PART 46, THAT YOUNG GIRL

29 2 0
                                    

Yah, hubungan Mars dan Riguel memang tidak seperti saudara pada umumnya 'kan. Masih ada api benci dalam diri Riguel kepada Mars, masih masalah dimasa lalu yang belum diselesaikan. Itulah sebabnya, Mars betah bekerja lembur diakhir pekan, selain untuk kepentingan perusahaan, ia juga melakukannya agar bisa kembali dekat dengan Riguel.

Hidup memang semakin rumit ketika kita beranjak dewasa, tapi setidaknya aku punya Kanya.. begitulah pikir Mars.

...

"Kita bertemu jam makan siang, di resto cina yang minggu lalu kita datangi. Aku datang sama Papa, kebetulan dia luang dan mau menemani. Jadi, kamu nanti langsung kesana saja ya?"

"Right! Jam makan siang, di resto cina minggu lalu, langsung kesana," ulang Mars.

"Iya,"

"Okay, kututup dulu ya. 10 menit lagi aku masih harus menemani Rigel meeting di kantor pusat. Love you,"

Kanya diam sejenak, sampai kemudian panggilan itu sudah ditutup sepihak oleh Mars.

"Love you.." balasnya meski sudah tau Mars sudah mengahkiri panggilan itu.

Oke, sandiwara gadis kuat memang berjalan dengan baik sejauh ini. Tapi mengurus setengah keperluan pernikahan sendirian memang bukan hal yang mudah. Pada akhirnya, Kanya juga lelah. Tapi Mars juga sedang berjuang untuk memperbaiki hubungan dengan Riguel, Kanya harus bertahan sedikit lagi.

"Kita berangkat jam berapa?" tanya Jonathan dengan kemeja flanel kotak-kotak ungu yang muncul dari balik pintu kamar Kanya.

"Jam 1 nanti. Bukan sekarang, Pa.."

"Hei, kok gak semangat sih? Ini kamu loh yang menikah. Ada apa?" ucapnya sambil membelai kepala Kanya. Hanya tersenyum, hanya itu yang menjadi respon Kanya.

"Mars tak bisa datang lagi? Gimana sih Mars itu, sini biar Papa yang bicara! Enak aja, ini kan yang menikah bukan kamu saja, masa kamu semua yang mengurus?" omel Jonathan membuat air mata Kanya yang sudah sejak tadi ditahan mulai menggenang di pelupuk. Tapi, anehnya ia malah tertawa sedetik kemudian. Entah perasaannya saja atau memang selama ini Papanya orang yang cukup perhatian. Yah, selain itu Papanya juga cukup mengerti dirinya, meski tak sebaik yang Mars lakukan.

"Papa ih! Gaboleh gitu sama calon menantu. Mars memang sedang sibuk. Karena aku bisa, ya kulakukan. Dan, hari ini dia datang kok,"

Jonathan hanya tersenyum.

"Yasudah, Papa kebawah lagi ya,"

Kanya menjawab dengan anggukan kepala.

***

Setelah pertemuan Mars dengan Kanya dan Jonathan, Mars izin membawa Kanya ke Branch tempatnya bekerja sebentar. Hanya untuk sekedar ngobrol berdua, karena memang Mars memiliki sedikit waktu kosong.

Memasuki area parkir, lalu Mars keluar dari mobil terlebih dahulu.

"Heyy, aku kan baru mau membuka pintunya," ucap Mars.

"Waaah, ada apa nih? Biasanya juga kubuka sendiri pintu mobil. Aku masih bisa melakukannya sendiri," ucap Kanya sambil tersenyum, salah tingkah. Selama ini Kanya nyaman dengan melakukannya sendiri, toh ia bukan gadis manja yang tak sanggup membuka pintu mobil untuk dirinya sendiri. Rasanya sangat bukan Kanya.

Mendengar itu Mars tersenyum, lalu mengacak rambut Kanya, gemas.

"Kamu gak berubah ya soal ini, hahh.. calon istriku mandiri banget.. hahaha, padahal kan aku mau kita sedikit manis gitu lho, aku mau bukain pintu buat calon istriku," ucap Mars sambil berjalan disebelah Kanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 30, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dear KanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang