa daniel untuk berjalan kaki karena lebih menyenangkan dan akhirnya daniel mengalah. Malam itu sangat dingin, dapat dilihat asap menggempul ketika mereka sedang berbicara dan tangan nami sudah agak membeku
"Huuff dingin sekali" nami menggoyang goyangkan badannya, badan nami tenggelam dalam sweater tebalnya. Daniel hanya tertawa melihat nami yang mirip pinguin
"Makanya sudah kusuruh pakai mobil tadi, keras kepala sekali" lalu daniel menggenggam tangan nami dan memasukkannya kedalam kocek sweaternya /uhh soswit 🤤/ nami hanya kaget namun tidak mencegah daniel melakukannya, yang nami rasakan hanya darahnya yang berdesir dan detak jantung yang sangat melankolis
"Haha, apakah kau tersanjung nona? Apakah kau sudah jatuh cinta padaku? Hmm" daniel menyenggol badan nami
"Apaan? Aku biasa saja, kau saja yang lebay. Terlalu cepat 1000 tahun untuk mendapatkan cintaku" kata nami sok jual mahal
"Haha mengaku saja susah" lalu mereka sampai dirumah makan, mereka hanya makan dipinggir jalan. Daniel yang tidak pernah makan ditempat seperti itu agak kikuk
"Silahkan nona, waahh sudah lama sekali tidak kesini nona. Kenapa tidak ajak tuan jonghyun?" bibi kedai membuka kenangan lama.
Nami hanya terdiam mendengar pertanyaan bibi, daniel yang membaca situasi lalu menjawab
"Jonghyun tidak bisa kesini bi, dia sedang jauh sekarang. Dan apakah aku kalah tampan dari jonghyun sampai bibi tidak memperhatikanku" kata daniel
"Ya ampun tuan maafkan aku, kau tampan sekali tuan. Apakah kalian pacaran?? Beruntung sekali nona nami" kata bibi
"Doakan saja bi, saya sedang berjuang untuk wanita ini" kata daniel sambil tersenyum
"Baiklah selamat makan untuk kalian" kata bibi tersebut dan hanya ditanggapi senyum oleh nami dan daniel
"Makanlah, selagi masih panas" nami hanya mengangguk lalu memakan sup tofu didepannya
"Hmm nami-ah, setelah ini mari bertemu jonghyun" nami langsung melihat kearah daniel.
"Yaak! Mustahil, dia sudah berada disurga" kata nami lalu menunjuk ke langit
"Haha, mari kita kunjungi makamnya. Kau bilang kau merindukannya" daniel tersenyum ke arah nami, mata nami berkaca kaca dan hanya mengangguk dengan senyumannya, seperti anak kecil.
Diluar kedai, terlihat seorang gadis yang mengepalkan tangannya dan melihat mereka dengan tatapan iri
"Tamat riwayatmu malam ini" gadis yang diketahui bernama sejeong itu menyeringai
Nami dan daniel akhirnya selesai makan, mereka sempat bertengkar siapa yg akan bayar. Namun akhirnya nami mengalah dan daniel yang membayar.
"Baiklah, mari ketempat jonghyun" nami hanya senyum lalu mereka jalan.
"Habis kau nami haha" sejeong menyalakan mesin mobilnya lalu menancap gas
"Hei aku ingin beli air dulu" daniel pergi ke vending machine dan membeli kopi, nami berjalan mendahului daniel. Sejeong sengaja mematikan lampu mobilnya, lalu melaju dengan kecepatan tinggi.
Ketika nami menyebrang jalan, terjadilah tabrakan tersebut
BRAAKK!!
"KANG DANIEL!!!!!"
Tbc.
Uyeey yg nyebrang nami kok yang ketabrak kang daniel ya??
Nantikan saja kelanjutannya uhuuI laf ya laf ya laf yaa~~~ ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
✅I Love You ; Kang Daniel
Fiksi Penggemar'Mari bertaruh' 'Siapa yang menyatakan cinta duluan dia yang kalah' Kang Daniel X Kim Nami;OC! [update : sabtu dan minggu]