Keanehan 27

1.2K 78 5
                                    

Langit sudah gelap tetapi kediaman Jena masih juga ramai di datangi oleh teman-temannya serta kerabat dekatnya.

Tadinya, Jena ingin menyudahi acaranya pada sore hari namun Ibu dan Ayahnya menolak dengan alasan ini adalah sweet seventeen nya Jena dan mereka ingin membuat pesta meriah hari ini.

Jam sudah menunjukan pukul sembilan malam dan tibalah saatnya bagi Jena untuk memotong kue.

Para tamu yang datang ikut bernyanyi untuk Jena. Jena berdiri diantara ibu Dan ayah dengan raut bahagianya.

"Ayo sayang, dipotong kue nya." Kata Ibu sambil mengelus kepala Jena penuh kasih sayang.

Jena mengangguk dan mengambil pisau yang diulurkan oleh asisten rumah tangganya.

"Aduh, ibu penasaran nih, first cake nya buat siapa ya?" Goda Ibu diikuti oleh suara tawa ayah.

Jena tersipu.

Tak bisa dipungkiri, Jena ingin memberikan first cake nya untuk lelaki yang sudah mengorbankan apapun untuk Jena.

Siapa lagi kalau bukan Alarick.

"Al, sini!" Panggil Jena dengan malu-malu.

Alarick menatap Jena tak percaya, "Gu-gue? Kok gue?"

"Udah sini, maju dulu!" Tambah Jena tak sabar.

Fira yang berdiri disamping Alarick pun langsung menyenggolnya. "Dasar, sok jual mahal banget lo, Lay!" Cibir Fira sambil tertawa.

Alarick pun terkekeh dan tak lama ia maju ke depan untuk menerima first cake tersebut.

"Ciyeee..."

"Asik asik asik, bentar lagi ada yang resmi nih!"

"Gaster, bro! Jangan tanggung-tanggung lah!"

Terdengar koor membahana begitu Alarick menerima kue tersebut apalagi begitu Jena dengan mudahnya memeluk Alarick. Lagi.

Rejeki nomplok, tuhan Alarick janji bakalan rajin solat abis ini.

"Ciyeee ciyeee..."

Ibu dan Ayah serta Ilham pun tertawa melihat anak serta adiknya dijadikan bahan ledekan. Ilham senang melihat Jena akhirnya bisa tertawa bahagia.

Kemudian mata Ilham menangkap dua sejoli yang berada di gazebo dekat kolam renang.

Raka dan Nanda.

Ilham meminta izin kepada Ibu dan Ayah untuk permisi sebentar.

Sementara, Jena masih tersipu karena ulahnya tadi.

"Makasih ya, Al, eh—uhm, Rick, maksud gue."

Alarick terkekeh sambil mengacak rambut Jena yang tentu saja mendapat sahutan iseng dari tamu yang lain.

Mereka tersipu lagi.

"Gue suka kalau lo manggil gue pake Al, Jen."

"Kenapa?"

Alarick menahan senyumnya, "Soalnya gue bakal nganggep itu sebagai panggilan sayang lo buat gue." Ujarnya lembut.

"Aduh, yah, Kita berdua jadi nyamuk nih kayaknya hahahaha..." Seloroh Ibu sambil bergelayut manja di bahu Ayah.

"Ayo Jena, bagikan kue-kue ini ke teman-teman kamu yang lain. Jangan buat mereka menunggu." Perintah Ayah.

Jena mengangguk. Dia mencium kedua pipi ayah dan ibunya.

"Selamat ulang tahun, sayang."

"Happy birthday, Jenaira sayang."

Ucap mereka bersamaan sambil memeluk Jena.

WEIRD GIRL #WATTYS2020Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang