Keanehan 14

1.4K 86 4
                                    

"Pulang, mereka semua khawatir."

Jena menggeleng tegas, "Nggak mungkin mereka khawatir, kak."

"Yaudah, kamu pulang ya, karena aku yang khawatir."

(RAKA DAN KEKHAWATIRANNYA)

Jena masih membeku di mejanya setelah kejadian tadi. Pesanannya sudah diantarkan dan hanya dibiarkan mendingin oleh Jena.

"Jena lo bodoh banget, sih!" Rutuknya pada diri sendiri. "Kalo tuh nenek lampir beneran nganuin gue gimana?!" Lanjutnya.

Kemudian dia mengalihkan tatapannya kearah makanan yang sedari tadi ia anggurkan, Jena mengambil burgernya. "Liatin aja lo, nek! Gue bakal nunjukin kalo gue nggak takut. Gue bakal lawan lo dengan tangan gue sendiri!" Tegasnya sambil melahap burger itu.

Jena pun hanyut dalam kenikmatan burger itu. Sampai tak sadar jika pintu kafe berdecit dan para pelayan mengucapkan selamat datang. Ketika itu juga, mata tajam Raka menyelidik satu persatu pengunjung kafe.

Lalu penglihatannya berhenti di satu meja dan ia tersenyum senang.

"Hei," Ucap Raka yang mampu membuat Jena tersadar.

Jantung Jena berpacu lebih cepat dari biasanya, inikah yang dinamakan cinta?

Begitu ia menoleh, Jena hanya bisa memerah menahan malu. Karena rupanya Raka bukan menyapa dirinya, tepat dua meja di belakang Jena, Raka tersenyum kepada kedua temannya yang Jena ketahui bernama Andre dan satu lagi yang belum Jena tahu namanya.

Jena harus buru-buru keluar dari kafe ini sebelum Raka menyadari keberadaannya.

Samar-samar ketika Jena sedang menghabisi makannya, ia mendengar pembicaraan Raka dan temannya karena suasana kafe yang memang tidak seramai tadi.

"Tumben lo mau kita ajak main, Rak." Kata orang yang Jena kenali suaranya bernama Andre.

Terdengar Raka mendengus, "Iya, kata satpam yang jaga rumahnya, dia kabur. Nggak tau karena apa." Kata Raka menjelaskan dengan nada yang terdengar err--khawatir?

Lalu terdengar gelak tawa dari teman-teman Raka yang membuat Jena cukup kesal. Apa yang harus ditertawakan? Bukannya kha--

"Ngapain lo pada ketawa?! Nggak guna, ya, cerita sama lo berdua. Gue kira bakal dapet saran atau minimal gue ngerasa tenang dan nggak khawatir lagi gitu. Ini malah di ketawain! Sahabat macam apa lo semua?!" Sungut Raka yang sedang berusaha menahan emosi.

PRANG!

Jena yang ingin bangkit terpaksa kembali duduk begitu ia tanpa sengaja menjatuhkan gelas plastiknya yang berisi hot chocolate yang membuat para pelayan mengerumuninya. Jena meringis, aduh.

"Maaf, mba, mas." Bisiknya yang merasa bersalah.

Para pelayan itu sibuk membersihkan cairan yang sudah tumpah dilantai membuat beberapa pasang mata menatap kearah Jena.

WEIRD GIRL #WATTYS2020Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang