Hanya ada dua hal yang gue inginkan, Elo dan Kita - Suga
***
(Desember 2016)Taerin meringis ngeri menatap handuk yang sudah mengambang mengenaskan di kolam renang. Matilah dia jika Suga tahu.
"Ngapain?"
Taerin memejamkan matanya merasa ini saat yang tepat untuk menangisi nasib. Kenapa Suga selalu datang disaat yang tepat untuk menemukan kesalahannya.
Suga mengernyit bingung, tapi kemudian matanya memicing tidak suka saat menemukan handuknya sudah mengambang basah di dalam kolam.
"Ambil," katanya datar membuat Taerin seketika merinding.
"Gue lagi gapengen berenang Ga," rengek Taerin. Sungguh dia males sekali olahraga macam ini. Saking malesnya, dia bahkan nggak ingat kapan terakhir kali dirinya olahraga.
"Gue bilang ambil," kata Suga dengan suara datar mencekam yang mengingatkan Taerin pada suasana angker film horor.
Taerin akhirnya terpaksa masuk ke dalam kolam renang, setelah tatapan super melasnya sekalipun nggak berhasil mempengaruhi Suga. Dia berenang ogah-ogahan ke arah handuk itu, lalu segera menyingkir ke tepi setelah berhasil mendapatkannya.
"Siapa bilang lo boleh keluar dari kolam gitu aja?" Suga bersedekap di pinggir kolam renang dengan tatapan tajam andalannya. Taerin balas menatapnya bingung.
"Berenang 10 kali, bolak balik!" perintah Suga seenaknya. Taerin langsung menahan umpatannya. Beneran kan Suga nggak akan membiarkan kesalahannya tanpa hukuman.
"Ga..." Taerin merengek minta belas kasihan. Peduli amat dengan harga diri.
"Terakhir kali elo olahraga tiga bulan lalu, jadi anggep aja hukuman ini hadiah dari gue." Suga mengangkat ujung bibirnya membentuk smirk. Taerin memukul air dengan kepalannya hingga terjadi percikan.
***
( September 2015)"Nggak! Gue nggak butuh baju tebel ataupun jaket! Gue nggak alergi dingin!" Taerin bersikeras menentang usulan Suga tentang kembali ke rumah dan mengambil jaket untuknya.
Astaga, mereka bahkan sudah setengah jalan ke sekolah. Dan waktu keberangkatan bus juga tinggal setengah jam lagi. Kalau mereka balik, yang ada mereka telat dan Taerin tidak bisa ikut study tour ke puncak yang dikhususkan untuk kelas delapan itu.
"Dasar keras kepala," dengus Suga kesal.
Dan Taerin merasakan akibat kebebalannya itu setelah udara dingin Bogor menyapa kulitnya. Dia bisa menahannya saat sore hari. Tapi ketika bulan mulai menggantikan posisi matahari, Taerin menggigil hebat. Dia sama sekali tidak bisa menikmati wisata dengan suhu yang mencapai 17 derajat itu.
Taerin duduk kedinginan di atas batu besar sambil memeluk lututnya. Dia bahkan tidak tahu teman-teman sekelasnya dimana sekarang. Tentu saja kalau Taerin hilang pun mereka tidak akan peduli.
Sebuah selimut tebal tiba-tiba menyelimuti tubuhnya. Taerin mengangkat wajahnya, ingin tahu siapa orang baik yang sudi menolongnya itu. Dan dia langsung melotot saat melihat Suga berdiri menjulang di hadapannya.
"Kok elo ada disini? Ini kan tour SMP. SMA lo tour juga? Eh tapikan elo baru kelas satu." Taerin menatap Suga bingung. Dia menggigit bibirnya yang terasa beku.
"Bodoh! Kenapa lo bahkan nggak bisa menjaga diri lo sendiri." Suga menatapnya geram, mengabaikan pertanyaan yang diajukan cewek itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
King Suga [COMPLETED]
Short Story#139 in Short Story (12-05-2018) #65 in Short Story (13-05-2018) "Ya Tuhan andai hamba bisa punya pacar seganteng dan semanis Kak Suga..." Itu hanya doa seorang anak kelas satu esempe yang masih polos dan mudah tergoda. Terlebih melihat seorang cowo...