Keanehan 18

1.4K 75 2
                                    

Apalah artinya kesedihan, bila tak mampu merubah keadaan? Apalah artinya kehilangan, jika tak mampu menggugah kesadaran?

(KEHILANGAN JENA)

Senja menyambut langit ibu kota. Sang surya mulai kembali ke peradabannya dan di ganti kan oleh sang rembulan.

Kediaman Jena tampak tak se-sunyi biasanya. Jena sudah kembali. Dan itulah yang membuat suasana rumah kembali seperti sedia kala.

"IBUU! KAK ILHAM NYA NIH BUU!" Teriak Jena ketika Ilham mencoba untuk merebut chiki miliknya.

"IBUU!"

"Apa sih Jena?" Tanya ibu dengan nafasnya yang tersengal-sengal karena baru saja turun dari tangga. "Kenapa harus teriak-teriak, sayang?"

Jena memanyunkan bibirnya, memasang mode ngambeknya.

"Ada apa sih, Ham?" Ibu mulai jengkel karena Jena yang tiba-tiba ngambek. "Jangan gangguin adiknya dong. Dia kan baru pulih, Ham." Kata ibu dengan nada mohonnya.

Ilham berdecak, "Apaan sih, bu, Jena nya aja tuh yang lebay. Lagian, Ilham cuma minta sedikit chiki nya masa enggak boleh." Adu Ilham. Ilham melemparkan chiki yang tadi direbutnya kepada Jena. "Tuh! Lagian kan justru dia baru pulih, dia harusnya gak boleh makan chiki, Bu." Hasut Ilham membuat Jena merengek.

"Bu, bolehin bu... pliss,"

Ibu menggelengkan kepalanya sambil mendecak kan lidah.

"Jangan, bu." Tambah Ilham. "Kalau emang dia mau, dia harus janji buat berubah menjadi cewek beneran." Ilham tertawa diakhir kalimatnya. Kemudian, dia mengacak rambut Jena dan mencium pipi Ibunya sebelum naik ke kamarnya.

"Rese banget sih, Kak!" Cibir Jena. Mata Jena kembali menatap Ibu dengan binar permohonannya, "Bu, boleh yaa? Pliss..." Mohonnya.

"Ibu cantik deh. Makin cantik kalau chiki nya buat Jena." Bujuknya.

Tetapi ibu tetap memasang wajah datarnya sambil menggelengkan kepalanya.

"Sekali ibu bilang enggak, tetap enggak, Jena."

-W-

Unkwn : Welcome, bitch. Gue bakal buat hidup lo menderita. So, be ready.

Jena menggigit bibir bawahnya, ia takut. Tanpa perlu ia cari tahu siapa pengirim pesan tak dikenal itu, pun dia sudah mengenalinya. Nanda, nenek lampir gila binti sarap.

Ternyata dia benar-benar menepati janjinya untuk balas dendam.

Jena beranjak duduk di depan meja rias dengan kaca besarnya. "Duh, gimana nih, si nenek lampir tau nomor gue dari siapa ya? Ah elah, mati beneran dah nih gue." Dumelnya pada diri sendiri.

Tatapannya beralih ke depan cermin yang menampakkan wajah tirusnya. "Heh! Apa lo liat-liat baba lo jago silat, tai lo bulat-bulat, seperti bola ping pong."

Jena tertawa sendiri akibat ucapannya yang ngelantur tadi. "Receh banget sih lo!" Jena menunjuk bayangannya di cermin. "Lah lo bego yang receh! Ngapain pake nunjuk-nunjuk ke gue, setan?!"

WEIRD GIRL #WATTYS2020Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang