7. Tugas Sejarah

505 44 0
                                    

Rosa membolak-balik halaman buku sambil sesekali melirik orang di sebelahnya.

Masih jelas diingatan bahwa seminggu yang lalu Yuda menolongnya sampai harus mengorbankan dirinya. Ia tahu hukuman yang diterima cowok itu tergolong ringan --bagi orang yang biasa di hukum--, tapi tetap saja itu sangat berarti bagi siswa teladan seperti Rosa.

Dan Yuda yang duduk di sampingnya kali ini adalah Yuda yang cuek dan biang onar, seakan yang di temuinya satu minggu lalu hanyalah ilusi atau makhluk lain yang menyamar jadi cowok itu.

Lima belas menit lagi jam pelajaran dimulai, dan Rosa sudah menyiapkan buku-bukunya. Namun tidak dengan lelaki tampan di sebelahnya, Yuda hanya mengeluarkan buku paket dan LKS agar tak dihukum, sementara Rosa ingat betul ada tugas sejarah yang di kerjakan di buku latihan.

"Belum buat tugas?" Rosa memberanikan dirinya bertanya dengan hati-hati.

"Males," jawabnya singkat.

"Ntar lo dihukum."

"Kan udah gue bilang. Biasa."

Rosa menggigit jemarinya dan menimang-nimang sejenak. Sebelum sebuah tangan menarik tangannya dengan agak kasar.

"Jangan gigit kuku, ntar cacingan."

'Hah?! Kayaknya dia emang punya alter. Asli dia alter ego!' batin Rosa.

"Kan yang cacingan gue, bukan lo," ujarnya polos.

"Iya, tapi gue jijik liatnya," jawab Yuda sekenanya.

Lalu kembali hening.

Rosa melirik jam dinding di atas papan tulis, dan setelah pertimbangan matang gadis itu menyodorkan sebuah buku tulis kosong, serta buku yang berisi tugasnya. "Mau salin punya gue?"

Yuda yang tadinya bermain ponsel, kini memicingkan mata curiga ke arah Rosa. "Biasanya orang yang suka saingan dapet rangking kaya lo, gak bakal mau kasih orang lain contekan."

"Kan lo udah nolongin gue waktu itu. Masa bantu dikit aja gue gak mau."

"Oh balas budi. Lo pikir gue gak iklas?" tanyanya sarkas.

Rosa mengerutkan keningnya. "Lo hargain kek niat baik orang."

"Lo yang nggak bisa hargain. Ngira gue pamrih," balas Yuda tak mau kalah.

"Ya udah mau apa engga?" Rosa membalikkan pertanyaan Yuda waktu hendak memberikan buku Bahasa Inggris padanya.

"Ck." Yuda akhirnya menarik dua buku itu dan mulai menggerakkan pulpennya dengan sedikit terpaksa.

***

Awalnya ia hendak memberikan buku itu saja pada Yuda, tetapi ia lupa mengatakannya. Lagipula Rosa yakin Yuda sudah akan mengerti sendiri.

Namun, ketika sampai di rumah, ia kembali menemukan buku itu dalam tas-nya.

"Loh?" gumamnya.

Baru membuka halaman pertama, ia sudah disambut bekas sobekan yang Rosa asumsikan sebagai tugas yang disalin cowok itu.

Dan tulisan yang tersisa disana hanya sebaris kalimat.

'Gue kembaliin punya lo, makasi.'

Tanpa sadar sebuah senyum tipis tergurat di wajah manisnya.
"Yuda ckck...."

***

Seatmate.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang