Keanehan 49

1.1K 45 3
                                    

Suara tepuk tangan beradu di dalam gedung bersamaan dengan Ilham yang bangkit dari kursinya.

Ibu, Ayah, dan teman-teman Ilham yang lain ikut memeriahkan suasana. Tetapi tidak dengan Jena. Dia hanya memberikan senyum tipisnya dikala matanya bertemu tatap dengan Ilham.

Ilham hanya tersenyum mengerti.

Jena gelisah. Jari-jari tangannya bermain diatas layar ponselnya, mengetikkan sesuatu disana.

Jena : dia gak dateng, Zir

Jena kemudian menghela napas. Dia kembali melihat keatas panggung. Memperhatikan Ilham yang sedang memindahkan posisi tali pada toga nya.

"Ibu, Jena izin ke toilet dulu." Bisik Jena.

Ibu menoleh memperhatikan Jena sebentar. "Ya sudah." Kata ibu sambil tersenyum.

Jena beranjak dari kursinya dan diam-diam keluar dari gedung itu dengan perasaan gelisah yang tidak menentu. Dia rindu seseorang.

Al, kamu dimana?

Jena berjalan gontai seorang diri menuju ke sebuah taman kecil tepat di depan gedung yang mereka kunjungi. Tepat saat itu juga ponselnya berdering nyaring. Sesaat gadis itu memandangi ponselnya dengan binar semangat, Fira menelponnya.

Dalam hati, dia berharap bahwa alasan Alarick lah yang membuat Fira menelpon dirinya.

"Kenapa, Fir?"

Ada jeda beberapa menit sebelum Fira menjawab sapaannya.

"Gue di dalam gedung. Btw, lo dimana? Lo gak mungkin pulang, kan?" Fira terkekeh diakhir kalimatnya.

Jena tersenyum tipis.

Tangannya terulur untuk merapikan helaian rambutnya yang berterbangan.

"Gue bosen. Sini susul gue ke taman." Katanya pelan.

"Wait."

Lalu sambungan terputus.

Jena menjauhkan ponselnya dari telinga. Jarinya kembali menari diatas layar ketika sebuah pesan teks masuk.

Zirka : aku ramal, sebentar lagi dia datang

Menarik.

Semoga saja ramalan Zirka kali ini benar-benar terwujud karena Jena belum sama sekali melihat batang hidung Alarick sejak tadi.

"Kamu cantik banget."

Jena terkejut di tempatnya begitu mendengar suara yang sudah di hafalnya itu. Seluruh tubuh Jena meremang, hatinya menghangat membayangkan senyuman lelaki yang sudah lama dirindukannya.

Jena menunduk memandang ponselnya. Mengetikkan sebuah balasan untuk Zirka.

Jena : kamu benar, dia datang

Jena sudah tidak bisa menahan senyumannya. Ia terlalu bahagia. Teriknya matahari siang itu bahkan tidak bisa mengalahkan senyumannya.

WEIRD GIRL #WATTYS2020Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang