Keanehan 28

1.2K 72 3
                                    

Banyak yang gak mau sampai kehilangan, tapi karena sudah tak mampu lagi mempertahankan, pilihan terbaik ya merelakan.

-W-

"Ada apa? Kok kalian ribut?" Ilham bertanya bingung dan mengajak mereka untuk ke tempat sepi.

Ilham melipat tangan depan dada lalu bertanya lagi, "Ada apa sebenarnya?"

Yang ditanya justru bukannya menjawab malah beradu argumen lagi. Ilham pun terabaikan.

Oke, paling tidak sampai gue tau titik permasalahannya. Pikirnya.

"Gue udah bilang, gue tuh udah ngelupain dia! Lo ngerti gak sih?!" Lelaki itu mendorong gadis yang sudah terisak pilu. "Dari awal gue memutuskan untuk tunangan sama lo itu karena gue menghargai lo! Gue cinta sama lo!" Lelaki itu mengguncang bahu gemetar gadis itu hingga suara tangisnya semakin keras.

Ilham jengah. Dia melerai keduanya, "Tahan, Rak, dia mungkin butuh pembuktian dari lo." Kata Ilham. Kemudian dia menyuruh Nanda untuk duduk di gazebo.

Dan mereka memutuskan untuk berbicara berdua—Ilham dan Raka.

Raka tampak kacau saat ini, dia mengacak rambutnya frustasi. Matanya menatap kearah Nanda yang masih terisak.

"Kalau emang lo udah nggak cinta atau nggak pernah cinta sama adik gue, setidaknya jangan pernah bikin dia nangis kayak yang lo lakuin selama ini." Ilham menepuk bahu Raka hingga membuat Raka menatap matanya yang terluka juga—walaupun sedikit.

"Gue—maaf, gu-gue uhm..."

Ilham tersenyum miris, "gue tau, Rak, setidaknya lo juga gak boleh nyakitin Nanda walaupun dia jahat karena lo mencintainya." Ilham bertutur memohon kepada Raka. Raka semakin menunduk atas rasa bersalahnya. "Maaf, bukan maksud gue untuk menggurui lo nih. Tapi, sebagai abang, gue juga gak terima adik gue lo buat nangis terus." Lanjut Ilham sedih.

Raka diam, tetapi kali ini matanya mencari sosok yang disebutkan Ilham tadi, Jena. Terlihat bahagia sedang memotong kue di dampingi oleh kedua orang tuanya—ayah.

Janji itu. Pikir Raka yang kembali teringat akan peristiwa waktu itu yang menyebabkan dirinya harus mengorbankan perasaan Jena juga dirinya.

"Ham,"

Ilham menaikan alisnya.

"Gue mencintainya. Walaupun gak sebesar rasa cinta gue ke Nanda tapi gue pernah mencintainya." Jujur Raka dengan suara yang serak.

"Lo harus kasih tau Nanda. Jangan buat dia ninggalin lo. Bilang sama dia kalau lo cinta dia dan jujur sama dia kalau lo pernah cinta sama Jena. Setidaknya, lo akui itu biar dia tau dan nggak ada kebohongan diantara lo sama dia lagi."

Raka mengangguk. Dia mengusap wajahnya lalu membuang napas kasar dan barulah ia menghampiri Nanda.

Di peluknya tubuh yang masih gemetar itu.

"Gue sayang lo." Bisik Raka sebelum bibirnya menempel di kening Nanda.

Nanda kembali terisak.

"Gue nggak mau lo nyakitin dia, Nan, cukup jadi Nanda yang gue kenal. Nanda yang baik, yang penyayang. Karena itu semua yang bikin gue cinta sama lo." Gumam Raka memohon. "Lo bisa janji sama gue, hm?" Tanya Raka lembut.

WEIRD GIRL #WATTYS2020Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang