(Di rooftop)
Hahh.. Rasanya tenang, sunyi, berasa kayak didunia lain tau gak. Keadaan disini berbanding 180° dengan dirumah. Di sekolah itu emang rasanya kayak gue menjalani kehidupan di dunia lain. Gue jarang keinget rumah kalo disekolah, jadi itung-itung sedikit ngelupain masalah di rumah, ya walaupun gak sepenuhnya lupa.
Kanya duduk dengan tenang di bangku reyot itu sambil menikmati alunan lagu dan hawa dingin khas pagi buta. Ia menelungkupkan kepalanya di lipatan sikunya di meja sambil memejamkan matanya.
Tanpa Kanya sadari sejak 10 menit terakhir ia sedang diperhatikan sosok tegap yang melipat sikunya didepan dada sambil bersandar pada pintu masuk rooftop.
Memperhatikan Kanya dalam diam.
Tubuh tegap itu seakan melihat sesuatu yang menarik dari Kanya. Ia terus memperhatikan Kanya, mencari tau apa yang menarik dari dia.
'Cantik? Iyasih dikit. Manis? Gak sih lebih ke imut. Bodygoals? Gak, dadanya rata gitu juga. Jadi apa yang buat dia menarik?' pikir sosok bertubuh tegap itu.
Sampai akhirnya bel berbunyi. Tanda pelajaran akan segera dimulai. Tapi sosok tegap itu tetap memperhatikan Kanya tetap ditempat semula. Tak ada tanda-tanda ia berniat beranjak dari sana, sebelum tau apa yang membuat Kanya menarik.
Perlahan Kanya mulai membuka matanya..
'Oh.. Tuhan!! Matanya.. Baru aku sadari kalo matanya itu yang buat dia menarik. Apalagi pas masih setengah merem tadi! Kok aku bisa gak nyadar yah..' ucap sosok bertubuh tegap itu dala hati menyadari apa yang membuat Kanya sangat menarik.
Ditengah pemikiran sosok bertubuh tegap itu,
"Aaaaaaaaaaaaa......!!!!!!!!!!" teriak Kanya sambil berlari ketakutan menuruni tangga dan menuju kelasnya.
Sosok itu kaget bukan kepalang. Pasalnya ia tengah sibuk dalam pemikirannya ditambah suasana rooftop yang hening dan tiba-tiba gadis yang diperhatikannya berteriak sangat kencang dan membuatnya sport-jantung aja.
...
(Dikelas)
Kanya yang masih sibuk memikirkan makhluk astral yang ditemukannya di rooftop. Tak sadar bila guru sudah masuk kelas dan berada tepat didepannya.
"Kanya! Kamu dengar apa yang saya katakan tadi?" tanya Bu Reni -si guru killer mapel kimia-.
"E-eh?? Ibu tadi bilang apa yah? Saya gak dengar bu. Maaf.." ucap kanya yang terdengar gugup. Bukan apa-apa, pasalnya guru ini sensinya kebangetan! Kayaknya PMS tiap hari deh Bu Reni itu.
"Kamu.. Keluar sekarang.. Kamu tidak boleh mengikuti mata pelajaran saya hari ini. Pagi-pagi udah ngelamun! Anak muda kok gak punya semangat hidup banget.. muka lecek kayak baru bangun tidur."
"Sialan.." ucap Kanya -tak sengaja-.
"Kamu itu yaaa!! Kalo dibilangin, malah ngumpat! Hukuman ditambah kamu bersihkan kamar mandi perempuan dekat taman!! Cepatt" ucap Bu Reni garang -dan kejam-.
"Iya bu, iyaa,,, saya keluar kelas nih, " ucap Kanya, pasrah.
...
Akhirnya Kanya menuruti guru itu, ia keluar kelas.
Tapi siapa bilang dia mau ke kamar mandi buat bersih-bersih? Nyatanya ia sekarang malah berada di rooftop. Menghindari kenyataan tiga jam berturut-turut bersama guru killer.
Yah, ada untungnya juga kan di keluarin dari kelas. Toh nanti kalo dikeluarin dari kelas tetep dapat tugas yang sama juga.
Tiba-tiba Kanya teringat kejadian tadi pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Kanya
JugendliteraturMasa SMA.. Kata mereka adalah masa terindah dalam hidup. Masa dimana setiap remaja mulai beranjak dewasa. Mengalami banyak kisah mengesankan dan tak terlupakan. Merajut jutaan harapan dan perasaan baru. Mulai mengenal satu hal yang menjadi pusat keh...