Keanehan 29

1.1K 60 0
                                    

"Halo, Kak?"

Siska membenarkan posisi ponselnya, "Iya, Jen. Ada apa?"

"Temenin Jena nyari baju dong."

Siska mengernyit bingung. Tumben. "Buat apa? Kok kamu tumben banget minta temenin. Biasanya kan kamu paling gak suka kalau pakai baju feminim, Jen."

Terdengar helaan napas dari sebrang sana.

Siska tertawa kecil. "Yaudah, nanti aku temenin ya?"

"Asik!" Jena memekik senang, membuat Siska ikut senang dalam hati. "Nanti sore bisa gak, Kak?" Tanya Jena lagi.

Siska tampak berpikir terlebih dahulu. Ia mengingat jadwalnya hari ini. Latihan dance mulai pukul 8 pagi sampai pukul 12 siang. Pikirnya.

"Bisa. Aku bisa, kok."

"Yaudah, aku tunggu di rumah ya Kak?" Tanya Jena. Siska tampak bimbang. "Halo?"

"Eh iya, Jen? Maaf aku gak denger tadi. Lagi nonton TV juga soalnya."

"Kakak nanti jemput aku dirumah kan?"

Pada akhirnya, Siska hanya menyetujui permintaan Jena.

"Ya. Kamu tunggu aja."

"Jam 3 aku tunggu ya kak," Ucap Jena antusias. "Bye!"

Lalu sambungan terputus.

-W-

Tok! Tok! Tok!

"Iya, sabar," Sahut Jena dari dalam kamar.

Jena meletakan kain yang ia gunakan untuk mengelap cermin di meja riasnya. Ia melangkah dan membuka pintu kamarnya.

"Ada pacar nona dibawah." Ujar wanita paruhbaya yang berprofesi sebagai asisten rumah tangga.

Jena tersenyum, "Makasih, bi." Katanya.

Wanita itu mengangguk dan segera turun menuju dapur. Jena masuk ke dalam kamar lagi, ia duduk di hadapan cerminnya dan menuangkan bedak ke tangannya.

"Bismillah,"

Jena mulai mengacak-acak rambutnya dan meratakan bedak ditangannya.

Setelah selesai, rambutnya menjadi bervolume dan menguarkan aroma bayi yang khas.

Jena kali ini mengetes napasnya. "Hah..."

"Wangi." Kilahnya.

Ia menyatakan bahwa dirinya sudah siap untuk bertemu pangeran berkuda putihnya di bawah.

Jena segera turun menuju ruang tamu. Sebelumnya, ia menyempatkan diri untuk melihat jam. Pukul 10 pagi.

"Hai, Jen."

Alarick sudah berdiri menyambut Jena dengan senyuman lebarnya yang khas di pagi hari.

"Ngapain ke sini pagi-pagi, hm?" Jena bertanya dengan nada tak suka. Namun, Rina buru-buru menyela. "Jena, nggak boleh gitu sama pacar sendiri."

Alarick tersenyum penuh kemenangan.

"Tuh, dengerin apa kata camer. Gak boleh galah-galah sama pacar sendiri. Nanti kualat, lho."

WEIRD GIRL #WATTYS2020Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang