PART 8, LAGI DAN LAGI

876 48 40
                                    

Pyarrr..

Terdengar suara bendah pecah belah di banting, dan tentu saja pecah berkeping-keping.

"Mass???!!!! Udah cukup!!! Aku capek mas hadepin kamu!!" ucap seorang wanita patuh baya sambil menangis.

"Apa??!!! Kamu yang selalu mulai.. Yang minta aku berhenti kerja lah, minta aku luangin waktulah buat anak-anak, yang ini lah, itulah.. Kamu gak liat aku capek kerja buat siapa??!!" ucap seorang pria dengan membentak kasar.

"Tapi emang kamu gak pernah luangi  waktu kan emang buat kita?? Kamu kerja, kerja, kerja terus.. Bahkan kamu mungkin sekarang gak pernah kenal anak-anak lagi.. Kamu mana pernah ngobrol sama mereka?? Kamu cuma sibuk kerja, kerja, karja terus!! Pulang pulang marah marah!!!" omel wanita itu kesal.

'Siall.. Mereka lagi lagi ngeributin itu! Oke, gue gaboleh tetep diem disini, gue harus pergi.' pikir Kanya. 'Tapi kemana gue harus pergi?'

...

Akhirnya pilihan Kanya jatuh pada supermarket '356days' -supermarket dekat komplek perumahan Kanya-.

Ia masuk dengan wajah yang masih khas orang bangun tidur, dan dia berjalan ke lemari es, memilih minuman dan membayarnya di kasir.

Setelah membayar ia meneguknya sekali teguk. Lalu keluar dan duduk di kursi dekat supermarket yang biasanya digunakan orang-orang yang ingim menghabiskan makanannya di sana. Dan dia menelungkupkan kepalanya di tangannya yang menyilang diatas meja.

Sementara dari kejauhan, eh gak jauh banget tapi,

"Bukannya itu Kanya? Kok dia tidur di sana?" ucap Mars. Lalu menghampiri Kanya. Mars baru saja membeli mie instan dari supermarket yang sama, dan menyadari ada Kanya disana.

Mars duduk di kursi depan Kanya. Ia duduk tenang sambil mengaduk mienya yang mulai matang dan mengeluarkan uap mengepul dari mangkuknya -emang masih panas-.

...

Setelah mengjabiskan mie instannya, Mars mencoba menjaili Kanya yang tak kunjung bangun. Padahal sudah terhitung satu jam sejak Mars duduk di sana.

Mars menggerakkan kakinya untuk menendang pelan kaki Kanya di bawah meja.

"Hei! Bangun.. Kamu kok tidur disini sih.. Kamu gak punya rumah ya?"

"..Zzz.." yang dibangunin masih setia pada sang mimpi.

"Heii.. Ini tempat umum tau.. Bangun.." ucap Mars lembut.

Akhirnya Kanya yang daritadi molor bangun juga, dan ia kaget bukan kepalang saat melihat orang didepannya saat ini. Ya, tentu saja orang itu Mars.

"Kok lu ada disini sih?? Lo bukan cemayang kan?? Yang selalu ada dimana-mana.." tanya Kanya.

"Hah? Cenayang? Kemarin kamu bilang aku setan sekarang cenayang?? Apa lagi nanti?"

"Makhluk astral tak berfaedahh.."

"Aku ada faedahnya.. Faedahnya kamu jadi aman karena aku ada disini.. " ucap Mars sambil tersenyum sok ganteng -padahal emang ganteng-.

"Hishh..!" Desis Kanya -dengan muka sinisya-. Akhirnya kanya memilih pergi dari sana, ia memilih ke taman di komplek yang sepi.

...

"Ini dia," ucap Kanya senang menemukan bola basketnya yang sengaja ia sembunyilan di semak-semak pinghiran taman.

Taman kecil itu bersebelahan dengan lapangan basket yang juga milik komplek perumahan Kanya. Disana cukup sederhana, hanya ada dua ring yang berseberangan seperti lapangan basket pada umumnya, dan tentu saja garis lapangan -yang sudah mulai pudar-.

Dear KanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang