Keanehan 21

1.4K 76 1
                                    

The most saddest thing happen

-W-

Matahari menyambut pagi yang cerah hari ini. Seperti biasa, Jena tidak bisa bangun pagi dan sudah bisa kalian tebak kalau Jena saat ini sedang terlelap diatas lantai yang dingin dengan hanya dibalut oleh tank top nya saja.

Ibu membuka pintu kamar Jena dan berteriak histeris melihat anak gadisnya.

"YAALLAH JENA! KAMU ITU KENAPA JADI ANAK BEBAL SEKALI SIH?!"

Tetapi, teriakan Ibu hanya dibalas dengan suara dengkuran yang berasal dari Jena.

Ibu menjewer telinga Jena hingga membuat Jena membuka matanya sambil merintih kesakitan. "ANAK GADIS KOK BANGUNNYA SIANG MELULU, YAALLAH!" Omel Ibu yang tak memperdulikan rintihan Jena.

"Hiks hiks sa--sakit bu. Iya i-iya hiks jan-ja--janji hiks hiks gak lagi lagi hiks." Isak Jena kesakitan.

Mendengar isak tangis yang keluar dari bibir Jena, Ibu pun luluh. Dia melonggarkan jewerannya pada telinga Jena dan malah mengecup pipinya.

"Nah, gitu dong anak ibu yang manis harus nurut sama ibu."

Jena mengangguk patuh.

"Gih, mandi sana. Ditunggu ayah sama kak Ilham dibawah. Kita sarapan bersama."

Jena membelalak. "AYAH UDAH BAKIL? CIUS? MI APA? OMAYGAD!"

"Bakil apa sih?" Ibu mengernyit bingung dengan bahasa yang Jena pakai.

Jena menepuk dahinya sambil mendengus. "Aduh ibu, bakil itu sama dengan balik, bu."

Ibu mengangguk-angguk kan kepalanya sambil ber-oh ria.

"Iya, ayah udah bakil, Jen. Dia ngajak kamu mabar." Ujar ibu.

Kali ini gantian Jena yang mengernyit kebingungan.

"Mabar? Main bareng?" Tanya Jena sambil menyipitkan matanya. "Kok aneh, ya,"

"Bukan." Sanggah ibu.

Jena menaikan alisnya, "Terus?"

Ibu terkekeh sebelum menjawab.

"Makan bareng."

HAH. FIX IBU LAWAK BANGET.

-W-

Sarapan kali ini hanya di hiasi dengan suasana hening. Tak ada obrolan apapun.

Ting.

Jena meletakan alat makannya diatas piring. Kemudian, Jena meneguk air susunya. "Ayo--"

"Jangan ada yang pergi dulu." Potong ayah sambil meletakan alat makannya dan meminum air putihnya.

Jena kembali duduk dengan raut wajah yang tegang. Inilah yang Jena takutkan. Ayah sudah pulang dari dinasnya dan itu berarti Jena mungkin atau bahkan harus segera pindah ke bandung.

Wajah ibu sama tegangnya dengan Jena. Ibu tidak ingin Jena dipindahkan.

"Yah, udah jam berapa ini? Nanti anak-anak bisa telat." Ibu mengelus punggung tangan ayah lembut.

WEIRD GIRL #WATTYS2020Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang