39. HOPE?

876 144 37
                                    

     Tiga hari semenjak kejadian Yoongi pingsan di kantor Jimin, dan hari ini rapat itu berlangsung. Yoongi dengan setelan jas hitamnya duduk persis di hadapan Jimin yang juga mengenakan jas berwarna senada. Tetapi suatu hal yang berbeda di rapat kali ini adalah, bukan Seulra melainkan Seulgi yang datang.

"Baik, kerja sama antar perusahaan dimulai minggu ini. Saya, wakil CEO Park Bo Gum, undur diri. Terimakasih." kata pria bertubuh tinggi itu dengan senyum khasnya. Park Bogum sepupu Park Jimin, sekaligus menjabat sebagai wakil CEO di Park Corp. Semua orang di ruangan mulai melangkah satu persatu keluar dari ruangan tersebut sembari membungkuk pada yang lain.

"Jim, gue langsung ya." kata Bogum.

"Lo yakin? Nggak mau ngopi dulu?"

"Nggak usah, duluan ya. Nanti kabarin gue lagi." kata Bogum sambil berlalu.

Sekarang, tinggal ada Yoongi, Seulgi, dan Jimin. Mereka terlalu canggung sekedar untuk menyapa satu sama lain. Tapi, Seulgi beraniin diri duluan.

"Park Jimin-si. Gue Seulgi, kembarannya Seulra." kata Seulgi.

"Ah, iya. Salam kenal." jawab Jimin, seadanya.

"Seul, Ra dimana?" tanya Yoongi, tiba-tiba.

"Di apartemen Kak. Kak Yoongi belum ketemu sama Ra?"

"Oh gitu, beberapa hari belum ketemu, gue kangen." jawab Yoongi, Jimin kaget.

"Gimana kalau Kak Yoongi sama Jimin-si aja ke apartemen Ra? Jimin-si, calon suami Ra kan?" kata Seulgi. Jimin sama Yoongi mendelik, Seulgi jadi gelagapan. Kenapa mulutnya nggak bisa dijaga sekali aja.

"Kalau gitu, kita kesana bareng aja Kak. Jimin juga mau kesana." kata Jimin.

Ada sedikit rasa perih di hati Yoongi. Jimin? Dia mau kesana, apa dia nggak serius dengan kata-katanya tiga hari yang lalu? Tapi, mungkin emang ini saatnya Yoongi menyerah akan segalanya.

"Okay.." jawab Yoongi.




















     Tatapan sendu itu seolah mengatakan semua. Tentang kekosongan hatinya, tentang semua beban hidupnya. Ia termenung di sebuah kursi panjang, di depan sebuah danau buatan. Seorang laki-laki bertubuh tinggi, dan berkulit sepucat manekin, memandanginya dari jauh. Tak tahan dengan semuanya, ia mendekat.

"MAS!"

"BANGSAT!"

"HAHAHA!"

"SIALAN, ALBINO!" teriak Hoseok.

"Hahahaha. Anjir, gue dari tadi liatin lo Mas. Kenapa lo? Meratapi nasib kesendirian lo?" tanya Sehun.

"Sialan lo, setan. Kenapa kalau gue meratapi nasib kesendirian gue? Emang lo nggak single juga?" tanya Hoseok balik.

"Yah, Mas.. Gue seleranya se-level Miranda Kerr. Susah nyarinya."

"Miranda Kerr udah nikah. Mana mau sama lo, buluk."

"Mingyu tuh buluk, Mas. Gue mah putih langsat."

"Adanya kuning langsat, bego!"

"Kalau bego gue nggak jadi pengacara, Mas.."

"Nggak usah pamer sama Jaksa."

"Hehehe, sombong amat lo." cengir Sehun.

"Ngapain lo kesini? Udah lama lo ngeliatin gue?" tanya Hoseok.

"Habis kelar sidang, trus kesini. Eh, nemuin lo lagi galau. Gue udah nahan ketawa dari tadi." jawab Sehun.

"Nemuin, lo pikir gue barang temuan?" kata Hoseok.

[COMPLETED] SAYANG ; MINYOON • PJM x MYGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang