Suga menatap hpnya malas. Taerin selalu saja berhasil membuatnya ingin menghampiri gadis itu, lalu mengikat kedua tangannya agar tidak mengetikan balasan yang membuatnya kesal.
Tapi tugasnya sekarang membuat Suga hanya bisa mengetikan ancaman agar Taerin tidak lagi membantah perintahnya.
To : Dekil
Berani ya skrg? Gk kapok sama hukuman kemaren?"Ga! Nih naskah pidato penutupan lo!" Namjoon menyodorkan selembar kertas penuh huruf pada Suga.
Suga meletakkan hpnya di meja, lalu membaca sekilas isi kertas itu. Seperti dugaan, Namjoon memang tidak pernah mengecewakan kalo soal beginian. Membuat Suga tidak menyesal menyanding Namjoon sebagai wakilnya.
"Gausah protes ya! Gue males revisi!" Namjoon duduk di kursi kosong samping Suga.
Suga memutar bola matanya malas. "Gue nggak bakalan protes bahkan kalo lo ngasih gue bacaan dewasa lo."
Namjoon tertawa. "Yakali, gue masih waras bro!"
"Bang Suga dicariin Mbak Jennie!" teriak Jungkook dari ambang pintu ruang OSIS.
Namjoon geleng-geleng kepala melihat adik kelas mereka yang nggak ada peningkatan dewasa padahal sudah akan naik kelas sebelas. Kenapa harus teriak-teriak dengan kepala nongol di pintu begitu, kalo bisa menghampiri atau lebih elit lagi chat?
"Duluan ya gue!" pamit Suga diangguki Namjoon.
***
"Apaan?" tanya Suga langsung begitu sampai di dekat Jennie.
Jennie terlihat gelisah. Suga bahkan melihat cewek itu meremat kedua tangannya sendiri.
"Duh Ga gue harus balik sekarang! Adek gue kecelakaan!" Jennie menatap Suga dengan bersalah.
Ini hari terakhir MOS, jadi mereka harus mengurus banyak hal terutama untuk panggung penutupan nanti. Belum lagi kelas yang dipegang Jennie tidak ada pembimbingnya jika dia pergi.
"Yaudah balik aja," kata Suga bijaksana.
Suga selalu tau mana yang harus diutamakan dalam mengambil keputusan karena itulah teman-temannya memilih Suga sebagai pemimpin.
"Nggak usah mikirin kelas lo. Biar nanti gue yang pegang," lanjut Suga melihat keraguan di mata Jennie.
Anggota OSIS lain sudah memiliki tanggung jawab pada masing-masing kelas. Hanya Suga dan Namjoon yang tidak memiliki tugas itu karena mereka harus bertanggung jawab langsung pada berjalannya susunan acara MOS.
"Thanks banget Ga! Sampein maaf gue ke yang lain ya," ucap lalu Jennie bergegas menuju parkiran.
Suga menghela napas panjang. Dia sendiri yang harus menghandel kelas Jennie. Dia tidak mungkin menyuruh Namjoon sementara anak itu sedang sibuk menghubungi alumni yang mau datang ke penutupan.
***
Taerin berusaha semaksimal mungkin menggunakan kemampuan tulis kilatnya. Sebentar lagi bel masuk dan dia bahkan masih harus menyalin dua lembar materi tentang Radikalisme dari buku Yesi.
Ini tidak akan terjadi kalo saja dia tidak punya pacar brengsek seperti Suga. Cowok itu sudah membuatnya geram setengah mati dari pagi. Mulai dari menjemputnya jam 5 pagi dan menyuruhnya terburu-buru padahal gerbang saja belum dibuka.
"Suga, gue bahkan belum sarapan!" protes Taerin pagi itu saat Suga sudah menyeretnya ke mobil padahal matahari saja masih mengintip.
"Lo bisa sarapan di sekolah!" Suga menutup pintu mobil setelah memaksa Taerin masuk ke dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
King Suga [COMPLETED]
Short Story#139 in Short Story (12-05-2018) #65 in Short Story (13-05-2018) "Ya Tuhan andai hamba bisa punya pacar seganteng dan semanis Kak Suga..." Itu hanya doa seorang anak kelas satu esempe yang masih polos dan mudah tergoda. Terlebih melihat seorang cowo...